Mohon tunggu...
Ramdan Hamdani
Ramdan Hamdani Mohon Tunggu... Guru, Penulis -

Nama Lengkap : Ramdan Hamdani, S.Pd\r\nPekerjaan : Praktisi Pendidikan dan Pemerhati Masalah Sosial,\r\nBlog : www.lenteraguru.com\r\nNo Kontak : 085220551655

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengubah Paradigma Kegagalan

10 November 2017   08:08 Diperbarui: 10 November 2017   08:23 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"A person who never made a mistake never tried anything new". Itulah kata -- kata bijak yang pernah diungkapkan oleh Albert Einstein semasa hidupnya. Ilmuwan besar yang reputasinya diakui oleh dunia itu seakan ingin menyampaikan pesan bahwa kegagalan merupakan salah satu jalan untuk menemukan hal-hal baru. Manusia akan senantiasa belajar banyak hal dari kesalahan yang pernah dilakukannya agar mampu berbuat yang lebih baik lagi.

Pernyataan yang disampaikan oleh Einstein tersebut seyogyanya mampu memberikan energi positif bagi lembaga -- lembaga pendidikan yang memiliki visi untuk melahirkan generasi unggul dan siap menghadapi berbagai tantangan. Sejarah membuktikan, berbagai penemuan besar tidak terjadi secara tiba -- tiba, melainkan melewati serangkaian proses yang cukup panjang dan diawali oleh kegagalan ataupun kesalahan. Percobaan demi percobaan terus dilakukan oleh para ilmuwan hingga tercapai hasil yang diinginkan. Adapun kegagalan yang dialami dipandang sebagai bagian dari proses menuju kesuksesan.

Namun, paradigma keliru tentang kegagalan yang selama ini dianut oleh sebagian besar masyarakat di tanah air menyebabkan sekolah harus melakukan tindakan "penyelamatan" agar tidak terjadi kegagalan. Kegagalan seakan dianggap sebagai aib yang harus dihindari, sedangkan orang yang mengalami kegagalan tersebut mendapatkan stigma negatif dari lingkungan sekitar. Akibatnya anak pun tidak mampu menjadi insan yang mandiri. Mereka menjadi pribadi - pribadi lemah yang tidak terbiasa menghadapi berbagai persoalan dalam hidupnya.

Paradigma keliru tentang kegagalan ini pada akhirnya mengakibatkan sikap yang keliru pula dalam menghadapinya. Banyaknya kasus siswa yang mabuk-mabukan lantaran frustasi nilai akademiknya jeblok atau perbuatan anarkis calon kepala daerah yang kalah dalam pilkada menunjukkan ketidaksiapan mereka dalam menghadapi kegagalan. 

Hal ini sangat jauh bertolak belakang dengan sikap yang ditunjukkan oleh orang -- orang di negara maju dalam memandang sebuah kegagalan. Disana kegagalan dianggap sebagai kesuksesan yang tertunda atau bahkan salah satu anak tangga yang memang harus dilalui untuk mencapai puncak kesuksesan. Tokoh-tokoh dunia seperti Bill Gates, Henry Ford dan Thomas Alfa Edison bukanlah orang-orang yang tidak pernah mengalami kegagalan. Justru dari banyak kegagalanlah mereka mendapatkan banyak pelajaran.

Dalam proses pendidikan, kegagalan merupakan hal biasa dan tidak perlu dipandang sebagai hal yang tabu. Sebaliknya, kegagalan yang terjadi hendaknya dijadikan bahan evaluasi semua pihak menuju ke arah yang lebih baik. Mulai dari orangtua, peserta didik sarana belajar dan juga kurikulum hendaknya menjadi bahan evaluasi. 

Yang tak kalah penting adalah bagaimana seorang pendidik menyiapkan para peserta didiknya dalam menghadapi kegagalan jika itu memang benar-benar terjadi. Dengan demikian, anak pun akan mampu tumbuh menjadi pribadi -- pribadi yang siap dalam menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupannya. (Dimuat di Koran Pikiran Rakyat Edisi 08 November 2017)

Ramdan Hamdani

www.pancingkehidupan.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun