Pengabdian Masyarakat di Tengah Pandemi; KKN Relawan Covid-19 UNS

Pada awal tahun 2020 virus Covid-19 menyebar keseluruh penjuru dunia tak terkecuali di Indonesia. Penyebaran virus ini sangatlah cepat sehingga menjadi pandemi. Dalam menangani kasus pandemi ini pemerintah berupaya membuat kebijakan-kebijakan protokol kesehatan untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19, dari physical distancing hingga kebijakan new normal. 

Tentunya dengan kebijakan tersebut banyak perubahan pada struktur dan aktifitas masyarakat yang diperbarui. Menagkap fenomena tersebut pihak Universitas Sebelas Maret (UNS) membuat progam pengabdian masyarakat berupa KKN Relawan Covid-19.   

Pada tahun ini progam KKN yang dilakukan pihak UNS memfokuskan pada edukasi dan pembangunan masyarakat guna menjalani dan melewati  masa pandemi. Menurut Rektor UNS Prof. Jamal Wiwoho progam KKN relawan Covid-19 ini menargetkan pada  masyarakat umum yang tidak terkena dampak sosial-ekonomi akibat PHK, masyarakat yang terkena dampak sosial-ekonomi akibat PHK yang lokasinya berada di lokasi mahasiswa berada saat ini yang rentan dengan Covid-19, dan masyarakat yang terkena dampak dimana masyarakat itu ada di lokasi mahasiswa UNS yang berstatus PDP, ODP, dan OTG. 

Ada beberapa tema besar yang diusung pada progam KKN Covid-19 seperti kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, ketahanan ekonomi masyarakat, dan pendidikan selama pandemi Covid-19. . Pelaksanaan KKN kali ini dibagi menjadi tiga gelombang, yakni tanggal 1 Mei -19 Juni 2020 dilaksanakan gelombang yang  pertama, 15 Mei - 30 Juni 2020 dilaksanakan gelombang yang kedua dan 2 Juni - 17 Juli 2020 dilaksanakan gelombang yang ketiga. Progam KKN Covid-19 ini  dilakukan secara individual oleh mahasiswa ditempat sekitar lingkungan mereka. Kegiatan KKN dilakukan baik secara daring maupun luring.

Seperti yang dilakukan Rani Kasih Setianingsih (K7517054) salah satu mahasiswa UNS jurusan pendidikan administrasi perkantoran yang melaksanakan KKN pada gelombang ketiga selama 45 hari dari tanggal 2 Juni - 17 Juli 2020. Rani dengan dibimbing oleh Setyowati S.P, M.P selaku dosen pembimbing melakukan KKN di  Ngoresan RT 002/ RW 017 Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah dengan tema besar Supporting Keselamatan Masyarakat terhadap Covid-19. Untuk membantu keselamtan masyarakat Rani memiliki beberapa progam kerja seperti pelatihan pembuatan disinfektan secara mandiri, pembagian handsanitaizer, edukasi tentang PHBS pada masyarakat, serta pembuatan alat handsanitaizer portable.

whatsapp-image-2020-08-14-at-22-15-56-5f36dc61d541df217a2c62a2.jpeg

   Pelatihan pembuatan disinfektan mandiri dilakukan secara daring melalui video yang diunggah via grup whatsapp warga ngoresan. Hasil disinfektan  yang telah dibuat diabagikan bersama handsanitazer kepada masyarakat. Dengan pembagian disinfektan dan handsanitaizer masyarakat dapat terbantu ditengah kelangkaan disinfektan dan handsanitaizer di pasaran.

Untuk edukasi masyarakat tentang pentingnya PHBS dan info seputar covid-19.  Rani menggunakan media grup wahatsapp warga serta memposting pada akun instagramnya @ranikasih13.Materi yang disampaikan antara lain adalah cara penyebaran, dan cara pencegahan Covid 19, serta beberapa informasi lainnya mengenai cara beraktivitas di era new normal. 

Untuk pembuatan alat handsanitaizer portabale atau alat handsanitaizer injak rani menggunakan bahan yang terbuat dari pipa" atau paralon. Pada proses pembuatan alat dilakukan dokumentasi dan dibagikan ke grup whatsapp warga agar warga tahu bagaimana tata cara membuat alat tersebut.  Alat handsanitaizer portabale yang telah jadi diserahkan pada ketua RT dan ditempatkan pada tempat pusat kegiatan wraga. 

Dengan adanya progam KKN relawan Covid-19 yang diadakan oleh UNS warga merasa sangat terbantu dan merasa aman dalam melewati masa pandemi ini. " Dengan bantuan mbak, dan juga progam kerja yang mbak bawa pada lingkungan ngoresan, saya dan warga ngoresan merasa sangat terbantu. Terima kasih untuk mbak dan UNS" ujar ketua RT 02 Ngoresan.  Dari pernyataan tersebut bisa mengindikasikan bahwa progam KKN ini sangatlah dibutuhkan warga. Dimana perlu adanya pemahaman dan pendampingan kepada masyarakat luas agar mengerti bagaimana  beradaptasi pada kebiasaan barut disaat pandemi.