Mulai terjawab, kenapa Jokowi memutuskaKiai Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya di Pilihan Presiden 2019 mendatang.Â
Diawali, Â silang sengkurat spekulasi siapa yang akan mendampingi Jokowi. Publik dibuat penasaraan dengan nama-nama yang tepat. Â Hingga muncul 10 nama. Berlanjut dengan inisial 'M'. Â Yang mendekati tiga nama, Â Moeldoko, Â Mahfud MD, Â dan Muhaimmin.Â
Publik pun kembali terhentak. Â Saat Jokowi dan koalisi partai pengusung mengumumkan secara resmi. Â Dan, Â nama yang diputuskan adalah KH. Ma'ruf Amin. Â
Spekulasi pun kembali muncul. Â Lantaran, Â Rois Aam PBNU dan Ketua Umum MUI dianggap tidak mampu menghantar Jokowi memimpin kedua kali Republik ini.Â
Keputusan tersebut pun menjadi polemik dan perdebatan. Â Mulai pro dan kontra. Â Terutama mereka yang kontra. Â
Pendukung Jokowi yang kontra terhadap pilihan tersebut. Â Mempunyai argumentasi. Â Kalau pendamping Jokowi yang pantas adalah Mahfud MD. Â Sosok mantan menteri pertahanan era Presiden Gus Dur ini. Â Dianggap mampu menutupi serangan lawan politik Jokowi yang mengunakan isu-isu politik identitas.Â
Perdebatan pun berlangsung di publik. Â Tapi Jokowi dan Kyai Ma'ruf menjawab spekulasi itu dengan datar dan normatif. Â Bahkan, Â se pekan setelah penetapan tersebut. Â Kyai Ma'ruf berangkat menunaikan ibadah haji.Â
Spekulasi tentang alasan tersebut, seperti tidak bertuah. Â Karena tidak ada yang berkopenten untuk menjelaskan. Â Partai pendukung pun, Â juga terjebak dengan narasi tersebut.Â
Itu berlangsung sampai 3 pekan saja. Â Alasan kenapa Kyai Ma'ruf yang diputuskan sebagai pendamping. Â Mulai terjawab satu persatu.Â
Ya, Â Kyai Ma'ruf sendiri yang jadi aktor menjawabnya. Â Kiai Ma'ruf selepas menunaikan Ibadah Haji. Â Menjawab keraguan tersebut. Dan membantah persepsi publik. Â Kalau penentuan Kiai Ma'ruf sebagai Wakil Presiden. Â Karena intervensi politik PBNU.Â
Kematangan diplomasi ditunjukan. Â Beberapa tokoh sentral gerakan kelompok Islam penentang pemerintah Jokowi, dirangkul satu persatu. Â