Mohon tunggu...
ratih puspa
ratih puspa Mohon Tunggu... Bankir - swasta

suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melawan Radikalisme dalam Konteks Kekinian

4 November 2017   09:34 Diperbarui: 4 November 2017   09:54 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Generasi Millenial - www.i-admin.com

Pemuda Indonesia mempunyai sejarah yang tidak bisa dilupakan. Jauh sebelum Indonesia merdeka, para pemuda sudah mengikrarkan sumpah pemuda. Sebuah sumpah yang ingin merekatkan keberagaman, dalam wadah yang sama yaitu Indonesia. Melalui sumpah ini, para pemuda mendorong agar tidak ada lagi ego kedaerahan. Meski pada dasarnya banyak suku di negeri ini, para pemuda sudah mendorong agar kita satu bahasa, satu nusa satu bangsa, yaitu Indonesia. Meski ada yang berasal dari Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan lain sebagainya, kita tetap sama yaitu warga negara Indonesia.

Ketika masa kemerdekaan, peran pemuda juga tidak bisa dilupakan. Bung Karno, Bung Hatta, dan tokoh terpelajar lain merupakan tokoh-tokoh yang mengantarkan Indonesia menuju kemerdekaan. Bung Tomo dan para santri yang juga merupakan generasi muda, telah berhasil mempertahankan Surabaya ketika akan dikuasai penjajah. Mereka-mereka ini adalah para pemuda yang patut kita teladani. Semangat mereka menjaga NKRI dari segala ancaman, semestinya menjadi teladan bagi generasi muda sekarang.

Lalu apa yang menjadi ancaman saat ini? Bukankah sudah tidak ada lagi perang? Bukankah sudah tidak ada penjajahan secara fisik? Betul, tapi radikalisme dan terorisme merupakan salah satu ancaman yang riil bagi generasi muda saat ini. Paham yang mengusung ideologi kekerasan ini, seringkali menjadikan generasi muda sebagai korban. Anak muda dianggap sebagai korban yang empuk, karena masih dalam proses pencarian jati diri. Para pemuda umumnya juga mempunyai keberanian tinggi. Karena kelebihan inilah, kelompok radikal dan teroris melakukan berbagai cara, untuk mempengaruhi para generasi muda di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Sebagai generasi muda yang cinta NKRI, semestinya turut serta aktif dalam upaya menangkal penyebaran bibit radikalisme di tengah masyarakat. Saat ini, radikalisme telah menyusup ke setiap lini kehidupan. Di lembaga pendidikan misalnya, mulai dari level pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi, mulai banyak disusupi ideologi radikalisme.

Tidak hanya mahasiswa, tapi dosen pun juga ada yang telah terpapar radikalisme. Dan penyebaran itu, salah satunya dilakukan secara masif di media sosial. Untuk itulah, mari kita bangun gerakan bersama untuk membersihkan media sosial dari segala virus radikalisme dan kekerasan. Mari menyebarkan virus positif, yang bisa memprovokasi terjadinya kedamaian di seluruh negeri.

Serangan konten radikal di dunia maya ini, harus menjadi perhatian kita bersama. Generasi milenial, yang akrab dengan dunia gadget dan teknologi, diharapkan juga turut memberikan kontribusi. Caranya mudah saja, sebarkan ajakan berbuat baik di dunia maya. Berbuat baik ini bentuknya bisa bermacam-macam. Jika diantara kita gemar membuat vlog, maka buatlah vlog yang bisa menumbuhkan rasa saling menghormati, saling menghargai dan tolong menolong antar sesama. Jika kita gemar menulis, maka ajaklah semua orang dalam tulisan-tulisan Anda, untuk menyebarkan pesan-pesan damai. Tulislah hal-hal yang bisa menginspirasi untuk berbuat kebaikan. Jangan menulis ujaran kebencian, yang justru bisa berpotensi merusak persatuan dan kesatuan.

Jika kita bisa melakukan itu semua, lalu kita sebarkan melalui broadcast message ataupun fasilitas yang lain, tentu akan bisa menghasilkan hal-hal yang positif. Bayangkan jika semua orang di negeri ini, yang saat ini banyak menggunakan waktunya di dunia maya melakukan penyebaran pesan damai ini, maka pesan-pesan negatif kelompok radikal akan terkikis. Dan inilah salah satu pola melawan penyebaran ideologi radikal, dalam konteks kekinian. Melawan dengan cara memanfaatkan kecanggihan teknologi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun