Mohon tunggu...
Raminda A
Raminda A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Y

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kebijakan Fiskal dalam Perekonomian Indonesia Mengalami Inflasi pada Tahun 2021

29 November 2022   12:19 Diperbarui: 29 November 2022   12:23 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di tengah pandemi Covid-19, inflasi Indonesia relatif terkendali di tahun 2021 dibandingkan beberapa negara yang inflasinya terus melaju kencang akibat ketidakseimbangan supply-demand dan krisis energi. Di tengah tekanan inflasi di beberapa negara maju lainnya, laju inflasi Indonesia akan tetap terkendali pada level yang rendah dan stabil pada tahun 2021. Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pencapaian inflasi yang terealisasi pada tahun 2021 dibantu oleh inflasi volatile food (VF), yang bertahan selama inflasi harga (AP) yang diatur secara administratif dan inflasi inti yang terbatas. Realisasi inflasi tahun 2021 sebesar 1,87% (joy), yaitu H. meningkat dari realisasi tahun 2020 yaitu sebesar 1,68% (year over year). Hasil pengawasan ini tidak lepas dari koordinasi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga.

Perkembangan Covid-19 mempengaruhi inflasi tahun 2021. Rendahnya inflasi tahun 2021 dipengaruhi oleh inflasi inti yang sebesar 1,56% (yoy) sedikit di bawah inflasi inti tahun sebelumnya. Inflasi inti yang rendah tersebut terutama disebabkan oleh lemahnya permintaan domestik yang didorong oleh pembatasan pergerakan yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19, meskipun dampak tekanan global terhadap pasar domestik tidak terlalu besar. Di sisi lain, kebijakan Bank Indonesia tetap konsisten dengan ekspektasi inflasi yang terjaga tepat sasaran dan stabilitas nilai tukar yang terjaga sesuai dengan fundamentalnya. Inflasi volatile food tetap terkendali sebesar 3,20% (y/y) ditopang oleh ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi bahan makanan yang diawetkan serta sinergi antara Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas harga. Sementara itu, inflasi harga yang diatur meningkat menjadi 1,79% yoy (yoy), sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat setelah pelonggaran kebijakan pembatasan pergerakan.

Apa Penyebab Inflasi dalam Perekonomian Indonesia?

Secara umum inflasi dalam perekonomian Indonesia disebabkan oleh penawaran barang atau jasa, jumlah uang beredar, dan biaya produksi. Situasi ekonomi negara mitra dagang juga mempengaruhi inflasi.

1. Meningkatnya permintaan di pasar

Meningkatnya permintaan pasar dalam negeri akan barang atau jasa dalam jumlah besar, namun tidak diimbangi dengan impor barang yang mencukupi atau kelangkaan barang di pasar.

2. Biaya produksi tinggi

Kenaikan biaya produksi tersebut disebabkan oleh kurangnya bahan baku di pasaran. Harga bahan baku lebih mahal dan biaya produksi harus dinaikkan. Akibatnya, harga jual barang menjadi mahal. 

3. Peredaran Uang

Besarnya peredaran uang antar manusia mempengaruhi kenaikan harga barang.

Perekonomian Indonesia akan mencapai Rp 16.970,8 triliun dalam produk domestik bruto (PDB) dengan harga berlaku dan PDB per kapita akan mencapai Rp 62,2 juta atau $4.349,5 pada tahun 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun