Mohon tunggu...
Rahmat Thayib
Rahmat Thayib Mohon Tunggu... Penulis - Sekadar bersikap, berharap tuna silap.

Sekadar bersikap, berharap tuna silap. Kumpulan tulisan saya: http://rahmathayib.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Untung Bukan Demokrat

26 Juni 2019   15:49 Diperbarui: 26 Juni 2019   16:02 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Partai Demokrat mengukuhkan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Komandan Kogasma untuk Pemilukada 2018 dan Pemilu 2019 di Wisma Proklamasi, Jakarta, pada Sabtu (17/2/2018). Bisnis.com - Agne Yasa 

Ah, betapa beruntungnya menjadi politisi non Demokrat. Anda akan selamat dari badai bully dan fitnah. Kalaupun diserang, ya kena ala kadarnya saja. Paling-paling cuma bikin Anda ngambek sehari-dua hari. Lalu bisa langsung turn on lagi.

Tidak percaya? Biar saya kasih beberapa ilustrasinya.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) secara jantan dan atas nama personal---Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute---bersilaturahmi dengan keluarga besar Presiden dan mantan Presiden RI. Dari BJ Habibie, KH. Abdurahman Wahid hingga Jokowi. Lain waktu, AHY juga berhimpun dengan politisi muda nasional di Istana Bogor.

Tujuan silaturahmi AHY ini jelas untuk mempercepat rekonsiliasi bangsa pasca Pemilu 2019. Agenda-agendanya pun terang-benderang diliput oleh media-media nasional. Tidak ada agenda politik praktis.

Dampaknya? AHY dihabisi. Dituduh pengkhianat, oportunis, anak ingusan dan lain-lain. Demokrat diutak-atik, mau diatur-atur sama pihak luar. Benar-benar terlalu.

Bandingkan ketika Prabowo Subianto bertemu dengan Jusuf Kalla (JK). Ingat, Prabowo adalah Capres Koalisi 02, sementara JK merupakan penasihat TKN Jokowi-Maruf Amin. Silaturahmi antara Prabowo dan JK ini dilaksanakan secara "diam-diam". Tidak sepengetahuan wartawan.

Parahnya, pasca pertemuan berembus rumor Gerindra minta jatah 5 kursi ke Jokowi-Ma'ruf Amin. Hari ini kesepakatan itu semakin menemukan kebenarannya. Ada istilah 2-1-2. Dua menteri, 1 pimpinan MPR dan 2 kursi dewan pertimbangan presiden untuk Gerindra.

Tapi untung saja Prabowo ini bukan kader Demokrat. Makanya, buzzer barisan setan gundul pakai jurus pura-pura bloon. Serangan diganti dengan harapan dan nasihat yang sok menggugah emosi. Bahkan, ada yang mengelu-elukan pertemuan diam-diam antara Prabowo dan JK. Betapa timpangnya.

Masih ingat ketika AHY kena fitnah syuhadah perang uhud? AHY disebut mirip Amir Huzaini Yasrib (AHY) yang punya bapak Said Badar Yusuf (SBY). Orang yang disebut tewas karena turun dari Bukit Uhud untuk mengambil harta rampasan perang, yang akhirnya malah membuatnya terbunuh musuh. Ini hoaks kuadrat. Pelecehan terhadap sahabat Nabi. Tapi setan gundul ini terus saja menggoreng-goreng.

Bandingkan dengan respon terhadap Rahmat Baequni yang berulang-ulang menyebarkan hoks. Mulai dari hoaks petugas KPPS diracun, segitiga masjid lambing iluminati sampai teroris diciptakan densus 88. Tapi syukurlah Baequni ini bukan kader Demokrat. Makanya ustadz produsen hoaks ini dielu-elukan. Sudah jadi tersangka pun, masih ada buzzer yang membelanya seolah-olah Baequni pawang kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun