Mohon tunggu...
Rama Agus Putra
Rama Agus Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

Hanya ingin dikenal sebagai orang baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menurunnya Rasa Nasionalisme pada Penerima Beasiswa LPDP

23 Maret 2023   10:17 Diperbarui: 23 Maret 2023   10:31 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagi para mahasiwa yang tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi tentunya tidak asing dengan beasiswa LPDP. Beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) adalah program beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Indonesia untuk pembiayaan pendidikan tinggi pada program magister atau program doktoral di perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri. Beasiswa ini diberikan pemerintah dengan tujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas untuk kepentingan masa depan bangsa.

Sayangnya tujuan pemerintah dalam menciptakan generasi terdidik dan berkualitas untuk masa depan bangsa, ada saja oknum yang memanfaatkan beasiswa tersebut demi kepentingan pribadi. Dalam kenyataan di lapangan, ada saja kasus mahasiswa lulusan dari program beasiswa LPDP tidak mau kembali pulang ke Indonesia dikarenakan sudah hidup nyaman di luar negeri. Mereka biasanya memilih tidak pulang karena sudah memiliki pekerjaan dengan gaji tinggi, jauh di atas rata-rata penghasilan di Indonesia atau sudah hidup nyaman di negara maju. Walaupun keputusan ini terasa masuk akal, namun tentunya hal ini sudah menghianati komitmen awal mereka untuk mencari ilmu serta pengalaman untuk memajukan bangsa ini.

Dalam berberapa kasus, para penerima beasiswa LPDP yang tidak mau kembali ke Indonesia, bersedia mengganti rugi dana yang diterima selama menempuh pendidikan. Namun hal tersebut masih terasa kurang dan tidak sebanding dengan kesempatan yang telah diberikan pemerintah untuk berkuliah di luar negeri. Ketika dipikirkan lebih dalam, jika beasiswa tersebut diberikan kepada orang dengan niat benar-benar ingin memajukan bangsa Indonesia, maka pemerintah tidak akan membuang waktu percuma. Mereka dengan sendirinya akan pulang dengan ilmu-ilmu yang telah didapat untuk memajukan bangsa ini. Sedangkan jika pemerintah hanya asal-asalan memberika beasiswa tersebut kepada orang yang memetingkan dirinya sendiri, walaupun mengganti rugi seluruh biaya yang telah diberika sekalipun, pemerintah tetap akan mengalami kerugian karena telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk hal percuma.

Jika kasus ini dilihat dari sudut pandang pendidikan kewarganegaraan, tentunya sudah terpampang jelas bahwa rasa nasionalisme para penerima beasiswa LPDP yang tidak mau kembali ke Indonesia sudah benar-benar luntur. Mereka rela menukar masa depan dan cita-cita bangsa Indonesia hanya demi uang dan hidup enak di luar negeri. Padahal sejak awal, aturan mengenai para mahasiswa penerima beasiswa LPDP harus wajib kembali minimal 90 hari setelah kelulusan untuk mengabdi kepada negara tentunya sudah mereka ketahui. Mereka seolah-olah pura-pura lupa akan kewajiban mereka dan tidak menganggap penting nasib bangsa ini.   

Rasa nasionalisme yang mulai luntur ini bisa terjadi karena berbagai hal. Salah satu penyebab hal tersebut terjadi adalah karena terpengaruh dengan ideologi-ideologi baru yang mereka dapatkan ketika berkuliah di luar negeri. Para generasi muda sekarang memang rawan termasuki ideologi luar yang kebanyakan mempunyai pemahaman kebebasan dalam berbuat. Selain itu, mereka juga ragu jika pulang ke Indonesia akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari yang ada di luar negeri. Hal tersebut tentunya salah besar, karena seharusnya merekalah yang dituntut untuk menciptakan inovasi serta terobosan baru bagi negara ini.

Walaupun kasus tidak mau kembalinya mahasiswa penerima beasiswa LPDP sedang hangat dibicarakan, namun bukan berarti mewakili semua penerima beasiswa LPDP. Masih ada dari mereka yang bersedia pulang untuk mengabdi kepada bangsa karena merasa memiliki rasa hutang budi atas kesempatan yang telah diberikan untuk berkuliah di luar negeri. Mereka juga memiliki rasa tanggung jawab untuk melanjutkan tongkat estafet dari generasi sebelumnya untuk memimpin bangsa ini dari awalnya hanya sekedar negara berkembang menjadi negara maju. Mereka inilah generasi muda penerus yang patut menjadi referensi agar nasib bangsa ini "pelan tapi pasti" dapat berubah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun