Mohon tunggu...
Ratu A
Ratu A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Arsitektur

Mahasiswi Arsitektur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Hunian Vertikal sebagai Solusi Permasalahan Perumahan di Tangerang Selatan

19 Mei 2022   01:33 Diperbarui: 19 Mei 2022   01:36 1299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hunian Vertikal (sumber: https://www.zameen.com/)

Dalam hidupnya, manusia tentu membutuhkan tempat tinggal. Tempat tinggal menjadi salah satu dari 3 kebutuhan pokok manusia selain makanan dan juga pakaian yang harus dipenuhi. 

Rumah sebagai bangunan tempat tinggal memiliki beberapa fungsi, salah satunya yaitu agar dapat melindungi manusia dari iklim hingga lingkungan sekitar. Manusia mengembangkan diri mereka, membentuk keluarga, serta membina kehidupan sosial budaya di dalam rumah. 

Selain itu, dari rumahlah manusia dapat berperan serta dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat. (Sasmito, 2012). Menurut UU No. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, dinyatakan bahwa rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.

Pertumbuhan penduduk menjadi salah satu dari penyebab permasalahan pada perumahan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa jumlah penduduk di bumi terus meningkat dan tentunya setiap individu juga membutuhkan rumah untuk memenuhi kebutuhannya. 

Oleh karena itu, jumlah penduduk yang meningkat akan berpengaruh terhadap peningkatan akan kebutuhan tempat tinggal. Namun, terdapat kendala pada pemenuhan kebutuhan akan rumah bagi masyarakat tersebut, yakni adanya keterbatasan lahan yang berpengaruh pada peningkatan harga rumah itu sendiri.

Untuk merespon permasalahan keterbatasan lahan tersebut, hunian vertikal menjadi salah satu solusinya. Secara etimologis, hunian vertikal dapat diartikan sebagai kediaman atau tempat tinggal  yang dapat dihuni yang disusun secara vertikal karena berbagai alasan, yang pada umumnya tingkat densitas wilayah kota yang tinggi (Priambodo, Purwani, & Iswati, 2022). 

Perkembangan hunian vertikal diarahkan untuk dapat menyiasati minimnya ketersediaan lahan dan sebagai upaya untuk meningkatkan rasio ruang terbuka hijau di perkotaan. (Bachtiar et al., 2019)

Dilansir dari Priambodo, Purwani, & Iswati (2022) Secara umum, hunian vertikal di Indonesia dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu:

1. Apartemen

Berdasarkan tipe pengelolaannya, apartemen diklasifikasikan menjadi apartemen servis, apartemen perseorangan, dan apartemen milik bersama. Apabila berdasarkan lokasinya, apartemen diklasifikasikan menjadi city apartment, airport apartment, sub urban apartment, dan semi residential apartment. Kemudian, berdasarkan tipe unitnya, apartemen diklasifikasikan pula menjadi beberapa tipe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun