Mohon tunggu...
raihan restu
raihan restu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang

hobi bermain bulutangkis dan memelihara ikan hias

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mahalnya Pakan Ternak di Era Pandemi

3 Juli 2022   06:00 Diperbarui: 3 Juli 2022   06:08 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Mahalnya pakan ternak memiliki dampak buruk, khususnya bagi para peternak bebek hibrida atau peternakan lain di Magelang. Hal tersebut, memicu kenaikan harga di sektor ekonomi.

Mahalnya pakan berimbas mahalnya harga daging. Harga daging yang mahal, menjadikan peternak mau tidak mau menaikan harga jual ternak. Namun, terkadang masih saja peternak mengalami kerugian dibandingkan labanya.

Banyak peternak sangat mengeluhkan kondisi bahan baku dan pakan yang terus setiap saat mengalami kenaikan. Harga pakan yang melambung tinggi, membuat para peternak yang masih bertahan harus bersikap. Salah satunya dengan melakukan penyesuaian Harga Pokok Produksi (HPP), karena kalau tidak, sejumlah peternak akan gulung tikar.

Kenaikan harga pakan ternak juga disebabkan banyak faktor. Salah satunya,karena bahan baku pakan yang banyak impor dari luar negeri. Ditambah situasi pandemi sekarang. Importir dari bahan baku tersebut sangat terbatas karena pandemi.

Padahal, biaya pakan selama ini menyedot biaya paling tinggi dalam pemeliharaan ternak. Dengan naiknya harga pakan, para peternak menjadi kesulitan.

Delapan puluh persen cost produksi baik bebek atau peternakan lain yang menggunakan pakan kosentrat ini mengalami tekanan luar biasa. Kosentrat sekarang sak/karung 50 kg(harga pakan) mencapai ± Rp 360.000,- itu baru harga di pabrik, belum harga di pasar sekitar ± Rp 430.000,- lebih. Bukan hanya itu, harga jagung yang dulu Rp 4.500,- per kg menjadi Rp 6.000,- ,harga bekatul pun juga naik. Harga pakan diatas lebih tinggi dari acuan pembelian di tingkat konsumen sesuai Permendag no.7-2020.

Kenaikan pakan juga berakibat pada kenaikan obat-obatan dan vitamin ternak. Kenaikan itu mau tidak mau, peternak harus membelinya, karena hal itu sangat penting untuk menjaga ternak dari penyakit dan memastikan ayam ternaknya dalam kondisi sehat.

Walaupun ternak sudah diberikan vitamin dan obat – obatan rutin, masih ada saja penyakit yang sulit disembuhkan pada ternak bebek hibrida. Peternak di Magelang banyak mengeluh soal penyakit mata putih pada ternaknya. Jika ternak sudah terjungkit penyakit seperti ini, ternak akan mengalami lumpuh dan sulit untuk disembuhkan, walupun sudah diberikan obat mahal sekali pun. peternak mendata ternak yang sudah terkena penyakit ini, persentase kematian 85%.

Harapan peternak harga pakan dapat turun seperti semula. Tapi, faktanya pabrikan menaikkan harga pangan. Kenaikan ini sangat meresahkan para peternak, karena terus naik dan naik. Peternak menginginkan pakan agar tidak naik dan naik.namun sampe sekarang ini harga pakan terus naik. Akibatnya, peternak kecil sudah tidur (gulung tikar) karena sudah tidak bisa menutupi produksi.

Alangkah baiknya jika pabrikan menurunkan sedikit harga pakan ternak, dan untuk pemerintah segera memberikan subsidi pakan terhadap para peternak karena hal itu bisa meringankan setidaknya sedikit beban pembelian pakan, dan obat – obatan ternaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun