Mohon tunggu...
RAHMAT GUNAWIJAYA
RAHMAT GUNAWIJAYA Mohon Tunggu... Administrasi - PENULIS Sejarah

Penulis sejarah yang pernah kerja di perbankan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Profesor Eddy yang Saya Kenal

24 Januari 2019   11:30 Diperbarui: 29 Januari 2019   09:57 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : tribunnews.com

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI)merupakan salah satu Fakultas yang dimiliki oleh Universitas Tanjungpura (UNTAN) di Pontianak Kalimantan Barat, Kampus tertua di Kalimantan Barat yang didirikan pada tahun 1959 diresmikan, oleh Presiden Sukarno ini dikenal memiliki lahan yang sangat luas mungkin lebih dari 60 hektar terletak di dua Jalan yakni Jalan Daya Nasional dan Jl. Profesor Doktor H. Hadari Nawawi dengan ribuan mahasiswa yang mayoritas berasal dari seluruh pelosok Kalimantan Barat.

Di FEBI sampai tahun 2019 ini baru memiliki dua orang Profesor atau Guru besar yakni Prof. Dr. Eddy Suratman, S.E., M.A. dan Prof. Hj. Asniar Ismail, S.E., M.M. tapi yang saya kenal baik Cuma Prof. Eddy karena Prof. Asniar tidak pernah mengajar saya walaupun beliau adalah mantan Rektor Universitas Tanjungpura pada masa tahun 2002 saat saya masih mahasiwa,dengan Prof Asniar kalaupun bertemu pas ada acara seminar atau menghadiri sidang terbuka yang dihadiri beliau juga. Tapi untuk Prof Eddy saya kenal baik karena pernah mengajar saya di empat mata kuliah baik saat S1 atau saat kuliah di Pascasarjana Magister Ilmu Ekonomi dan sering bertemu pada beberapa kesempatan di acara kedinasan.

Yang saya ingat Prof. Eddy adalah Profesor yang bersahaja dan selalu semangat mengajar dan memberikan teori terbaru ,tetapi juga memberikan motivasi  pengalaman hidup. Perjumpaan saya pertama kali saat semester pendek di 2003 di Mata Kuliah Perekonomian Indonesia, saat itu beliau baru selesai S3 di Unversitas Indonesia (UI) salah satu kampus pencetak ekonom-ekonom terbaik di Indonesia dan jadi langganan Menteri dan pejabat strategis di Kementerian Keuangan jadi beliau juga kenal baik dengan Ibu Sri Mulyani dan Chatib Basri salah satu ekonom terbaik di Indonesia.

Tetapi berbeda dengan dua ekonom diatas yang pernah menjabat Menteri Keuangan dan berasal dari keluarga mapan. Prof Eddy berlatar belakang dari keluarga sederhana bahkan saudara kandungnya mayoritas putus sekolah tak sampai SMP, di Sumatera Utara dengan ekonomi keluarga yang pas pasan tetapi dengan bekal tekad yang kuat untuk mengubah nasib lewat pendidikan memberanikan di merantau ke Pontianak untuk kuliah di UNTAN dan berhasil menjadi mahasiswa terbaik, tercepat lulus dan IPK tertinggi 1992 dan langsung ditawari bekerja menjadi dosen tetap dan mendapat beasiswa S2 ke Universitas Indonesia. 

Padahal menurut Prof. Eddy masa remaja dan masa kuliahnya penuh keprihatinan, numpang tinggal di tempat orang dan sempat menjadi pelayan bersih-bersih tempat ia tinggal dan mendapat makanan dari sisa bagian catering dari orang orang tempat ia tinggal menumpang. Walaupun hidup pas pasan Prof. Eddy muda tetap semangat bahkan aktif berorganisasi dan menjadi pengurus KNPI Kalimantan Barat dan Muhammadiyah. 

Berkat aktivitasnya di organisasi ia banyak kenal dengan petinggi Kalimantan Barat mulai pejabat sipil dan militer , bahkan Gubernur Kalbar zaman itu Aspar Aswin sampai Usman Jafar sering meminta bantuannya.

Walaupun aktivis yang banyak kegiatan  prestasi Prof Eddy sewaktu mahasiswa moncer bisa lulus tercepat dan IPK tinggi hal ini banyak  diakui kawan-kawan kuliah seangkatannya bahkan Silvester Ansel  dosen FEBI yang alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dulu mengajar Prof Eddy sewaktu masih mahasiswa mengakui kejeniusannya terutama soal matematika ekonominya sangat kuat bahkan dosen yang dulu mengajarnya saat mengambil doctoral dan ujian desertasi S3 meminta bantuannya untuk jadi Promotor karena Prof Eddy yang dulu mahasiswanya waktu S1 sudah menjadi guru besar duluan.

Kisah hidupnya penuh tantangan, bahkan sewaktu masih menjadi dosen honor, motornya sempat hilang di kampus sehingga ia pun pernah mengajar naik turun angkutan umum sejak motornya hilang Prof. Eddy bersumpah ndak akan beli motor lagi sebelum punya mobil dan cita-citanya tercapai Pak Eddy berhasil membeli mobil hasil jerih payahnya. 

Prof Eddy terkenal bersahaja tetapi selalu semangat mengajar dikelas, kesahajaannya terlihat pada masalah transportasi ia pernah berujar kalau naik pesawat ia tak pernah memilih kelas walaupun sudah jadi pejabat dan pakar ekonomi yang sering diundang ke luar negeri yang penting sampai katanya, hal ini ia ceritakan saat menceritakan koleganya Prof. Dr. Bambang Brodjonegoro yang pernah jadi Menteri, tak mau datang di acara keluar kota jika undangan pesawatnya bukan kelas bisnis, baginya apapun kendaraannya tak masalah yang penting sampai.

Kini Prof Eddy menjadi kandidat Calon Rektor Universitas Tanjungpura dengan suara terbanyak dukungan senat dan hasil akhir menunggu Keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi semoga berhasil Prof. Apapun hasilnya jasa anda sudah sangat banyak memajukan kampus FEBI dan membawa harum nama Kalimantan Barat di beberapa ajang nasional dan internasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun