Mohon tunggu...
Rahnunggalle Prastawinahyon
Rahnunggalle Prastawinahyon Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi benyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Rasulan", Tradisi Tahunan Masyarakat Gunungkidul, Yogyakarta sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen

21 Februari 2025   18:48 Diperbarui: 21 Februari 2025   19:02 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://lppm.uin-suka.ac.id/id/berita/detail/3719/ngalap-berkah-dalam-rangka-tradisi-rasulan-masyarakat-padukuhan-bengkak-kanigoro-gunungkidul

Rasulan adalah sebuah tradisi masyarakat Gunungkidul, Yogyakarta yang dilakukan sebagai ungkapan syukur atas hasil panen yang telah mereka dapatkan. Tradisi ini juga bisa disebut sebagai bersih desa, bersih dusun, atau metri desa. Tujuan diadakannya Rasulan adalah ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah, memohon keselamatan dan menolak bahaya, lambang kesejahteraan bagi masyarakat setempat, dan menjaga keselarasan manusia dengan alam.

Rasulan dilakukan setahun sekali setelah panen. Waktu pelaksanaan kegiatan rasulan setiap daerah berbeda-beda tergantung dari kesepakatan warga desanya. Penyelenggaraan tradisi ini juga dilakukan berdasarkan atas kesepakatan warga desa dengan pemerintah desa. Rangkaian kegiatannya meliputi kerja bakti, gotong royong, merapikan tempat-tempat umum, tempat makam, selamatan, dan kendurian. 

Sumber: https://geotimes.id/opini/mengulik-uniknya-tradisi-rasulan-di-gunung-kidul/
Sumber: https://geotimes.id/opini/mengulik-uniknya-tradisi-rasulan-di-gunung-kidul/

Di tengah modernisasi yang terus melaju, tradisi Rasulan di Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, tetap hidup dan menjadi bagian penting dari identitas masyarakat setempat. Tradisi ini bukan sekadar perayaan pasca panen, tetapi juga cerminan harmoni antara manusia, ekonomi, dan lingkungan. Melalui artikel ini, saya akan mengulas tradisi Rasulan dari perspektif 3p (people, profit, planet) untuk melihat bagaimana kearifan lokal ini memberikan kontribusi bagi keberlanjutan masyarakat Wonosari.

Sumber: https://suryapos.id/warga-padukuhan-bandung-gelar-tradisi-rasulan-atau-bersih-dusun/
Sumber: https://suryapos.id/warga-padukuhan-bandung-gelar-tradisi-rasulan-atau-bersih-dusun/

Rasulan dan Masyarakat (People):
Rasulan adalah perayaan yang melibatkan seluruh masyarakat desa. Gotong royong menjadi kunci utama dalam persiapan dan pelaksanaan tradisi ini. Masyarakat bahu-membahu membersihkan lingkungan, menyiapkan makanan, dan mengatur jalannya acara. Rasulan menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi, memperkuat solidaritas sosial, dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap budaya sendiri.
Selain itu, Rasulan juga menjadi ajang bagi generasi muda untuk belajar dan mewarisi nilai-nilai luhur dari leluhur. Melalui kontribusi dari mereka dalam tradisi ini, generasi muda diajak untuk memahami pentingnya menjaga tradisi, menghormati leluhur, dan melestarikan kearifan lokal.

Rasulan dan Ekonomi (Profit):
Tradisi Rasulan tidak hanya memiliki nilai sosial dan budaya, tetapi juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat Wonosari. Perayaan ini menjadi daya tarik wisatawan sehingga menarik wisatawan dari berbagai daerah untuk datang dan melihat tradisi rasulan tersebut. Kedatangan wisatawan ini memberikan berkah ekonomi bagi masyarakat setempat, seperti peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata, perdagangan, dan jasa.
Selain itu, Rasulan juga menjadi ajang bagi masyarakat untuk mempromosikan produk-produk lokal, seperti hasil pertanian, kerajinan tangan, dan kuliner khas. Hal ini dapat meningkatkan nilai jual produk-produk tersebut dan membuka peluang pasar yang lebih luas.

Rasulan dan Lingkungan (Planet):
Tradisi Rasulan memiliki kaitan erat dengan lingkungan hidup. Masyarakat Wonosari memiliki kearifan lokal yang tinggi dalam menjaga keseimbangan alam. Mereka memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana dan berkelanjutan. Rasulan menjadi momentum untuk mengucapkan rasa syukur atas hasil panen yang diberikan oleh alam, sekaligus mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Selain itu, Rasulan juga menjadi ajang untuk melakukan kegiatan penghijauan dan reboisasi. Masyarakat secara bersama-sama menanam pohon dan merawat lingkungan sekitar. Hal ini merupakan upaya untuk menjaga kesuburan tanah, mencegah erosi, dan menciptakan lingkungan yang asri.

Evaluasi:
Tradisi Rasulan di Wonosari telah terbukti memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, ekonomi, dan lingkungan. Namun, terdapat beberapa hal yang perlu dievaluasi dan ditingkatkan agar tradisi ini dapat terus lestari dan memberikan manfaat yang lebih besar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun