Penduduk Indonesia, setiap tahun, bertambah empat hingga lima juta jiwa. Atau setiap hari  lahir 10.000 bayi. Sayang, kualitas sumber daya manusia (SDM) masih rendah. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia menunjukkan angka di urutan ke-124 dari 182 negara di dunia. Wajar bila sejumlah pengamat kependudukan menyebutkan Indonesia bisa mengalami musibah demografi pada tahun 2020 Musibah yang terjadi akibat penduduk usiamuda melimpah, tetapi tidak memiliki keteram-pilan dan pekerjaan. Padahal, jumlah penduduk yang banyak dan berkualitas bisa menjadi bonus demografl.
Bahkan, dapat menjadi kekuatan membanggakan, jika penduduk usia muda berkualitas tinggi Dengan kata lain, pemberdayaan SDM Indonesia, saat ini, menjadi keharusan untuk menghadapi berkah bonus demografi pada tahun 2025- 2030. Ketika itu, jumlah penduduk usia produk-tif, antara usia 15 dan usia 64 tahun, akan sangat tinggi.
Pemberdayaan SDM juga mampu memper cepat peningkatan produksi Negara Bonus demografi menjadi modal besar bagi Indonesia, bila kualitas SDM-nya tinggi dan memiliki daya saing di era pasar bebas. Selain itu, bonus demografi mampu melepaskan diri dari keterjebakan sindrom negara berkembang. Untuk itu. prioritas pembangunan nasional yang meletakkan bidang kesehatan sebagai pilar utama menjadi sangat penting.
Kebijakan yang merupakan pilihan bagi upaya percepatan pembangunan adalah kualitas kesehatan berbasis perdesaan. Kebijakan tersebut diarahkan pada prioritas bagi penjaminan ketersediaan dan berfungsinya determinan faktor kualitas kesehatan, yaitu dokter puskesmas bagi setiap puskesmas. Bidan desa bagi setiap desa. Air bersih dan sanitasi bagi setiap rumah tangga. Gizi seimbang terutama bagi ibu hamil, menyusui, bayi dan balita di seluruh perdesaan
