Mohon tunggu...
Rahmat Tk Sulaiman
Rahmat Tk Sulaiman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Dosen dan Aktifis Sosial Keagamaan

Dari SURAU Untuk BANGSA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makam Tuanku Imam Bonjol Kurang Dapat Perhatian

20 September 2020   11:27 Diperbarui: 20 September 2020   11:35 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu per satu anak tangga saya turuni dengan semangat, karena ini adalah kesempatan bagi saya untuk melihat dan mengabadikan sesuatu yang terkait dengan sejarah Tuanku Imam Bonjol.

Sesampai di bawah melewati kolam dan di sampingnya ada sungai yang suara airnya kedengaran amat deras.  Kanan kiri sudah dibetoni. Di lokasi baru tempat sholat Tuanku Imam Bonjol sudah dibuatkan mushalla, yang sudah ada tempat wudhuknya, tempat tikar atau sajadah sholat di samping batu tersebut. Saya abadikan batu tempat sholatnya dengan posisi saya duduk di atasnya. Kemudian ada juga sumur tempat berwudhuk beliau dulunya.

Setelah berfoto sambil melihat stuasi sekitarnya, saya kembali naik lewat tangga yang saya lupa menghitungnya. Sampai di atas, nafas saya terasa sesak kelelahan karena banyaknya tangga yang harus dinaiki. Tapi kelelahan itu terbayarkan dengan rasa syukur bisa berkesempatan berziarah ke makam ulama yang berasal dari Minangkabau ini.

Dari hasil kunjungan saya ke makam Tuanku Imam Bonjol ini, saya menyampaikan beberapa pesan, harapan dan masukan. Pertama keada pemerintah daerah baik dari provinsi maupun kabupaten dari Sulawesi Selatan agar memperhatikan makam tersebut. Sebab makam ini menjadi salah satu lokasi yang banyak diziarahi dan dikunjungi para tamu.

Kedua kepada perantau Minang yang ada di kabupaten Minahasa dan Sulawesi Selatan, agar perlu Memberikan dukungan perawatan dan perbaikan bagi bangunan atau sarana pendukung lainnya. Sampaikan kepada pemerintah setempat untuk diperhatikan. Ketiga harapan kepada pemerintah daerah baik itu kabupaten Pasaman maupun provinsi sumatera barat untuk membangun kerjasama dengan pemerintah setempat, supaya makam tersebut diperhatikan.

Memang berbeda dengan ulama tradisional dan ulama thariqat, dimana makamnya banyak dikunjungi dan diziarahi. Kemudian sarana pendukungnya dibangun dengan baik dan layak. Sehingga para penziarah dan pengunjung yang datang merasa nyaman.

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari perjalanan dan perjuangan beliau. Semoga dengan berziarah kita ingat akan kematian. Sakali marangkuah dayuang, duo tigo pulau talampau..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun