Mohon tunggu...
Rani andininasyah
Rani andininasyah Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa universitas muhammadiyah sumatera utara

..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harta sumber kebahagiaan serta azab dari allah

1 Desember 2020   22:20 Diperbarui: 4 Desember 2020   22:47 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril, yang membacanya akan mendapatkan pahala karena termasuk ibadah. Al-Qur'an turun dari Allah al-Haq (Yang Maha Benar), maka seluruh isinya adalah sumber kebenaran. Di dalamnya terkandung berbagai penjelasan yang berkenaan dengan seluruh segi kehidupan manusia. Dari masalahmasalah peribadatan ( 'ubudryyah) hiningga masalah mu 'dmalah antara seorang hamba dengan hamba lainya.
Dalam masalah mu'dmalah, al-Qur'an memberikan qawd'id al'Ammah (kaidah-kaidah umum) agar manusia dapat mengembangkan berbagai transaksi yang terjadi di antara mereka. Di antara pokok pembahasan bidang mu 'timalah yang sangat urgent adalah mengenai harta. Hatta menjadi masalah sentral dalam kehidupan manusia.
Harta dalam bahasa Arab disebut (al-md, bentuk plural atau jamaknya adalah (al-amwd. Secara etimologis kata al-mdl berarti condong, miring dan juga berpaling. Hal ini seperti disebutkan dalam al-Qur'an:
Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran) (Q.S. an-Nisa: 27).

Harta selain sebagai sumber kenikmatan juga merupakan sebagai salah satu ujian bagi manusia, Allah memberikan karunia-Nya berupa harta, tidak hanya sebagai anugerah namun juga sebagai bald' (ujian), untuk mengetahui apakah hamba-Nya termasuk orang-orang yang bersyukur atau termasuk orang yang kufur.
Harta juga dapat membuat manusia lebih mengutamakan perhiasan duaniawi atau kenikmatan dunia yang tampak di mata mereka sementara mereka telah melupakan kewajiban akhiratnya. Manusia berupaya mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa mengenal waktu. Sifat ini akan menyeret kepada kerusakan dan keburukan besar .
Pertama cinta kepada dunia/harta yang berlebihan.
Kedua terlalu ambisi mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa peduli halal atau haram.

Fitnah harta seringkali tidak dapat dirasakan oleh para pemiliknya, Harta itu adalah sebagai salah satu ujian bagi seorang hamba. Hal ini diperkuat oleh hadits Nabi yang menyebutkan bahwa fitnahnya umat Islam adalah harta:
Dari Ka'b bin iyadh, telah berkata, aku mendengar Nabi bersabda:
"Sesungguhnya bagi setiap umat adanya fitnah,rya (rgian), dan fitnah bagi umatku adalah masalah harta':
harta pada dasarnya bagai pisau belati bermata dua, ia bisa bermanfaat bila digunakan di jalan kebaikan dan bisa menjadi adzab bila pemiliknya membelanjakannya bertentangan dengan syariat-Nya.

Harta dapat berubah menjadi laknat dan segala karunia yang diberi Yang Maha Kuasa menjadi murka-Nya. Hal ini lah yang disebut dengan istidraaj. Istidraaj merupakan pemberian Allah kepada orang yang sering melakukan maksiat kepada-Nya. Laknat juga bisa diartikan sebagai celaan atau do'a. Inilah dimana cara kita pengaplikasian segala nikmat harta yang diberi Allah dengan cara yang buruk, seperti kita berjudi, meminum minuman keras, bercumbu dengan wanita lain,berzina kepada selain istri dan sombong. Serta tidak pernah membelanjakan harta ke jalan allah seperti sedekah, memberi makan anak yatim dan menyantuni orang" fakir dan miskin.

Harta yang banyak belum tentu mampu membawa kita kepada keberkahan apabila tidak disyukuri dan dibayarkan zakat, justru bisa membawa kita kepada azab yang sangat pedih.

Harta dapat membuat manusia lupa akan kewajibannya serta harta juga dapat membuat manusia lupa akan kekuasaan allah karena terlalu sibuk dengan urusan dunia dan hartanya sehingga melupakan kewajiban akhirat. Harta dalam islam telah di atur pengelolaannya dengan baik dan lengkap namun manusia kadang melupakan hal tersebut.

KESIMPULAN 

Harta selain sebagai sumber kenikmatan juga merupakan sebagai salah satu ujian bagi manusia, Allah memberikan karunia-Nya berupa harta, tidak hanya sebagai anugerah namun juga sebagai bald(ujian), untuk mengetahui apakah hamba-Nya termasuk orang-orang yang bersyukur atau termasuk orang yang kufur.

Harta pada dasarnya bagai pisau belati bermata dua, ia bisa bermanfaat bila digunakan di jalan kebaikan dan bisa menjadi adzab bila pemiliknya membelanjakannya bertentangan dengan syariat-Nya. Harta dapat membuat manusia lupa akan kewajibannya serta harta juga dapat membuat manusia lupa akan kekuasaan allah karena terlalu sibuk dengan urusan dunia dan hartanya sehingga melupakan kewajiban akhirat. Sebagai manusia yang beriman hendaknya kita membelanjakan harta kita untuk bekal akhirat tidak hanya untuk kesenangan dunia semata. Karena harta merupakan titipan yang kapanpun dapat di ambil kembali oleh allah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun