Mohon tunggu...
BANYU BIRU
BANYU BIRU Mohon Tunggu... Penulis - Guru | Pecandu Fiksi

Orang yang benar-benar bisa merendahkanmu adalah dirimu sendiri. Fokus pada apa yang kamu mulai.Jangan berhenti, jangan merendah, selesaikan pertandinganmu. Kita berkarya untuk keabadian. Sesungguhnya karya adalah anak. Biarkan ia berproses, tumbuh dewasa dan menemukan jodohnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dosa yang Dianggap Pantas: Ketidakpuasan

26 Mei 2020   15:30 Diperbarui: 26 Mei 2020   15:39 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum lanjut, Jerry menekankan bahwa ada ketidakpuasan yang dibenarkan. Ketidakpuasan dengan pertumbuhan rohani kita. Jika tidak, kita akan berhenti untuk bertumbuh.

Banyak hal yang tidak membuat kita puas, misalnya pernikahan tanpa keturunan, hasil ujian yang tidak sesuai ekspektasi, keberadaan fisik (mungkin cacat, kurang ganteng atau kurang cantik, dsb). Khususnya tentang fisik, kita harus menerima diri kita dan Mazmur 139:13 dapat menjadi penghiburan yang luar biasa karena Allah sendiri yang membentuk kita dalam kandungan ibu. 

Cacat fisik bukan suatu kutukan atau penghalang kita untuk bekerja bagi Allah. justru ketika kita bisa bangkit melawan keterbatasan kita, kita bisa menjadi saksi yang hidup atas karya Allah. Banyak orang diluar sana yang dalam keterbatasannya justru mampu menunjukkan talentanya. 

Dalam Alkitab kita bisa melihat orang buta, bernama Bartimeus (Markus 10:46-52) ia berseru pada Yesus agar Yesus mengasihani-Nya dan kita juga bisa lihat pernyataan Yesus, Bartimeus diselamatkan oleh iman-Nya. Ketika kita membuka hati pada Yesus, kita memiliki pengharapan dan ada waktu-Nya Tuhan memberikan yang terbaik dalam kehidupan kita.

Bahan Bacaan.

Bridges, J. (2008). Respectable Sins : Dosa-dosa yang dianggap pantas. Bandung: Pionir Jaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun