Mohon tunggu...
Rasyid Musdin
Rasyid Musdin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (2015)

Apa saja saya tulis, asalkan bisa di tulis. Musik Klasik kesukaanku, bermimpi dan mendaki adalah jiwaku, buku adalah kekasihku, dan membaca buku adalah kewajibanku. Dengan menulis, dunia mengenalku. Dunia mengenalku, maka aku adalah pelaku sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Politik Aristoteles

4 Desember 2018   16:12 Diperbarui: 4 Desember 2018   16:36 3061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://avicennatitans.wordpress.com

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, sehingga dalam setiap dimensi perilaku di lingkungan sosial sangat membutuhkan adanya peran orang lain. 

Makna tersebut diartikan oleh Aristoteles sebagai zoon politicon atau animal society yang bermakna makhluk sosial. Manusia  tidak dapat hidup sendiri melainkan membutuhkan peranan orang lain untuk  berinteraksi, proses tersebut memiliki tujuan tertentu yakni memenuhi kebutuhan sosial dirinya sendiri maupun masyarakat. Egoisme manusia lah yang melahirkan dampak merugikan bagi masyarakat sekitar dimana dia hidup. 

Sebagaimana Glaucon dalam buku republika karya Plato menyebutkan bahwa manusia memiliki kehendak bebas. Dengan kehendak bebas tersebut, orang merasa senang untuk melakukan sebuah kejahatan atas nama kebebasan tersebut tetapi ia merasa tidak senang apabila orang lain melakukan tindakan yang sama kepada dirinya sendiri. 

Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah konvensi  untuk melahirkan sebuah hukum.  Ia juga menyatakan bahwa hukum dan moralitas lahir dari pada konvensi yang dilakukan oleh manusia, dan negara merupakan hasil dari konvensi manusia itu sendiri untuk melindungi kepentingan yang ada didalamnya. 

Seperti mengamini apa yang disampaikan dalam buku republika, Aristoteles juga memandang hal yang serupa. Namun dia tidak serta merta mempercayai sebuah argumentasi apabila tidak ditemukan kebenarannya terlebih dahulu.

Aristoteles memaknai konvensi pada hakikatnya bertujuan untuk menciptakan kehidupan yang baik bagi manusia, pendapatnya tersebut melahirkan gagasan politik. 

Politik menurut  Aristoteles berasal dari kata Polis yang berarti kota atau perkumpulan. Politik menurutnya tidak hanya sebatas perkumpulan semata akan tetapi memiliki tujuan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik, tidak hanya sebatas dirinya sendiri akan tetapi kepentingan umum juga termasuk dalam tujuan politik itu sendiri. 

Politik memiliki tujuan kemaslahatan. Dalam pelaksanaannya,  politik diibaratkan sebuah bongkahan batu dan manusia merupakan pelaku untuk memoles bongkahan batu tersebut. Untuk melahirkan  tujuan politik, terdapat tiga poin penting untuk mewujudkan sebuah  kehidupan yang baik. Pertama, adanya  bongkahan yang akan kita poles menjadi  bentuk tertentu. 

Kedua, sebelum mewujudkan bentuk tersebut, terlebih dahulu kita menganalisis dan membayangkan bagaimana bentuk itu akan kita ciptakan. Hal ini berkaitan dengan tahap-tahap yang kita butuhkan dan kita perseiapkan untuk membuat bentuk tersebut. Ketiga, adanya tujuan yang dihasilkan setelah bentuk tersebut diciptakan. 

Dalam poin ini, Aristoteles menyatakan bahwa keberuntungan dan ekonomi adalah salah satu dari tujuan setelah bentuk patung tersebut tercipta. Setelah tujuan manusia tercapai, maka akan melahirkan kehidupan yang baik dan kejahteraan (Eudaimonia). Aristoteles menyebutkan eudaimonia dalam pemikirannya (Etika Nikomakhean) menyebutkan eudaimonia merupakan hakikat dari pada politik itu sendiri.    

Perkembangan zaman dan egosime manusia merupakan hambatan untuk menciptakan sebuah politik yang baik. Orang berbondong-bondong menciptakan kehidupan  mewah untuk kepentingan pribadi, padahal makna dasar dari politik tidaklah membenarkan perilaku yang menguntungkan diri sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun