Tulisan merupakan sebuah warisan yang tak lekang dimakan zaman. Selain itu tulisan bisa menjadi pengingat, dapat membantu orang lain, bahkan bisa mencegah tindak kejahatan lebih luas. Apa yang daku tuliskan kali ini merupakan salah-satu hal yang mungkin dapat membuat orang lain dapat terhindar dari tindak kejahatan.
Penipuan sebuah kata yang saat ini menjadi momok. Banyak pihak yang terperosok oleh aksi penipuan ini. Bahkan ada individu yang depresi ketika dirinya baru sadar bahwa diri-nya baru tertipu. Saat ini penipuan tidak hanya dari hubungan antara personal yang dikenal. Antara individu yang tidak dikenal lebih marak terjadi tindak penipuan.
Sekitar tahun 2007-2008 daku pernah tertipu dalam pembelian smartphone Blackberry dengan tipe layar lebar. Saat itu mereka menggunakan akun Facebook salah-satu teman di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Teman daku pada saat itu di timeline-nya menjual Blackberry, daku pun tidak curiga. Ternyata setelah transfer dana diri daku sadar terjadi tindak penipuan mengatasnamakan teman daku tersebut.Â
Tanpa berpikir panjang, hari itu juga daku langsung menuju Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, ke bagian Pelayanan Masyarakat menyangkut peristiwa tersebut. Daku melihat bahwa kasus daku bisa menjadi ancaman bagi yang lainnya.
Tanpa berpikir uang daku akan kembali, daku memberanikan diri melaporkan ke aparat hukum, karena saat itu nomer telepon seluler penipu tersebut masih aktif. Apa yang daku lakukan tepat, sekitar 3 (tiga) minggu kemudian pelaku penipuan penjualan Blackberry tertangkap. Berdasarkan berita yang daku baca, sekitar 20 orang lebih telah tertipu.
Selang 11 tahun kemudian ternyata daku terkena kasus penipuan kembali. Kali ini daku terkena kasus penipuan seseorang mengaku sebagai operator Telkomsel. Kejadian ini terjadi 27/05/2018 pukul 10.30-an WIB di mana daku baru bangun. Pagi itu daku mengantuk sekali karena hari sebelumnya (26/5/2018) seharian tidak tidur sampai pukul 02.00 WIB keesokan harinya dan pukul 03.30 WIB bangun sahur. Daku pun pasca pemulihan flu berat selama 3 hari. Hanya sekitar satu setengah jam tidur dalam 24 jam terakhir. Daku baru tidur lagi ba'da Subuh (28/5/2018).
Sang penipu menelpon daku dengan nomer Telkomsel pribadi mengaku sebagai operator Telkomsel. Penipu tersebut mampu secara tepat menyebutkan nama lengkap dan nomer operator Telkomsel yang daku miliki. Bahkan dirinya menyampaikan diri daku terdata memiliki poin lebih dari 500 poin. Dirinya bertanya apakah saya telah menggunakan poin untuk ditukarkan dengan voucher atau hadiah lainnya.
Sejujurnya daku tidak pernah memperdulikan jumlah poin untuk ditukarkan dengan hadiah. Mungkin karena daku dulu pernah memiliki history di mana sekali menukarkan seluruh poin dengan undian TELKOMSEL tetapi ternyata tidak terpilih dalam undian. Tetapi entah kenapa saat daku dihubungi oleh penipu tersebut daku begitu peduli dengan penukaran poin (nggak habis pikir).
---------------------------------------------------------
Penipu tersebut menyampaikan bahwa dengan 500 poin bisa mendapatkan 3 bulan akses internet unlimited secara gratis tanpa pajak dan potongan. Dengan kepala masih pusing begadang dan bekas kerokan & bekam, logika daku tidak jalan. Sebagai seorang netters penggunaan akses internet sudah bagaikan makanan pokok, mendengar point dapat ditukarkan 3 bulan akses internet free unlimited langsung ON.Â