Mohon tunggu...
raushan fikri
raushan fikri Mohon Tunggu... Penulis - Annas Sultan Raushan Fikri Selaparang

Muda, Merdeka, Idealis, Berkarya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nasib Pendidikan di Tengah Pandemi

4 Juli 2020   00:30 Diperbarui: 4 Juli 2020   00:35 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pandemi virus corona sampai dengan hari ini belum bisa diredam, Semua orang lantas mengambil jarak demi memutus rantai penularan COVID-19. sekolah dan kampuspun di daringkan, virus corona juga memberikan dampak serius di berbagai macam sektor, salah satunya adalah sektor pendidikan, baik di Indonesia maupun secara global.

Parahnya lagi, hal itu terjadi dalam tempo yang cepat dan skala yang luas. apakah pengalihan mekanisme belajar-mengajar ini bisa efektif terlebih di beberapa wilayah sudah terjangkit virus Corona? melihat kurangnya ketersediaan fasilitas yang belum merata di setiap wilayah, tentu akan menjadi persoalan dan tantangan tersendiri bagi sumber daya manusia sebagai tenaga pengajar terkhusus yang gagap teknologi.

Dibawah kendali Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, nasib keberlangsungan pendidikan saat ini dan masa depan dipertaruhkan. Upaya yang dilakukan sebagai solusi menjadi sorotan. Kondisi ini menjadi jaminan dan tolak ukur kemampuan pemerintah dalam menangani sebuah kasus yang terjadi.

Berbicara soal pendidikan, tentunya juga menjadi tanggungjawab dan perhatian bersama. Keluarga adalah kelompok pertama yang diharapkan mampu memberikan edukasi bagi anak. Oleh karenanya, upaya mengalihan sistem belajar dari sekolah kembali ke rumah merupakan solusi terbaik yang bisa dilakukan.

Tetapi disisi lain pengamat pendidikan dari Center of Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji mengatakan berbagai kendala pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang ada di tengah wabah virus corona membuktikan bahwa sistem pendidikan di Indonesia belum siap untuk menghadapi pandemi.

Di dalam Pendidikan Jarak jauh seharusnya Mentri Pendidikan dan Kebudayaan harus memandu guru dan orang tua dengan petunjuk teknis yang jelas untuk membimbing anak belajar di rumah sebagai bentuk kepedulian dan perhatian atas lumpuhnya sektor pendidikan, ada beberapa hal juga yang perlu diperhatikan dalam pembentukan program belajar dari rumah. Salah satunya terkait kondisi ekonomi dan budaya masyarakat. 

Dari sisi ekonomi dinilai pembelajaran daring tidak bisa dilakukan merata, karena masih banyak siswa yang tak memiliki akses terhadap teknologi, atau tak mampu membayar biaya belajar daring. Sedangkan dari sisi budaya, Kemendikbud mesti memperhatikan budaya siswa yang belum bisa belajar mandiri.

Menurut saya Kemendikbud harus juga memikirkan secara teknis sistem dan metode pembelajaran dalam sistem PJJ ini, jangan hanya kemudia memikirkan tentang perpanjangan kuliah saja, karna sebetulnya masih banyak orang yang kebingungan di lapangan dalam prakteknya.

perubahan sistem pendidikan di masa pandemi ini mengalami beberapa perubahan dari konvensional menjadi digitalisasi, diantaranya:

  • Model pembelajaran
    Model pembelajaran konvensional atau tatap muka secara langsung beralih menjadi tatap muka dalam jaringan.
  • Sumber dan Media Pembelajaran
    Siswa dapat mengembangkan pembelajaran tidak hanya melalui tatap muka dan buku pelajaran, namun kini siswa dapat mengeksplorasi bahan materi dari berbagai sumber internet, baik dari web maupun melalui video YouTube. Tidak jarang juga masiswa scan bahan buku bacaan dari dosen, selain itu adanya pdf atau buku bacaan e-learning kini lebih sering dipergunakan.

Lalu dengan segala kekurangan dan kelebihannya bagaimana solusinya untuk pendidikan tidak mati dimasa pandemi dan lebih efektif:

  •  Setiap siswa dan guru harus bijak dalam kemudian memilih dan mencari cara agar proses pembelajaran jarak jauh/daring dapat berjalan dengan lancar, dan efektif.
  • perlunya membangun komunikasi intensif antara orang tua dan guru agar pembelajaran berjalan mendapatkan motivasi secara seimbang.
  • Sebaiknya pemerintah memiliki persiapan-persiapan tertentu dalam memajukan pendidikan agar tidak tertinggal dengan negara lain, karena pendidikan merupakan tonggak awal kemajuan suatu bangsa untuk mencetak regenerasi yang berkualitas.
  • Guru atau dosen harus menyesuaikan dengan minat dan kondisi masing-masing anak di tiap daerah.
  • tidak memberatkan anak dengan berbagai tugas yang banyak. 
  • Sebaiknya guru dan dosen bisa memberikan tugas yang menyenangkan dan tidak membebankan agar pembelajaran tetap efektif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun