Mohon tunggu...
Dr. Raiders Salomon Marpaung.
Dr. Raiders Salomon Marpaung. Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Olahraga Purna Tugas

Nama :Dr. Raiders Salomon Marpaung, MM. Alamat :Jl. Toram I No. 5, Jakarta 11820 Tempat, tanggal lahir :Bandung, 18 April 1962 Status : Menikah Pekerjaan: Purna Tugas Guru PJOK di SMPK 6 PENABUR Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tak Kusangka, Candi Borobudur Dulu adalah Pusat Musik Dunia

16 Mei 2021   23:58 Diperbarui: 17 Mei 2021   00:02 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dok: tekno.tempo.co)

Jawa Tengah adalah salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang begitu banyak memiliki objek wisata. Objek wisata yang ada di Jawa Tengah antara lain wisata peninggalan sejarah, wisata budaya dan wisata alam. Salah satu objek wisata peninggalan sejarah yang menjadi andalan adalah "Candi Borobudur". Candi Borobudur adalah objek wisata sejarah berupa candi berbentuk stupa yang terletak di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Pandangan saya (dan juga mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia) tentang candi Borobudur awalnya bersifat fisik saja. Saya menganggap bahwa candi Borobudur hanyalah sebatas tumpukan atau bangunan yang terbuat dari batu sebagai peninggalan masa lalu. Saya sebagai pewarisnya hanya bisa mengagumi sambil membayangkan, bagaimana masyarakat di sekitar Borobudur lebih dari 1300 tahun yang lalu menyusun blok batu dengan luas dasar 123x123 meter dan tinggi asli 42 meter di atas bukit dengan ketinggian 265 meter dari permukaan laut.

Candi yang menurut perkiraan dibangun dalam kurun waktu sekitar 70 sampai 100 tahun itu terletak kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta terbagi menjadi tiga tingkatan ranah spiritual dalam kosmologi Buddha. Tiga tingkatan tersebut adalah: Kamadhatu, dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Rupadhatu, dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Arupadhatu, manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana.

Tak kusangka, ternyata dulu candi Borobudur yang saat ini merupakan Cagar budaya Indonesia adalah pusat peradaban. Bahkan menjadi repository terlengkap di dunia pada masanya untuk keberadaan alat-alat musik yang terekam dalam sebuah situs sejarah. Kabar membanggakan ini terdengar dari seminar dan lokakarya "Borobudur Pusat Musik Dunia" yang terlaksana pada 7-8 April 2021 yang lalu.

Borobudur yang selama ini dikenal sebagai situs candi terbesar di negeri ini yang telah dikukuhkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, ternyata dulu adalah pusat musik dunia. Dapat dibayangkan bahwa di masa lalu, Borobudur merupakan titik pertemuan lintas bangsa dan lintas budaya yang mempertemukan ragam peradaban dari seluruh nusantara, bahkan dunia, melalui seni musik. Dapat dibayangkan pula, bagaimana ramainnya suasana di sekitar Borobudur dimasa lampau.

Candi megah yang merupakan candi atau kuil Buddha terbesar di dunia terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief. Diantara relief tersebut terdapat sebanyak 226 relief alat musik jenis Aerophone (tiup), Cordophone (petik), Idiophone (pukul) dan Membranophone (bermembran), serta 45 relief Ansambel di dinding candi.

Bentuk alat musik yang ada di relief candi Borobudur tersebut, saat ini tersebar ke-34 Provinsi di Indonesia. Bahkan beberapa jenis alat musik yang dipakai saat ini, masih sama persis menyerupai bentuk yang ada di relief candi. Lebih luas lagi, ada kesamaan atau kemiripan yang sangat signifikan antara bentuk alat musik di relief Borobudur dengan alat musik yang saat ini masih dimainkan di lebih dari 40 negara di dunia.

Adalah hal yang sangat luar biasa, bahwa setelah lebih dari 1300 tahun berlalu, banyak instrumen musik yang tergambar di relief candi Borobudur masih tetap dimainkan sampai saat ini di berbagai tempat di Indonesia dan berbagai penjuru dunia. Hal ini merupakan bukti, bahwa peradaban luhur kita, masih mewarnai kehidupan dunia sampai saat ini. Borobudur yang sempat menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia, bukanlah hanya warisan yang bersifat fisik saja. Namun di dalamnya banyak tersembunyi hasil pencapaian budaya dan ilmu pengetahuan yang harus digali dan dipelajari, bukan hannya oleh para ilmuwan, namun lebih penting dapat dipahami oleh masyarakat pewarisnya, yaitu kita semua.

Untuk itu, lahirlah Gerakan Kebangsaan melalui Budaya yang dikenal dengan Sound of Borobudur. Sound of Borobudur adalah upaya Anak Bangsa untuk mengenali lebih dalam Kebesaran Peradaban lampau melalui Budaya dan Ilmu Pengetahuan, mengacu pada bukti tak terbantahkan di relief Borobudur. Sound of Borobudur, menggaungkan kembali bunyian Peradaban Borobudur yang terpendam selama ribuan tahun, agar dapat dimanfaatkan di masa depan.

Salah satunya adalah dengan melalui media seni, dalam mengajarkan nilai warisan leluhur. Seluruh instrumen musik di relief candi Borobudur, akan dimainkan dalam Sound of Borobudur Orchestra, dan diharapkan dapat dipergelarkan ke seluruh penjuru dunia sebagai Duta Budaya Indonesia. 

Untuk menunjukkan kepada masyarakat Indonesia dan warga dunia, bahwa sejak dulu bangsa Indonesia sudah memiliki Peradaban Tinggi dan Budaya Luhur sehingga dunia akan mengagumi Indonesia dengan menyatakan "Wonderful Indonesia".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun