Mohon tunggu...
Corner of Randomness
Corner of Randomness Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang!

Blog dari seorang mahasiswa Ilmu Gizi tentang makanan dan topik lain yang terkait.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Wortel Tidak Selalu Jingga

19 April 2018   19:18 Diperbarui: 19 April 2018   19:28 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai Jenis Wortel (Sumber : https://news.wisc.edu/)

Sebagai salah satu jenis sayuran yang paling mudah dijumpai, wortel dan bentuknya sudah tidak asing lagi bagi kita hingga begitu melihat kata tersebut, langsung muncul dalam pikiran kita sebuah umbi panjang berwarna oranye. Maka ketika belakangan ini muncul tren makanan seperti jus wortel ungu dan hitam, mungkin timbul pertanyaan mengenai apakah wortel tersebut merupakan jenis baru, bagaimana wortel dapat memiliki warna tertentu, dan juga bagaimana wortel jingga menjadi yang umum dikenal sekarang ini. Berikut yang dapat penulis temukan tentang hal ini :

Bunga Wortel Liar (Sumber : https://commons.wikimedia.org/)
Bunga Wortel Liar (Sumber : https://commons.wikimedia.org/)
Wortel Liar Setelah Dipetik (Sumber : https://thenorthwestforager.com/)
Wortel Liar Setelah Dipetik (Sumber : https://thenorthwestforager.com/)
Tanaman wortel yang ada sekarang ini (Daucus carota subsp. sativus) merupakan keturunan dari wortel liar (Daucus carota), tanaman berbunga putih yang berasal dari Eropa dan Asia Barat. Tidak seperti wortel yang telah dibudidayakan, tanaman ini memiliki umbi yang putih karena tidak memiliki pigmen, berasa pahit, hanya dapat dikonsumsi saat muda karena dapat mengeras, serta memiliki daun yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Hingga sekarang, wortel liar masih umum dijumpai di berbagai negara, baik sebagai gulma bermanfaat ataupun tanaman pendamping.

Wortel Ungu (Sumber : telegraph.co.uk)
Wortel Ungu (Sumber : telegraph.co.uk)
Tanaman wortel mulai dibudidayakan sekitar 1100 tahun yang lalu di Asia Tengah. Saat itu, wortel yang ditanam umumnya berwarna ungu, kuning, atau merah. Wortel dapat berwarna ungu karena mengandung anthocyanin, berwarna kuning karena mengandung lutein, dan berwarna merah karena mengandung likopen.

Wortel Kuning (Sumber : www.rareseeds.com)
Wortel Kuning (Sumber : www.rareseeds.com)
Wortel yang berwarna jingga seperti yang kita kenal sekarang baru muncul pada sekitar tahun 1500. Jenis wortel ini diperkirakan merupakan hasil persilangan wortel ungu dengan wortel putih atau merah, dan sering disebutkan berasal dari Turki. Dalam satu abad berikutnya, wortel ini dengan cepat menjadi terkenal di Eropa, terutama di Belanda dimana warna jingga saat itu mulai menjadi warna nasional. Meskipun keterkaitan terkenalnya wortel jingga dengan sejarah Belanda masih dipertanyakan hingga kini, dapat dipastikan bahwa wortel jenis Horn yang paling umum ditemukan saat ini Long Orange yang pertama dikenal pada tahun 1721 di Belanda.

Wortel Long Orange (Sumber : https://www.goodfood.com.au/)
Wortel Long Orange (Sumber : https://www.goodfood.com.au/)
Wortel Horn (Sumber : http://www.dtbrownseeds.co.uk/)
Wortel Horn (Sumber : http://www.dtbrownseeds.co.uk/)
Lalu bagaimana wortel dapat tumbuh dengan warna jingga seperti yang kita kenal sekarang ? Pada 2016, tim peneliti dari Unversity of Wisconsin-Madison mensekuens 35 jenis wortel dan membandingkannya dengan wortel liar. Ditemukan bahwa genom wortel terdiri atas 32.000 gen yang tersusun dalam 9 kromosom, yang masing-masing mengkode sifat berbeda, seperti ketahanan pada hama dan penyakit, serta pigmen penghasil warna.

Penelitian ini mengkonfirmasi dugaan  bahwa gen bernama Y bertanggungjawab atas perbedaan wortel kuning, putih, dan jingga. Salah satu variasi dari gen tersebut dapat memicu penumpukan karotenoid yang menghasilkan warna kejinggaan pada wortel. Namun agar senyawa tersebut dapat terakumulasi dalam jumlah yang besar hingga menimbulkan perbedaan warna, dibutuhkan gen tambahan yang sebelumnya tidak diketahui. Baik gen Y maupun gen tambahan bersifat resesif, yang berarti dua salinan dibutuhkan agar dapat terjadi akumulasi karotenoid. Hal ini jarang terjadi di alam dan bila demikian merupakan kelainan jalur metabolik yang terkait dengan penginderaan cahaya.

Karotenoid itu sendiri merupakan salah satu pigmen yang berperan dalam proses fotosintesis, yaitu pembentukan nutrisi seperti gula dari air, karbondioksida, dan zat lain yang terkandung di tanah dengan adanya cahaya. Karena wortel merupakan umbi akar yang tidak terkena cahaya, maka normalnya seperti yang terjadi pada wortel liar, karotenoid tidak dihasilkan di akar.

Melalui budidaya, barulah jenis wortel yang berwarna-warni mulai dikenal. Meski tidak diketahui secara pasti mengapa wortel berwarna lebih dipilih dibandingkan yang berwarna putih, diduga bahwa hal ini diperuntukkan untuk membedakan wortel yang ditanam dengan wortel liar, atau mungkin karena bentuknya yang lebih menarik.

Berbagai Jenis Wortel (Sumber : https://parkseed.com/)
Berbagai Jenis Wortel (Sumber : https://parkseed.com/)
Yang pasti, tiap jenis wortel dapat memiliki warna yang khas dikarenakan pigmen yang masing-masing memiliki manfaat gizi tersendiri. Wortel jingga yang paling mudah ditemukan  mengandung alpha dan beta karoten yang dalam tubuh akan diubah menjadi Vitamin A. Wortel ungu dan hitam keduanya mengandung anthosianin yang memiliki aktivitas antioksidan, dengan kandungan lebih tinggi pada wortel hitam. Wortel kuning mengandung lutein yang dapat mencegah katarak dan degenerasi makula. Sedangkan wortel merah mengandung likopen yang bersifat antioksidan.

Dari tahun 1976 hingga 2013,  konsumsi wortel dunia meningkat empat kali dan pemilihan wortel yang lebih bergizi menyebabkan semakin jingganya warna wortel yang tersedia di pasaran, hingga ditemukan wortel sekarang memiliki karoten 50% lebih banyak dibandingkan pada tahun 1970.

Selain menemukan bagaimana wortel memperoleh warnanya, studi di atas juga telah membantu upaya peningkatan tanaman wortel untuk budidaya dan menggambarkan perubahan  cara beroperasi petani yang memanfaatkan teknologi terbaru untuk menjawab pertanyaan dasar tentang tanaman budidaya. Diharapkan pula bahwa studi ini dapat membantu peningkatan tanaman budidaya lain di seluruh dunia, seperti lobak dan ketela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun