Mohon tunggu...
Razaani Mienfaalihah
Razaani Mienfaalihah Mohon Tunggu... Lainnya - seorang mahasiswi

- - -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswi yang Habiskan Waktu KKN dengan Mengobrol

15 Agustus 2020   02:28 Diperbarui: 15 Agustus 2020   02:24 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaksanaan kegiatan KKN di RW 012 Kelurahan Cibodasari, Kecamatan Cibodas, Tangerang, Banten

Tidak terasa sudah lebih dari 5 bulan sejak kasus pertama COVID-19 dikonfirmasi di Indonesia. Hingga saat ini sudah berbagai macam langkah penanggulangan pandemi dicetuskan oleh negara, salah satunya adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan ini kemudian mempengaruhi berbagai macam pelaksanaan kegiatan, tak terkecuali institusi-institusi pendidikan. Namun, hal tersebut tidak lantas menghalangi kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di lingkungan Universitas Diponegoro (Undip).

Terhitung sudah 42 hari sejak KKN Tim II Undip periode 2020 mulai dilaksanakan. Akibat adanya pandemi, mahasiswa Undip terpaksa melakukan kegiatan KKN berdasarkan domisilinya masing-masing. Saya, Razaani Mienfaalihah, seorang mahasiswi Kedokteran angkatan 2017 adalah salah satu peserta KKN Tim II Undip periode 2020 yang melaksanakan kegiatan KKN di tempat asal, yakni Kelurahan Cibodasari, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang.

Sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) nomor 3, yaitu “Kehidupan Sehat dan Sejahtera,” edukasi pola gizi seimbang untuk balita dan lansia sekaligus edukasi COVID-19 untuk mencegah transmisi lokal di lingkungan rumah tangga adalah dua program yang telah saya rencanakan dan laksanakan. Pada dasarnya, program KKN saya dapat diselesaikan hanya dengan mengobrol layaknya warga biasa. Jadi, inilah kisah tentang seorang mahasiswi yang menghabiskan waktu KKN ‘hanya’ dengan mengobrol bersama warga.

Selama pelaksanaan kegiatan, saya mendatangi rumah-rumah warga yang dihuni oleh balita dan/atau lansia, tentu saja dengan memperhatikan protokol kesehatan sehingga saya berusaha mencegah adanya perkumpulan warga yang tidak perlu. Turut mendengarkan kisah dan keluh kesah mereka, memberikan kesempatan untuk berkonsultasi terkait pola gizi seimbang dan COVID-19, melakukan edukasi sesuai program, dan tentu saja mengarahkan warga untuk turut mengambil satu langkah awal menuju perubahan. Suatu hal yang tampak sepele, namun ternyata memiliki dampak yang besar. Warga mulai membangun kepercayaannya kepada saya yang telah mendatangi rumah-rumah warga ‘hanya’ untuk mengobrol. Saya merasakan langsung bagaimana para warga mulai membuka perasaannya untuk saya yang lantas membuat mereka lebih mudah untuk mempercayai saya dan menerima edukasi yang saya berikan.

Setelah program selesai, dampak tersebut semakin terlihat di masa monitoring dan evaluasi program. Warga menunjukkan peningkatan ketaatan protokol kesehatan dan PSBB, antusiasme untuk memeriksakan kesehatan secara berkala, juga hubungan kekeluargaan yang semakin terjalin. Hasil tersebut sesuai dengan target yang saya harapkan. Penerimaan warga merupakan salah satu faktor kesuksesan program yang saya bawa.

“Saya harap, dengan berakhirnya KKN ini tidak lantas membuat Anda melupakan tempat dari mana Anda berasal. Saya berterima kasih atas perubahan yang telah Anda bawa untuk warga,” demikian penuturan dari salah satu warga RT 02/RW 012 Cibodasari, Cibodas, Tangerang sebagai penutup perjumpaan saya dengan mereka untuk kegiatan KKN ini. Meski begitu, saya cukup yakin bahwa selama 6 minggu ini saya juga merupakan salah satu warga yang turut belajar. Selama 6 minggu KKN dan menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama warga, banyak sekali hal-hal baik yang bisa saya ambil dan pelajari.

Saya percaya dengan ungkapan “perubahan itu datangnya dari diri sendiri.” Ketika saya tidak mampu mengambil hati para warga yang saya edukasi, bagaimana mungkin informasi yang saya berikan dapat diterima dan memberikan efek yang baik untuk jangka panjang?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun