Mohon tunggu...
Raisa Aji Fazila
Raisa Aji Fazila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Medical Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

ODHA Beban Sosial?

7 Juni 2022   18:47 Diperbarui: 7 Juni 2022   18:49 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) seringkali mendapatkan diskriminasi maupun pelecehan. Fenomena ini terjadi akibat banyaknya stigma yang beredar di masyarakat seperti "HIV identik dengan pekerja seks atau pasangan homoseksual" dan berujung munculnya anggapan ODHA sebagai beban sosial. Bahwa dengan keberadaan ODHA, suatu kelompok tertentu akan tercoreng harkat dan martabatnya. Persepsi bahwa HIV hanya dapat menyerang kelompok orang tertentu, adanya penilaian moral terhadap seseorang yang berusaha mencegah HIV, serta para penderita HIV yang seolah-oleh mengidap HIV akibat kesalahan atau sebagai "dosa" masih melekat erat pada masyarakat. Hal ini mengakibatkan  ODHA kerap diperlakukan secara tidak manusiawi dan sebagai subjek yang sangat infeksius. Nyatanya hal ini terjadi akibat pengetahuan masyarakat mengenai HIV dan AIDS yang masih minim. Minimnya pengetahuan masyarakat terkait HIV dan AIDS berujung pada menurunnya kesejahteraan ODHA. ODHA cenderung merasa malu untuk terlibat pada lingkungan sosial, menutup diri, dan bahkan malu untuk mencari bantuan profesional.

Perlakuan diskriminasi seperti diusir, diasingkan, bahkan hingga dipecat dari pekerjaannya inilah yang kemudian menurunkan kesejahteraan ODHA, padahal mereka tetap membutuhkan sumber pencaharian untuk menghidupi keluarganya serta untuk pengobatan. Penderita HIV dan AIDS membutuhkan pengobatan berupa antiretroviral (ARV) yang mencegah virus HIV untuk bereplikasi dan menghancurkan sel CD4. Meski saat ini antiretroviral (ARV) telah disediakan gratis oleh pemerintah, penyebarannya masih tidak merata. Banyak ODHA yang harus menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk mendapatkan obat tersebut.  Perjalanan yang jauh ini juga berarti merogoh kocek makin jauh pula. Pemecatan dari pekerjaan, kebutuhan ekonomi yang meningkat, dan enggan untuk memeriksakan diri menjadikan permasalahan ini sebagai lingkaran setan dan berujung menjadi beban sosial. 

Beban sosial yang terjadi akibat HIV dan AIDS sejatinya disebabkan oleh masyarakat itu sendiri. Asumsi yang beredar terkait ODHA sendirilah yang memunculkan sikap-sikap memojokkan penderita. Bilamana masyarakat mendapatkan pengetahuan yang benar terkait ODHA, bahwasannya Human Immunodeficiency Virus (HIV) tidak semudah itu untuk menular dan dapat dicegah, maka beban sosial ini tidak akan terjadi. Pemerataan sosialisasi terkait HIV dan AIDS juga harus dilakukan. Jika masyarakat melek akan HIV dan AIDS maka tidak akan ada lagi diskriminasi terhadap ODHA serta prevalensi ODHA juga akan menurun. Masyarakat menyadari cara pencegahan HIV, cara penanganannya, cara penyebarannya akan meningkatkan kesejahteraan ODHA secara tidak langsung. Point of support terhadap ODHA juga berpengaruh besar terhadap kesembuhan mereka. Memang hal ini tidak bisa secara instan dilakukan, tetapi dapat dilakukan secara berkala dengan bantuan setiap instansi pemerintah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun