Mohon tunggu...
Rayi Angger
Rayi Angger Mohon Tunggu... Penulis - Halo

mengabadikan momen itu, asik!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Budaya Yogyakarta

7 Desember 2013   15:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:12 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh :Rayi Angger

Kraton Yogyakarta di mata masyarakat adalah ikon kota Yogyakarta, sekaligus menjadi pusat budaya di Yogyakarta. Akhir-akhir ini, akibat dampak moderenisasi budaya Kraton Yogyakarta kalah bersaing dengan budaya barat yang masuk di kota Yogyakarta. Selain itu, masyarakat luas yang didominasi anak muda kurang menyukai budaya Kraton yang dianggapnya ketinggalan zaman.

Meskipun anak muda kurang menyukai nilai-nilai budaya dari Kraton Yogyakarta. Tetapi dari pihak Kraton Yogyakarta tetap mempertahankan budaya Kraton lewat upacara adat yang diselenggarakan pada waktu tertentu. Seperti upacara mencuci senjata pusaka Kraton, serta upacara yang sering kita saksikan yaitu Grebeg Gunungan. Grebeg adalah upacara yang dilakukan 3 kali dalam setahun dalam rangka merayakan lahinya Nabi Muhammad SAW (Grebeg Maulud), hari raya Idul Fitri (Grebeg Syawal) dan pada hari raya Idul Adha (Grebeg Besar).

Upacara Grebeg lekat dengan upacara Gunungan. Gunungan dibuat dari berbagai makanan dan hasil bumi yang dibentuk menyerupai gunung, sebagai simbol kemakmuran kota Yogyakarta. Makanan serta hasil bumi tersebut akan dibagikan kepada rakyat.

Dalam perayaan Grebeg terdapat 6 macam gunungan, masing-masing mempunyai bentuk yang berbeda dan memiliki jenis makanan yang berbeda. Menurut kratonpedia.com, Gunungan Dharat adalah gunungan yang puncaknya berhamparkan kue besar dan di sekelilingnya ditancapi kue ketan yang berbentuk lidah.

Gunungan Gepak merupakan gunungan yang terdiri dari 40 buah keranjang yang berisi aneka ragam kue-kue kecil dengan 5 macam warna, yaitu merah, biru, kuning, hijau, dan hitam.

Gunungan Bromo terdiri dari beraneka ragam kue-kue yang di bagian puncaknya diberi lubang, sehingga tampak sebuah anglo berisi bara yang membakar kemenyan.

Gunungan Lanang terdiri dari rangkaian kacang panjang, cabe merah, telur itik, dan ketan. Di bagian puncaknya ditancapi kue dari tepung beras.

Gunungan Wadon merupakan gunungan yang terdiri dari beraneka ragam kue-kue kecil dan juga kue ketan.

Gunungan Pawuhan merupakan gunungan yang bentuknya mirip dengan gunungan wadon, namun pada bagian puncaknya ditancapi bendera kecil berwarna putih.

Sebulan sebelum acara Grebeg dimulai, di tempat yang bernama Magangan. Abdi Dalem sudah mulai memasak makanan dan bahan-bahan guna mempersiapkan gunungan tersebut, kemudian semua makanan dan bahan-bahan tersebut disusun menyerupai sebuah gunung.

Pada malam sebelum Grebeg dimulai, Gunungan di masukkan ke dalam Kraton. Pada pagi harinya, Gunungan dibawa menuju Masjid Besar, Kepatihan, dan Puro Pakualaman. Momen ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melihat para prajurit keraton yang memakai pakaian khas, selain tujuan khusus mereka yaitu ingin mencari berkah dengan bersusah payah berdesak-desakan untuk mengambil makanan dari gunungan tersebut. Meskipun masyarakat hanya mendapat sedikit, tapi mereka tidak kecewa karena mereka menganggap berkah yang didapat tidak berpengaruh dengan banyak sedikitnya makanan yang mereka ambil dari gunungan tersebut.

Dalam semua upacara adat Kraton Yogyakarta mengandung unsur kebudayaan. Yogyakarta sebagai kota pariwisata menjadikan kebudayaan dan adat kraton sebagai daya tarik utama bagi masyarakat yang mengunjungi kota Yogyakarta.

Dari prosesi Grebeg-an saja dapat mendatangkan banyak wisatawan baik nusantara maupun mancanegara yang datang khusus untuk melihat upacara adat yang ada di Kraton Yogyakarta. Kraton sebagai pusat kebudayaan Yogyakarta sekaligus objek pariwisata di kota Yogyakarta memberi banyak sekali suguhan kebudayaan yang dapat mendatangkan devisa bagi Yogyakarta sendiri dan khususnya obyek wisata Kraton Yogyakarta.

(Rayi Angger, Siswa Kelas X SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Twitter @rayiangger)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun