Mohon tunggu...
Ratna Endang Widyasari
Ratna Endang Widyasari Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S2 di STTRI Jakarta

latar belakang saya adalah seorang guru SMA, saya suka musik dan memasak, topik favorit saya adalah konten tentang pendidikan, psikologi, teologi dan spiritualitas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku Ciptaan Allah Aku Berharga

2 Desember 2022   20:09 Diperbarui: 2 Desember 2022   20:35 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa waktu yang lalu saya menemukan sebuah artikel tentang sebuah fenomena menarik tentang para orangtua di korea selatan yang senang memberikan hadiah operasi plastik (oplas) pada anak perempuannya yang telah lulus sekolah menengah atas dan akan memasuki jenjang pendidikan di universitas, hadiah ini diberikan sebagai ungkapan rasa bangga dan apresiasi orang tua atas prestasi anaknya, yang mungkin bentuk hadiahnya bagi sebagian kita masyarakat di Indonesia ini selintas terdengar kurang lazim, karena mungkin berbeda dengan cara mengekspresikan kasih sayang orang tua terhadap anak pada umumnya.

Tetapi faktanya di korea tindakan oplas seperti ini adalah sesuatu yang lumrah, biasa saja dan bisa disetarakan dengan membeli pakaian baru, karena menurut pandangan masyarakat korea selatan wajah cantik dianggap sebagai "senjata" untuk mendapat pekerjaan dan juga  untuk kemajuan dalam karir dan mereka beranggapan bahwa kesan pertama sangat penting dan bagian terpenting dari wajah adalah mata, sehingga sebagian besar dari mereka melakukan operasi kelopak mata ganda.

Agar mata mereka menjadi lebih besar dan indah. Hal ini membuat mereka tampil lebih percaya diri akan penampilannya dan merasa jauh lebih cantik daripada sebelum operasi, dan hal ini bukan lagi dianggap sebagai sebuah kemewahan tetapi sudah menjadi sebuah kebutuhan, dan bagian dari cara orang tua untuk memperlengkapi anaknya mencapai kesuksesan dimasa depan. Apakah anda setuju pendapat ini? 

Mari kita bersama melihat fakta lainnya, beberapa waktu yang lalu juga sempat viral di berbagai medsos mengenai seorang ibu di jepang yang memaksa anaknya yang masih berusia 10 tahun untuk melakukan operasi plastik, dengan alasan karena ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya, sang ibu berharap dengan tindakan ini anaknya tumbuh menjadi sosok yang lebih percaya diri.

Karena sang ibu memiliki pengalaman di masa kecil dimana dirinya dipandang rendah oleh orang disekitar karena penampilan fisiknya. Hasil survey penelitian pada tahun 2021 di Jepang menunjukan bahwa sembilan dari sepuluh responden berusia remaja mempertimbangkan oplas sebagai cara mengatasi perasaan rendah diri atau minder. 

Bagaimana dengan Indonesia ? pada awal tahun 80 an, kebanyakan artis atau kaum selebritas di Indonesia biasanya akan menyembunyikan rahasia oplas mereka ke publik karena hal tersebut masih dianggap tabu untuk dibahas secara terbuka tetapi perkembangan belakangan ini kita dapat melihat pergeseran, sekarang ini dengan penuh kebanggaan banyak orang dari berbagai kalangan mempublikasikan hasil oplas mereka di halaman medsosnya bahkan beberapa juga mendapatkan wawancara eksklusif dari media.

Dengan yakin mereka membuat pernyataan bahwa operasi plastik adalah jalan pintas untuk mendapatkan kecantikan ideal versi selera mereka, dan menjadi sebuah alternatif cara untuk mendapatkan rasa percaya diri, dengan memiliki  penampilan yang lebih cantik dan awet muda. Tetapi apakah masalah kepercayaan diri ini akan selesai dengan operasi plastik ?  Atau sesungguhnya ada masalah yang lebih krusial dari itu ? 

Lalu bagaimana kita meresponi fenomena ini sebagai wanita kristen dan mungkin sebagian kita juga menjalani peran sebagai seorang ibu, apakah kita juga seorang wanita yang memiliki pergumulan dengan percaya diri dan penerimaan diri ? apakah kita sudah cukup puas dengan bentuk tubuh, warna kulit, tinggi badan, berat badan kita sekarang ? atau kita merasa ada sesuatu yang kurang yang membuat kita kehilangan percaya diri ? jika kita memiliki dana dan kesempatan akankah kita mempertimbangkan tindakan oplas sebagai solusinya ? 

Apa yang akan kita katakan jika anak kita bertanya tentang hal ini ?  Dan sebagai seorang ibu, value apakah yang sudah kita ajarkan dan teladankan kepada anak-anak kita dalam mendampingi bertumbuh mengenali diri? Apakah mereka adalah anak-anak yang secure dan sehat dalam menilai dirinya? Apakah kita sudah memiliki landasan yang benar dalam membangun citra diri kita sebagai seorang wanita ? mari kita berefleksi sejenak, dengan melihat kedalam diri kita masing-masing.

Untuk merespon fenomena dan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas mari kita merenungkannya dengan kembali kepada pengajaran Alkitab yang kita imani dan yakini sebagai sumber kebenaran, Alkitab menyatakan bahwa manusia adalah ciptaan yang paling istimewa diantara ciptaan Allah lainnya.

Karena manusia diciptakan menurut imago dei segambar dan serupa dengan Allah sang pencipta (Kej 1:26-28; Yak. 3:9). Jadi, setiap individu manusia yang dicipta menurut gambar Allah adalah gambar Allah (I Kor 11:7) dan memiliki gambar Allah dalam dirinya (I Kor. 15:49); Adam disebut anak Allah (Luk 3:38), keturunan Allah (Kis. 17:28).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun