Mohon tunggu...
Rasuna Siswodiharjo
Rasuna Siswodiharjo Mohon Tunggu... -

Mencoba beraktivitas dan berlatih untuk menulis wacana, opini, dan reportasi. Karena masih belum menjadi wartawan, copywriter, atau pun profesi penulis lainnya. Masih belum yakin dengan kemampuan menyusun kata yang seharusnya mulai dicobakan. Apakah ada yang tertarik menggunakan jasa menulis saya yang belum berpengalaman ini dengan harga bersaing?

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana Sebagai Portal untuk Kompas

12 Oktober 2010   05:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:30 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Saya baru dua minggu ini bergabung di komunitas Kompasiana. Yang saya rasakan, tulisan-tulisan di Kompasiana cukup bermutu dan terdapat interaksi yang intens dari para editor. Yang saya amati, bila ada tulisan cukup menarik maka akan dijadikan Highlights, dan prosesnya sangat singkat, hanya sekitar 30 sampai 60 menit saja dari tulisan dipublish sampai direview dengan cepat oleh para editor. Bahkan, editor tidak hanya mereview, tapi juga memperbaiki ejaan atau letak huruf besar yang tidak benar, terutama dalam judul tulisan.

Jika tulisan dari Kompasioner ini benar-benar bagus, maka editor akan menempatkan tulisan tersebut sebagai Headlines yang berada di halaman muka dan menonjol. Bahkan editor akan menambahkan foto-foto supaya lebih menarik. Saya beruntung, meski pun baru bergabung tetapi yang saya lihat sudah dua tulisan saya yang dianggap sebagai Headlines. Terima kasih kepada tim editor Kompasiana.

Proses untuk memilah kemudian menseleksi untuk kategori Headlines juga cukup cepat. Saya yakin, punggawa Kompasiana sangat aktif memantau tulisan-tulisan yang masuk, sehingga kualitas tulisan Kompasiana semakin lama semakin bagus.

Saya melihat bahwa proses seleksi tulisan di Kompasiana sangat efektif, cepat, dan terus dijaga kualitasnya. Hal-hal inilah yang menjadi kunci keberhasilan Kompasiana untuk membentuk sebuah komunitas yang unik.

Lalu, saya mengamati bahwa Kompasiana hanya berupa sempalan yang tidak terintegrasi dengan media mainstreamnya, yaitu Harian Kompas, Kompas Online mau pun majalah-majalah yang bersekutu dengannya. Tentunya akan lebih efisien, bila Kompasiana dijadikan sebagai portal untuk masuknya tulisan-tulisan yang ditujukan untuk diterbitkan di media mainstream. Ini pemikiran saya saja, tetapi jika para Kompasioner mendukung apalagi disetujui dan dilaksanakan oleh Kompasiana, saya yakin Kompasiana akan tumbuh menjadi lebih besar.

Kompasiana sebenarnya berpotensi menjadi portal untuk Kompas. Sekarang ini, tulisan di Kompasiana dianggap tidak layak muat di media mainstream, mungkin begitu pemikiran punggawa dan petinggi Kompas. Jadi, tulisan-tulisan untuk media mainstream masih ditulis dan dikirim ke editor media mainstream.

Padahal kalau Kompasiana dijadikan portal untuk Kompas, akan lebih efektif dan terintegrasi untuk seluruh jaringan media yang bersekutu dalam Kompas Group. Jadi, semua tulisan yang dikirimkan untuk dimuat di media mainstream juga dimasukkan melalui Kompasiana. Proses editing yang dilakukan pun tidak terlalu lama, karena melihat kinerja editing Kompasiana sudah sangat bagus.

Jadi begitu tulisan dikirim ke Kompasiana, diberikan pilihan apakah berniat untuk ditujukan untuk dimuat di media mainstream atau tidak. Jika tidak, maka tulisan tersebut hanya menjadi artikel Kompasiana. Jika ya, maka editor akan memutuskan, apakah artikel tersebut layak tayang di media mainstream atau tidak. Jika tidak layak, maka tulisan tersebut tetap dipublish sebagai artikel Kompasiana. Jika layak tayang, maka tulisan tersebut akan di-treat sebagai sumbangan tulisan untuk media mainstream. Ini mungkin membutuhkan waktu tunggu, tidak perlu terlalu lama, 2-3 hari sudah cukup. Apabila tidak dimuat juga, atau di-reject, maka tulisan akan kembali muncul sebagai artikel Kompasiana saja.

Nah, ini yang menarik. Apabila artikel Kompasiana tersebut setelah direview oleh para editor media mainstream dan dinyatakan untuk dimuat, maka artikel tersebut menjadi komersial dan dimuat di media mainstream. Penulis pun berhak mendapatkan honor atas tulisan tersebut. Enak kan buat penulis artikel Kompasiana? Jadi bisa mendapatkan tambahan pendapatan dari tulisan-tulisannya.

Konfigurasi ini, yaitu membuat Kompasiana sebagai portal untuk Kompas, juga akan menyederhanakan proses masuknya tulisan untuk media mainstream di Kompas Group. Sehingga Kompas hanya memerlukan satu channel saja, yaitu Kompasiana untuk seluruh media groupnya. Ini artinya efisiensi biaya serta memanfaatkan sistem yang sudah bagus di Kompasiana.

Pengaturan ini juga akan menambah bobot penulis Kompasiana, karena akan meminimalkan penulis yang memakai nama samaran, seperti saya contohnya. Dengan sistem ini, maka anggota komunitas Kompasiana, jika ingin tulisannya dimasukkan dalam media mainstream, harus menunjukkan scan kartu tanda pengenal seperti KTP dan nomer rekening bank. Nomer rekening bank dimaksudkan sebagai tempat untuk transfer uang honor tulisan yang dimuat di media mainstream.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun