Mohon tunggu...
Rani Triana
Rani Triana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi menonton drama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Siswa Sekolah Dasar

7 Desember 2022   07:10 Diperbarui: 7 Desember 2022   10:20 1975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Oleh Rani Triana 

        Pembentukan karakter sangat penting saat ini, terutama bagi anak-anak sekolah dasar. Karena saat ini banyak perilaku siswa yang berbeda dengan norma yang berlaku di Indonesia. Saat ini, banyak siswa sekolah dasar yang merokok, minum- minuman keras, membully teman sebayanya, dan tawuran antar sekolah. Itulah sebabnya,  pendidikan karakter sangat penting dan harus diajarkan sejak dini. Sebenarnya pendidikan memiliki tujuan yang sangat utama, yaitu membuat manusia menjadi dan membantu mereka menjadi baik. Sebenarnya bisa dikatakan membuat orang pintar dan cerdas itu mudah, tapi membantu orang menjadi baik dan pintar itu sangat sulit. Oleh sebab itu,  dalam rangka membentuk karakter siswa yang baik, sekolah berperan penting dan bertanggung jawab dalam mendorong dan mengembangkan nilai-nilai, serta membantu siswa dalam membangun dan membentuk karakter siswa yang maju. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan di masa depan karena dapat membantu menciptakan manusia cerdas berkarakter yang akan berdaya saing di masa depan. Selain itu, pengembangan karakter dapat dimulai sejak usia dini. Sebagai orang tua  bisa memiliki sikap yang baik sejak dini. Orang tua dapat memulai dengan mengenalkan anaknya pada nilai-nilai agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan.

     Pendidikan merupakan upaya untuk membantu manusia mengembangkan diri dan meningkatkan harkat dan martabatnya. Karakter adalah sifat yang melekat pada hati, jiwa kepribadian, yang mengacu pada sikap, perilaku, motivasi dan kemampuan setiap orang. Karakter dapat diartikan sebagai cara berpikir dan berperilaku setiap individu dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Seseorang yang berkarakter adalah seseorang yang dapat mengambil keputusan dan dapat dimintai pertanggungjawaban atas setiap keputusan dan perilaku yang dilakukannya. Pendidikan karakter dengan demikian adalah upaya untuk membantu seseorang memahami dan memahami nilai-nilai etika yang sulit. Pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar dan salah, tetapi pendidikan karakter mengajarkan bagaimana menanamkan kebiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran memerlukan tingkat kesadaran dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen terhadap pelaksanaan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.

   Pendidikan karakter melalui sekolah, bukan sekedar belajar ilmu, tapi jauh dari itu. Untuk membentuk karakter peserta didik perlu ditanamkan moralitas, nilai-nilai etika, estetika dan akhlak mulia, yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan harus didisiplinkan oleh setiap sekolah di Indonesia. Menurut Sabar Budi Raharjo (2010) mengatakan bahwa pendidikan karakter merupakan pendekatan holistik dan tujuannya menghubungkan moralitas dengan aspek sosial kehidupan siswa. Nilai moral yang relevan adalah memusatkan perhatian pada bagaimana setiap orang dan masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Pembelajaran di sekolah ini dapat membekali siswa dengan pengetahuan tentang nilai-nilai moral. Karakter dalam jiwa manusia harus dibangun dan dikembangkan karena karakter tidak diwariskan, tetapi karakter harus melalui proses yang tidak instan, dan karakter tidak dibawa sejak lahir karena manusia dilahirkan yang tidak dapat berubah seperti sidik jari. Ketika anak mendapatkan dukungan dan dorongan dari orang-orang di sekitarnya, maka anak dapat membentuk karakter yang kuat. Selain keluarga dan lingkungan yang mendukung karakter bangsa, pemerintah juga harus menerapkan kebijakan pendidikan, seperti kurikulum yang lebih baik agar kelak generasi penerus bangsa memiliki karakter yang baik. Dan di lembaga pendidikan khususnya di sekolah formal lebih baik memberi fasilitas kepada anak agar dapat mengembangkan keterampilan dan membentuk karakternya serta mengetahui bagaimana mempersiapkan pengembangan kurikulum dan inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat belajar anak. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah harus memberikan perhatian khusus pada pendidikan karakter.

Berdasarkan Johnson dkk. (2011: 109) mengatakan bahwa sekolah adalah lembaga yang telah lama dianggap sebagai lembaga yang mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan yang baik sebagai pemeran dalam bidang akademik maupun moral dalam masyarakat. Pendidikan dasar merupakan salah satu pendidikan formal pertama yang dapat memberikan arah bagi pengembangan potensi peserta didik. Oleh karena itu, sekolah harus mengembangkan karakter yang baik pada siswa secara keseluruhan, dengan harapan siswa pada jenjang selanjutnya sudah memiliki aturan yang tegas tentang perilaku karakter.

Menurut Amri, Jauhar dan Esisah (2011: 89-94) menyatakan bahwa pembentukan karakter dapat dilakukan dengan bantuan strategi akses yang berbeda. Dengan pendekatan ini diharapkan siswa memiliki karakter yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Strategi ini memiliki pendekatan berbasis nilai yang menitikberatkan pada nilai-nilai sosial untuk memotivasi siswa. Hal ini dapat digunakan ketika ingin menanamkan nilai-nilai yang baik pada siswa seperti sikap positif dan negatif, bermain peran dan kegiatan sosial. Selain itu, perkembangan kognitif melihat siswa sebagai individu dengan potensi kognitif sedang yang terus tumbuh dan berkembang, sehingga perkembangan kognitif mengharapkan dan mendorong siswa untuk membiasakan diri aktif memikirkan masalah-masalah moral yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan klasifikasi nilai adalah pendekatan yang berfokus untuk membantu siswa mengeksplorasi perasaan dan tindakan mereka sendiri, yang diharapkan pada akhirnya dapat meningkatkan keterampilan dan kesadaran siswa akan nilai-nilai yang ditentukan sendiri oleh siswa tersebut.  Kemudian pendekatan Learning-in-Action, pendekatan ini bertujuan untuk menekankan usaha guru dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tindakan moral yang dilakukan secara individu maupun kelompok. Seorang anak yang sukses dengan karakter bangsa yang baik suatu saat akan mampu bertahan dari masalah dalam hidupnya. Selain keluarga dan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter bangsa, pemerintah juga harus menerapkan kebijakan pendidikan seperti  Pengenalan kurikulum yang lebih baik agar generasi penerus memiliki karakter yang lebih baik. Nilai-nilai karakter seperti kejujuran, tanggung jawab dan kedisiplinan dapat didorong dalam pembentukan karakter siswa yang baik. Hal ini dapat diimplementasikan di sekolah dan ditransformasikan menjadi budaya.

Saat ini dengan kemajuan teknologi dapat membuat anak menjadi pasif dan jarang berinteraksi dengan orang disekitarnya. Saat ini, anak- anak lebih fokus pada layar ponsel daripada bermain dengan teman sebayanya. Begitu banyak anak kehilangan waktu yang berharga untuk bermain bersama keluarga, mengembangkan bakatnya atau bermain bersama teman-temannya karena perhatian terhadap handphone atau teknologi yang ada. Itu sebabnya orang tua juga berperan sangat penting dalam mengontrol dan mengatur waktu anak dengan bantuan perangkat digital yang mereka gunakan. Sebagai seorang guru dan orang tua hendaknya memberikan contoh kepada siswa yang baik sehingga dapat membentuk kepribadian dan karakter anak yang baik. Apalagi saat ini sangat mudah untuk menemukan banyak informasi di internet. Oleh karena itu, orang tua dan guru diharapkan mampu membimbing anak dan berperan sebagai pembimbing anak dalam memperoleh ilmu. Apalagi anak sekolah dasar masih belum mengetahui mana informasi yang baik dan mana yang tidak. Dikhawatirkan dengan adanya teknologi berupa gawai ini dapat membut anak melakukan penyimpangan dari norma- norma yang ada di masyarakat.

  Pendidikan karakter sebaiknya dilaksanakan dengan pendekatan yang luas dan komprehensif, artinya pendidikan memasukkan dimensi kognitif, emosional dan perilaku untuk diintegrasikan ke dalam aspek kehidupan sekolah. Kepala sekolah, guru, dan staf sekolah memiliki tugas untuk membangun tradisi sekolah yang berkualitas. Karakter yang baik dapat ditunjukkan di sekolah dalam bentuk perkataan, pakaian dan perilaku. Hal ini diharapkan dapat memberikan siswa karakter yang baik secara keseluruhan.

 Pendidikan karakter merupakan suatu proses, dan konsep karakter tidak hanya dijadikan sebagai poin penting dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, tetapi harus lebih dari itu, pendidikan karakter harus diterapkan dan dipraktikkan serta diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi kebiasaan baik. Kunci pengembangan karakter adalah disiplin, komitmen dan dedikasi. Tujuan pendidikan karakter ini adalah untuk mengembangkan kemampuan afektif peserta didik sebagai pribadi dan warga negara dan budaya, meningkatkan kebiasaan dan sikap peserta didik secara baik dan terpuji, menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab dalam diri peserta didik agar dapat bergerak maju. Kemampuan peserta didik akan menjadikan peserta didik menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaannya serta menjadikan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, dan santun serta nasionalisme yang tinggi. Pendidikan karakter ini dilandasi nilai-nilai agama, pancasila dan budaya dengan tujuan agar peserta didik memiliki nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, kerja keras dan tanggung jawab. Melalui pembelajaran pendidikan karakter, seorang siswa memiliki keterampilan untuk meningkatkan akhlak dan pengetahuan diri, mengatasi kerusakan moral, mengurangi kejahatan dan kenakalan siswa, dan diharapkan setiap orang yang mempelajari pendidikan karakter memiliki tanggung jawab. karena ilmu yang didapat.

Jika tidak ada pendidikan karakter maka Indonesia akan kebingungan nantinya. Karena karakter ini merupakan pondasi untuk membuat Indonesia menjadi lebih maju dan baik. Maka dari itu, sebagai calon pendidik harus selalu memberi contoh yang baik kepada peserta didik dalam mengajarkan norma dan nilai- nilai yang ada di dalam kehidupan masyarakat agar kelak peserta didik dapat memahami dan melaksankan serta mengamalkan norma- norma yang berlaku. Pembentukkan karakter ini tidak diajarkan kepada anak usia dini tetapi remaja dan orang dewasa juga harus mengerti tentang pendidikan karakter yang baik. Selain itu, pendidikan karakter tidak hanya bisa dilakukan disekolah tetapi dalam lingkungan dirumah dan masyarakatpun harus diterapkan.

Oleh karena itu, pendidikan karakter harus menjadi prioritas di setiap sekolah di Indonesia agar kedepannya dapat menghasilkan peserta didik yang berakhlak mulia, berakhlak dan berakhlak mulia, sehingga peserta didik nantinya tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan beradab. Sekolah hendaknya lebih serius dalam pendidikan karakter dalam setiap proses dan program pembelajarannya, dan diharapkan dengan demikian sekolah dapat lebih kreatif dan inovatif agar pendidikan karakter mencapai tujuan yang diharapkan. Para pendidik disekolah tidak terus menerus memberitahu siswanya tentang konsep karakter yang baik, tetapi juga memberikan arah kepada siswanya agar dapat mengimplementasikan pada kehidupan sehari-hari. Selain itu, orang tua dan masyarakat harus mendukung pembentukan karakter ini, karena tanpa dukungan sekolah sebagai pelaksana menghadapi permasalahan yang muncul dalam pembentukan karakter generasi bangsa yang baik.  Setiap orang akan mempunyai karakter yang berbeda- beda sesuai dengan bagaimana cara setiap individu dalam melakukan pembelajaran sesuai dengan lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun