Mohon tunggu...
HABIB RAMADHAN
HABIB RAMADHAN Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Tinggi 150,BB 40 ,play game(ML)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permasalahan Minimnya Minat Budaya Literasi Membaca dalam Problematika Edukasi di Indonesia

27 Oktober 2022   23:00 Diperbarui: 27 Oktober 2022   23:04 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pundi.or.id

   

Pendidikan merupakan wadah dalam pengembangan proses yang dilakukan secara terencana yang dimulai dari unit terkecil (dari paud,TK) hingga ke unit tertinggi(kejuruan/masuk kuliah/masuk pergurauan tinggi) agar seseorang memiliki pengetahuan,pengalaman, keterampilan,mentalitas sikap yang terarah agar menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang baik,relevan,dan ter-integrasi-dan ter-interkoneksi.

Di dalam Islam pendidikan mempunyai tujuan agar seseorang dapat bertaqwa kepada Allah SWT dan dapat menanamkan akhlakul karimah (sikap terpuji) . Kemudian seperti yang dijelaskan di dalam Al-Qur'an juga  seperti dalam surat al-baqarah:207 yang bertentangan pendidikan dalam mencari ridho Allah,surat Al-Baqarah:30 tentang tujuan pendidikan tentang manusia sebagai Khalifah di bumi,surat Al-dzariyat:56 tentang pendidikan dalam hal beribadah,dan lain sebagainya.

 Tentunya jika membahas persoalan tentang hal pendidikan,kita tak akan lupa dengan istilah kata"membaca".Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) membaca adalah melihat,serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).Di Indonesia membaca dijadikan sebagai budaya yang dinamakan "budaya literasi membaca".

Membaca dapat juga dikatakan sebagai jendela ilmu dalam menuju masa depan jika kita rajin dalam kegiatan membaca untuk pengetahuan ilmu.

Namun untuk sekarang belum bisa dikatakan sebagai jendela ilmu dikarenakan pendidikan di Indonesia sedang menghadapi problematika dalam segi hal minat literasi budaya membaca dikarenakan rendahnya minat membaca seseorang baik itu siswa maupun dalam lingkup lain di Indonesia yang menyangkutpautkan dengan hal pendidikan.

 Hal ini telah dibuktikan oleh data statistik yang diperoleh menurut  UNESCO sendiri (The United Nations Educational,Scientific and Cultural Organization) bahwasanya Indonesia berada pada rangking 60 dari total 61 negara (peringkat 2 dari bawah)dengan tingkat literasi membaca paling rendah dengan presentase 0,001% yang artinya bila diartikan dari 1000 orang Indonesia yang rajin membaca hanya 1 orang yang rajin.

 Menurut pendapat lain berdasarkan survei dari "PISA"(Program for Internasional Student Assessment) yang telah dirilis oleh sebuah organisasi pada tahun 2019 yang bernama OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) bahwa Indonesia berada pada rangking ke 62 dari 70 negara yang artinya minat budaya membaca Indonesia masihlah sangat rendah.

 Pengalamanku dulu waktu SMP kelas 7 pernah di suruh membawa buku bebas,mau komik,cerpen,dan buku lainnya,dikarenakan ada agenda yang dinamakan literasi membaca yang dilakukan setiap 15 menit sebelum pulang sekolah.Menurut saya kegiatan semacam itu sangat baik dilakukan di kalangan sekolah.

Mengapa sangat penting dilakukan?Ya,karena selain dapat menambah wawasan bahkan ilmu,otak kita pun ruang lingkup volume pikirannya tidak akan ciut atau istilah kata"Sempit".Namun semenjak naik ke kelas 8 hingga ke Kelas 9,kegiatan semacam literasi membaca telah pupus (Hilang) atau sudah lenyap dan tidak diadakan lagi entah apa penyebab dan alasannya kegiatan literasi membaca tersebut ditiadakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun