Sekarang ini, hampir semua hal bisa dibantu sama teknologi, termasuk belajar. Tahun 2025 bisa dibilang jadi masa di mana penggunaan kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) dalam dunia pendidikan udah bukan hal baru lagi. Siswa kelas 12 yang lagi sibuk-sibuknya nyiapin diri buat SNBT atau UTBK, sekarang punya "teman belajar" baru: mulai dari ChatGPT, Gemini, Perplexity, sampai berbagai platform AI lain yang bisa diakses kapan pun.
Setiap tahun, persaingan buat masuk ke Perguruan Tinggi Negeri makin ketat. Ratusan ribu siswa dari seluruh Indonesia berebut kursi yang jumlahnya terbatas. Wajar aja kalau banyak yang akhirnya ngerasa harus belajar ekstra: ikut les, bimbel, atau latihan soal terus-menerus. Di tengah tekanan itu, AI terlihatseperti solusi yang praktis, murah, cepat, dan bisa bantu kapan aja. Tapi pertanyaannya, apakah AI bener-bener bisa bantu siswa kelas 12 buat lolos ke PTN, atau malah bikin mereka jadi terlalu bergantung?
AI Bisa Jadi Teman Belajar yang Berguna
Sebenarnya, AI bisa banget jadi alat bantu belajar yang efektif, asal digunakan dengan cara yang tepat. Salah satu kelebihannya adalah bisa diakses 24 jam. Misalnya, kamu bingung sama integral jam dua pagi, tinggal buka ChatGPT dan tanya. Gak perlu nunggu guru atau nunggu jadwal les.
AI juga bisa bantu penjelasan materi sesuai gaya belajar kamu. Misalnya kamu belum paham stoikiometri, kamu bisa minta AI buat jelasin pelan-pelan atau kasih contoh lain sampai ngerti. Gak perlu takut dianggap "banyak tanya" kayak di kelas.
Selain itu, AI juga berguna banget buat latihan soal. Kamu bisa minta dibuatkan soal dengan tingkat kesulitan tertentu, terus langsung dapet pembahasannya. Jadi kayak punya guru pribadi yang bisa bantu kapan aja.
Contohnya, ada siswa dari daerah terpencil di Kalimantan yang pengin masuk Teknik Informatika ITB. Karena susah cari bimbel, dia belajar pakai ChatGPT buat ngerti dasar pemrograman dan matematika lanjut. Tiap kali nemu soal susah, dia nanya, nyoba, lalu dikoreksi. Dengan cara itu, AI benar-benar jadi jembatan buat ngebantu siswa yang sebelumnya susah dapet akses belajar.
Tapi, AI Juga Tidak Sempurna
Meski kelihatannya serba bisa, AI tetap memiliki batas. Pertama, AI sebenarnya tidak dibuat khusus buat SNBT atau UTBK. ChatGPT dan sejenisnya dilatih dari data umum, bukan dari pola soal UTBK yang butuh strategi dan manajemen waktu. Ujian UTBK itu bukan cuma tentang paham materi, tapi juga gimana cara ngerjain soal dengan cepat dan tepat. Nah, hal seperti itu tidak bisa diajarkan oleh AI sepenuhnya.
Kedua, AI juga bisa salah. Kadang jawabannya terdengar meyakinkan, padahal ternyata keliru. Kalau kamu tidak mengecek ulang, bisa jadi malah salah paham. Itu kenapa penting banget buat tetap punya dasar pengetahuan yang kuat.
Selain itu, ada hal yang nggak bisa diganti sama teknologi, yaitu motivasi dan interaksi manusia. Belajar bareng teman atau guru bisa bikin suasana belajar lebih semangat. Ada rasa saling nyemangatin, apalagi kalau lagi capek. AI tidak bisa beri hal seperti itu.