Mohon tunggu...
raihanaalya
raihanaalya Mohon Tunggu... Mahasiswa - 17 tahun

mahasiswi yang menuangkan idenya lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bocornya Laboratorium Wuhan Menjadi Penyebab Awal Penyebaran Virus Corona?

17 Juli 2021   10:46 Diperbarui: 17 Juli 2021   11:06 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ada beberapa teori yang bisa menjelaskan bagaimana awal perjalanan virus COVID-19 hingga menjadi pandemi global. Virus ini sebenarnya sudah ditemukan sejak 31 Desember 2019, saat itu pihak otoritas kesehatan Wuhan di China mengumumkan bahwa telah ditemukan jenis virus baru yang menjadi pemicu wabah pneumonia yang cukup berat. Salah satu teori penyebaran virus corona yang cukup tersohor karena dinilai penuh dengan teori konspirasi hingga bumbu politik adalah teori tentang kebocoran laboratorium Wuhan. Virus yang belum diketahui etiologinya ini menginfeksi dua puluh tujuh orang lalu bertambah menjadi lima puluh lima sembilan orang rentang usia 12-59 tahun.

Bocornya Laboratorium di Wuhan

Pernyataan kontroversial ini dipopulerkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ia menyebutkan bahwa bocornya laboratorium Wuhan menjadi awal penyebaran virus corona. Namun, pernyataan ini diragukan kebenarannya setelah tim peneliti dari World Health Organization melakukan kunjungan ke Institut Virologi Wuhan dalam rangka menyelidiki asal-usul virus corona dan penyebarannya. Ketua tim WHO, Peter Ben Emberek, mengatakan sangat tidak mungkin bahwa virus corona bocor dari laboratorium Wuhan. Ia mengatakan, perlu penyelidikan lanjut mengenali virus corona lebih dalam. Dr Peter sendiri mengatakan tidak ada teori pasti yang bisa membuktikan bahwa penyebaran virus  menyebar melalui laboratorium Wuhan yang bocor. Sementara itu, Dr Peter Daszak, anggota tim WHO, mengatakan bahwa, penyelidikan kasus virus corona akan lebih baik jika difokuskan ke wilayah Asia Tenggara.

Dr Peter Daszak mengatakan, tim WHO sudah melakukan banyak penyelidikan terhadap virus corona. Dari hasil tracking, virus corona menunjukan tanda-tanda ke wilayah perbatasan Asia Tenggara  yang minim pengawasan.  Pada Mei 2020 lalu, laporan Wall Street Journal mengutip studi Lawrence Livermore National Laboratory, California, Amerika Serikat. Studi tersebut mengungkapkan bahwa   teori kebocoran virus corona dari laboratorium Wuhan bisa terjadi  dan perlu penyelidikan lebih lanjut. Hal tersebut juga didukung oleh laporan badan intelijen Amerika Serikat yang melaporkan tiga peneliti dari Institut Virologi Wuhan China pergi ke rumah sakit pada November 2019 untuk mendapatkan perawatan, sebulan sebelum China melaporkan kasus pertama COVID-19. Laporan yang tadinya di rahasiakan itu memberikan acuan baru dalam penelusuran asal COVID-19.

Akhirnya, Presiden Joe Biden kembali memerintahkan intelijen Amerika Serikat untuk kembali menyelidiki kasus COVID-19 dan meminta intelijen AS memberikan hasil investigasi dalam 90 hari ke depan. China menolak laporan yang digagas intelijen Amerika Serikat. Bahkan, salah satu ilmuwan serta kepala Institut Virologi Wuhan, Shi Zhengli, menolak teori laboratorium tersebut. Shi Zhengli mengatakan, mustahil baginya untuk memberikan bukti teori kebocoran laboratorium virus corona. Penolakan akan laporam Wall Street Journal  juga disampaikan Kementerian Luar Negeri China. Kementerian Luar Negeri China mengatakan, bahwa AS terus menyebarluaskan teori kebocoran laboratorium untuk mengalihkan perhatian

Berkontradiksi dengan China yang menolak laporan intelijen Amerika Serikat, WHO yang menerima laporan tersebut langsung membahas langkah dan penyelidikan lebih lanjut tentang penyebaran virus corona yang berasal dari laboratorium Wuhan. Pernyataan Dr Peter Ben Emberek di atas tadi ditegaskan oleh Dr Tedros Adhanom, beliau menegaskan akan bersikeras membahas semua teori dan kemungkinan penyebaran virus corona. Sementara itu, negara anggota G7 mendesak agar dilakukan penyelidikan ulang di China. Hal itu diutarakan pada pertemuan tingkat tinggi di Cornwall, Inggris pada 11-13 Juni lalu. Pihak WHO dan lain masih berusaha untuk menyelidiki asal-usul virus corona yang belum dapat dipastikan. Kemungkinan hal ini memakan waktu yang lama dan penelitian yang tidak sedikit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun