Mohon tunggu...
RAHMAT GUNAWIJAYA
RAHMAT GUNAWIJAYA Mohon Tunggu... Administrasi - PENULIS Sejarah

Penulis sejarah yang pernah kerja di perbankan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Diplomasi Nyaman di Meja Makan

30 November 2016   23:21 Diperbarui: 1 Desember 2016   05:23 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menurut kamus Wikipedia Diplomasi. adalah seni dan praktik bernegosiasi oleh seseorang (disebut diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi. Kata diplomasi sendiri biasanya langsung terkait dengan diplomasi internasional yang biasanya mengurus berbagai hal seperti budaya, ekonomi, dan perdagangan.  Dalam diplomasi kemampuan bernegosiasi atau mempengaruhi pandangan atau pendapat lawan bicara merupakan kunci keberhasilan.

Presiden RI Ke 7 Joko Widodo terkenal dengan gaya diplomasinya yang sederhana dan sebenarnya sering dilakukan dalam dunia bisnis oleh para pengusaha di Indonesia, dalam dunia bisnis untuk memperkenalkan produk atau menawarkan kerjasama cara yang paling nyaman adalah dengan makan bersama para klien atau target, dengan makan bersama diharapkan terjadi hubungan yang terbangun secara emosional dan intim layaknya keluarga.

Dalam rumah tangga sesuatu yang masalah yang berat kadang bisa ringan dibicarakan di meja makan secara terbuka dan santai, dan itulah sebabnya bagi pasangan yang belum menikah atau masih dalam tahap perkenalan, pertemuan di meja makan sangat menentukan keberhasilam dan keberlanjutan masa depan hubungan kedua pihak. Menikmati makan bersama dengan menu yang enak di lidah, dan suasana yang nyaman tentu merupakan dambaan semua orang, apalagi jika dilakukan berdua dengan orang yang kita cintai atau kita hormati, durasi makan yang mungkin cuma 20 menit akan membekas menjadi kenangan manis seumur hidup.

Dalam sejarah diplomasi para presiden kita memang sering menjamu para koleganya dengan jamuan makan di Istana Negara  akan tetapi biasanya dalam kelompok besar tidak makan berdua layaknya orang yang pacaran dan sedang mencuri hati. Makan cuma berdua tentu berbeda rasanya dengan makan secara berkelompok atau beramai ramai. Jika makan besar dalam kelompok cenderung bersifat kekeluargaan, sedangkan makan cuma berdua biasanya untuk  menjalin ke intiman atau mencoba berbicara dari hati ke hati

Dalam beberapa minggu di November tahun 2016 ini Presiden Joko Widodo, tampaknya sedang berdiplomasi hati ke hati kepada beberapa tokoh politik di tengah upaya meredam aksi politik yang menghangat akibat gaya komunikasi yang kurang baik oleh mantan Wakilnya  Ahok di sewaktu menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Soal tujuan dan hati apa yang direbut mungkin cuma Presiden Joko Widodo yang tahu. Dalam usaha merebut hati tokoh Politik Presiden Joko Widodo kadang melakukan secara maraton melakukan jamuan makan Dari Mantan Rivalnya di Pilpres Prabowo Subianto, Penguasa PDIP Megawati, Penguasa Media Surya Paloh, dan beberapa tokoh Partai ia temui satu bersatu dalam jamuan makan di Istana untuk berbicara empat mata sambil mencicipi hidangan yang lezat di Istana

Diplomasi di Meja Makan memang sangat nyaman karena kita dapat berbicara secara rileks sambil menikmati menu yang lezat ditengan cuaca di luar yang mungkin sedang panas karena iklim politik, hebatnya Jokowi menjamu tamunya dengan menu yang berbeda beda sesuai dengan selera tamunya seolah dia sedang memancing simpati tamunya saat menjamu Prabowo , Jokowi menyediakan menu Ikan Bakar, saat dengan Ibu Megawati ia cicipi mie goreng Jawa, Saat dengan Rohamurozy ia hidangkan Coto Makassar Yang hangat, sedangkan saat Surya Paloh datang ia sediakan Mie Aceh, dan lanjut ke Setya Novanto penguasa golkar ia hidnagkan belut goreng. hingga Muhaimimn Iskandar pun tak luput ia hidangkan Sate sesuai selera tamunya.

Jokowi seakan berusaha merebut hati tamunya dengan kenikmatan lidah dan perut, karena cinta bisa datang dari perut kata orang tua dulu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun