Mohon tunggu...
Rahman Faisal Hasibuan
Rahman Faisal Hasibuan Mohon Tunggu... Laki laki

Rahman Faisal Hasibuan Lahir di Bekasi tahun 1987

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbagi Ceria di Taman Cut Mutia

18 November 2019   13:01 Diperbarui: 18 November 2019   13:19 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bekasi.pojoksatu.id

Malam belum begitu larut, ketika sekelompok anak muda menghangatkan suasana malam dengan tembang bergenre old fashion dan berjingkrak selaras dengan nada. Mereka menamakan dirinya "Toean Nyonya", salah satu kelompok musik yang menghidupkan suasana malam minggu di Taman Cut Meutia, Kota Bekasi pekan lalu. Sebuah Taman yang lama tertidur dari aktivitas seniman muda kota ini. 

Empat tembang dilantunkan Anggun sang vocalis dengan apik, membangkitkan gairah sekelompok anak muda lain ikut berjingkrak mengikuti irama. Sebuah suasana yang lama tak hadir di tempat ini. Air mancur yang mengucur menjadi latar belakang, takkan menari sendiri lagi. Para seniman muda kota ini berjanji tuk selalu menemani. Malam ini dan esok lagi.

Taman Cut Mutia, merupakan sebuah taman yang terletak di Jalan Cut Mutia Bekasi Timur,  Kota Bekasi. Bahkan tempat ini juga memiliki julukan "Taman Patriot Wisata Seni Budaya". Selain air mancur, pepohonan besar serta tanaman hias, Dinas Pertamanan Kota Bekasi juga melengkapi tempat ini dengan Toilet dan tempat parkir. Benar-benar sebuah tempat yang layak untuk tetirah dan mencari hiburan.

Sejak berdiri puluhan tahun silam, Taman Cut Meutia selalu menjadi tempat  berkumpul dan menghabiskan petang bagi masyarakat sekitar. Bahkan di malam hari, Taman Cut Meutia juga menjadi tempat pusat berkumpul dan berwisata sederhana bagi warga. Rahman Faisal Hasibuan, pemuda warga RW 01, kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur mengungkapkan bahwa Taman ini selalu menjadi tempat berkumpul dan bercengkrama bagi warga sekitar. "Waktu kecil setiap sore saya selalu diajak main ke Taman ini oleh orang tua," kenangnya. Di malam hari, masyarakat menjadikan taman sebagai tempat bersilaturahmi dan bersosialisasi.

Beberapa tahun belakangan taman ini menjadi suram. Bahkan meresahkan. Taman Cut Meutia yang sudah dirancang dengan elok, sempat menjadi tempat bersemayamnya "Pekat" atau Penyakit Masyarakat. Tempat menjaring mangsa para PSK, tempat indehoi pasangan LGBT, lokasi perjudian hingga peredaran narkoba. Julukan yang lengkap untuk kesuraman. Sebuah keindahan yang beranjak kelam.  

Kondisi ini membuat gerah para seniman muda Kota Bekasi. Beberapa komunitas dan organisasi seperti kelompok sanggara Teater Arah, Karang Taruna RW 01, Kelurahan Margahayu, Ruang Musisi Muda dan beberapa tokoh masyarakat bergerak. Ical Hasibuan, Putra Persada, M. Muklis, Inos, Natan dan ust. 

Wanda bertekad menjadikan taman sebagai tempat yang layak untuk berkumpulnya warga masyarakat sekitar serta menjadikannya tempat yang layak anak. Taman Cut Mutia harus menjadi destinasi wisata lokal, serta menjadikan Taman sebagai ruang untuk apresiasi Seni dan Budaya, sesuai dengan jargon yang tertulis di salah satu tugu taman ini.

Awal November lalu, sejumlah komunitas seniman muda Kota Bekasi bersepakat mulai melakukan gebrakan dengan kegiatan bertajuk "Hari Pahlawan". Rencananya kegiatan serupa akan rutin digelar setiap akhir pekan untuk menampung dan memberi kesempatkan kepada para seniman muda berekspresi dan unjuk kebolehan.

Walau masih berbekal peralatan musik seadanya, sorotan lampu taman entah ke mana, hamparan spanduk bekas sebagai tribun VIP, dilengkapi pedagang kopi yang mondar-mandir menawarkan pelepas dahaga, malam minggu di Taman Cut Meutia sekarang sudah berganti warna. Ayo berbagi ceria di Taman Cut Meutia!

Han..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun