Mohon tunggu...
Rapiki ihsannasution
Rapiki ihsannasution Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Komunikasi penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Spiritualitas Keimanan di Tengah Pandemi Covid-19

14 Agustus 2020   11:05 Diperbarui: 14 Agustus 2020   11:04 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat ini negeri kita telah dilanda dengan adanya wabah Covid--19, penyakit yang ganas dan sangat berbahaya serta mematikan. Covid-19 tak lagi dianggap lelucon melainkan suatu ancaman. Ia bisa menyerang siapa saja tanpa memandang siapa orang yang diserangnya. Ia menyebar begitu cepat sehingga ia berada di berbagai tempat dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia.

Pandemi Covid-19 sedang menyingkapkan apa yang tidak terlihat dalam diri manusia. Ia membuat ketakutan dan kerapuhan pada diri manusia. Salah satu contohnya adalah perilaku orang - orang yang berduyun - duyun ke pusat perbelanjaan untuk membeli sebanyak - banyaknya apa saja yang dapat disimpan setelah mendengar pernyataan Presiden mengenai permasalahan Covid-19. Ketakutan menggerakkan masyarakat untuk menimbun barang di dalam lumbungnya.

Korban Covid-19 di indonesia terus bertambah dan berjatuhan, banyak penduduk indonesia yang meninggal dunia serta kehilangan mata pencaharian pada masa wabah Covid-19, para pengusaha banyak yang menggulung tikar perekonomian menurun dengan sangat drastis membuat angka kemiskinan bertambah di indonesia.

Dengan maraknya Covid-19 membuat Realitas para penimbun masker untuk dijual dengan harga tinggi menjadi tandanya. Mereka tidak memperhitungkan kelompok prioritas seperti para penyintas kanker. Mereka tak menghiraukan jika para penyintas kanker semakin menderita karena kelangkaan masker akibat ulah mereka. Yang utama bagi mereka adalah keuntungan diri sendiri. Karena hidup mereka ditempatkan sebagai pusat semesta yang mana semua hal bergerak secara sentripetal kepadanya.

Salah satu hal yang perlu disadari dalam masa ini adalah bahwa pandemi Covid-19 sedang menguji spiritualitas seseorang. spiritualitas yang dimaksud dalam tulisan ini adalah relasi setiap orang dengan dirinya dan hal - hal lain di luar dirinya sebagai hasil relasinya dengan Allah.

Spiritualitas tidak sekedar relasi pribadi seseorang dengan Allah yang bersifat mistik, melainkan juga meliputi relasi orang itu dengan orang lain, alam sekitar, maupun situasi dan keadaan di luar dirinya yang kasat mata. Apa yang keluar dari seseorang adalah hasil dari relasinya dengan Allah.

Dalam Islam penyakit itu sering dikaitkan dengan Bala' musibah, fitnah, adzab. Penyakit juga dapat berbentuk kuman sejenis bakteri yang merupakan ciptaan Allah meskipun melalui hasil perbuatan manusia itu sendiri Bimaa kasabat aydin-nas. 

Dengan kata lain menggunakan istilah Waba' atau thaa'uun. Arti thaa'uun adalah suatu penyakit yang menular dengan penyebaran jangkauan yang sangat luas, penyakit yang mencemari udara dan dapat menggerogoti tubuh serta penyakit yang dapat mengakibatkan kematian dengan waktu sepersekian detik, sangat cepat.

Sebagai orang yang beriman, kita mesti menyakini bahwa, wabah tersebut adalah bentuk ujian yang harus kita hadapi. Sebagaimana dalam Al-Qur'an telah dijelaskan :

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk." ( QS. Al -- Baqarah 155 : 157 ).

Sebagaimana hadist menyatakan, "Dari 'Aisyah R.A., aku bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai wabah penyakit menular yang mematikan. Beliau menjawab bahwa wabah itu merupakan azab hukuman yang dikimkan Allah kepada siapapun yang dikehendaki-Nya, tetapi Allah menjadikan itu sebagai Rahmat bagi orang-orang yang beriman (karena) barang siapa yang mendapati wabah penyakit disuatu negerinya lalu ia tetap tinggal di situ dengan sabar lantaran mengharap pahala Allah serta yakin bahwa segala sesuatu yang menimpanya pasti sudah ditentukan olah Allah, maka jika meninggal dunia baginya pahala seperti orang yang gugur syahid dijalan Allah." (HR. Bukhari)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun