Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Dosen - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital Lecturer Guru SMP Al AKHYAR

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berbuat Salah di Sekolah adalah Anugrah Tak Ternilai

20 Mei 2018   15:24 Diperbarui: 20 Mei 2018   15:26 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ; gudangwallpapermu.blogspot.co.id

Kadang kala sekolah berubah bukan untuk menjadi tempat belajar dan mengajar.Sekolah berubah menjadi sarang dictator kecil. Dimana guru sebagai pengganti hitler di era modern. Kata-kata guru bagaikan sabda yang tak boleh di bantah. Ia hadir dalam bentuk wejangan, instruksi, dan tentu bisa dilihat sang siswa akan tertekan saat hadir di sekolah.

Saatnya membentuk jiwa humanis di sekolah. Pembelajaran tidak hanya satu arah dari guru ke siswa. Namun boleh jadi sebaliknya. Siswa harus diajarkan untuk berani berpendapat dan mengutarakan isi pikirannya walaupun dinilai nanti salah itu tak masalah.

Psikolog Janet Metcalfe dalam makalahnya, "Learning from Errors," tahun 2017, mengklaim bahwa menghindari dan mengabaikan kesalahan di sekolah tampaknya menjadi aturan di ruang kelas --- dan mungkin menghambat sistem pendidikan kita. Berdasarkan penelitian, ia berpendapat bahwa siswa sebenarnya dapat mengambil manfaat dari membuat kesalahan (dan memperbaikinya) daripada menghindari mereka dengan segala cara.

Dalam pembelajaran matematika misalnya ., terkadang rumus baku yang di terapkan oleh guru yang diadopsi dari kurikulum dan contoh buku pelajaran menjadi standar operasional. Padahal jika ditekankan siswa bisa mempelajarinya sendiri dengan memberikan teknisnya.  Guru di sekolah kita masih terpaku prosedur yang benar untuk memecahkan soal terlebih lagi sering memuji siswa hanya untuk jawaban yang benar saja. Jarang sekali siswa yang gagal menyelesaikan soal di motivasi.

Tentu bisa di tebak hasilnya akan merasa inferior bersaing dengan siswa lainnya mereka akan semakin takut untuk mengungkapkan ide idenya. Akan lebih bijak jika para Guru-guru jarang memuji murid-murid  dan meminta siswa  untuk menyelesaikan soal sendiri. 

Kemudian, sang guru menuntun  jika ada kesalahan umum dan membuat para siswa mengeksplorasi berbagai jalur pemecahan soal menuju solusi yang benar dan salah. Saya kira akan lebih bijak.

Siswa harus diajar percaya diri terhadap jawabannya sendiri 

Mengapa siswa harus yakin dengan jawabannya sendiri walaupun terdapat banyak kesahalan ? Beberapa penelitian menunjukkan bahwa semakin yakin Anda berada dalam jawaban yang salah, semakin besar kemungkinan Anda akan mengingat jawaban yang benar setelah Anda diperbaiki.

Intinya: Jika kita sebagai guru dan pendidik merangkul dan bahkan mempelajari kesalahan di kelas  siswa sebenarnya dapat belajar lebih banyak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun