Persoalan pengelolaan sampah masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Indonesia. Riset terbaru Sustainable Waste Indonesia (SWI) di tahun 2018 mengungkapkan sebanyak 24 persen sampah di Indonesia masih tidak terkelola. Dari laporan tersebut diketahui juga jenis sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah organik sebanyak 60 persen, sampah plastik 14 persen, diikuti sampah kertas (9%), metal (4,3%), kaca, kayu dan bahan lainnya (12,7%). Â Â Â
Permasalahan yang semakin menggunung tersebut mendorong tiga mahasiswa Unpad, yaitu Nandha Afrilandha (Pertanian, 2014), Yoga Trianzar Malik (Kimia, 2014), Annisa Luthfiah (Kimia, 2017)  menggagas sebuah ide inovatif guna mengatasi permasalahan yang tengah terjadi, diantaranya dengan memproduksi plastik yang bersifat biodegradable dan edible untuk ikan yang berasal dari selulosa rami yang dapat menjadi alternatif dalam mengatasi masalah sampah di Indonesia.
"BIO-PLASMIC" merupakan nama dari produk inovasi tersebut. Produk ini berhasil membawa ketiga mahasiswa tersebut menjadi salah satu team yang lolos didanai dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa 5 Bidang yang diselenggalarakan oleh Kemenristekdikti di bidang PKM-Penelitian (PKM-PE). Pelaksanaan PKM-PE dibimbing oleh dosen Fakultas Pertanian Unpad, yaitu Dr. Pujawati Suryatmana, Dra., MP.
BIO-PLASMIC merupakan singkatan dari Bio-Plastic Multifunction. Produk ini merupakan alternatif lain yang harapannya dapat menggantikan atau mengurangi produksi plastik berbahan polimer sintesis.Â
Bahan yang digunakan dalam membuat bio plasmic ini berasal dari Selulosa Rami, sehingga produk ini dapat teruraikan lebih cepat atau biodegradable dibandingkan dengan plastik biasanya. Selain itu, produk ini juga dapat dikonsumsi atau edible oleh biota perairan, contohnya ikan.
Harapannya melalui PIMNAS ketiga mahasiswa tersebut dapat menyalurkan aspirasi serta dapat ikut serta memberikan solusi dalam mengurangi jumlah sampah di Indonesia. Dengan menjadikan produk ini sebagai alternatif pengganti plastik, diharapkan produk ini dapat mengurangi produksi plastik yang sulit untuk diuraikan / didegradasi dalam tanah sehingga permasalahan sampah di Indonesia dapat diatasi.