Mohon tunggu...
Rahma Dwi Uswatun Khasanah
Rahma Dwi Uswatun Khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Opini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

The Miracle of Hadroh In Society

26 Mei 2022   21:32 Diperbarui: 26 Mei 2022   22:37 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hadroh, siapa yang tak mengenal istilah hadroh??? Dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa hingga yang tua tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah tersebut. Hadrohan atau sering disebut terbangan atau rebananan dikalangan masyarakat desa. Hadroh yang notabennya memadukan antara variasi vocal, tabuhan dan sholawat zaman dahulu hingga menggunakan variasi modern. Seperti Syubanul Muslimin, Az Zahir dan sebagainya. 

Hadroh sendiri sudah menjadi tradisi di daerah kami,dahulu yang diprakarsai oleh ketua didusun kami hanya menggunakan rebana dan bedug kulit sebagai alat pengiring sholawat, hingga sampai sekarang diteruskan oleh pemuda dan pemudi Masjid disini dengan grup "Asy-Syifa", pemuda pemudi kami menambahkan alat musik variasi untuk menambah kemeriahan hadroh tersebut, seperti penambahan alat musik jimbe atau darbuka, bas, tam dan gerincing (icik-icik) juga variasi tabuhan agar terkesan lebih bersemangat. 

Lalu untuk apakah itu semua???,bukan hanya sekedar ingin ikut-ikutan tenar atau apapun, niat kami sebagai generasi muda mengajak masyarakat, melanjutkan syiar lewat sholawat juga agar tidak membosankan pendengar. Grup As-Syifa juga dibentuk bukan semata-mata membuat suatu perkumpulan, tetapi juga untuk mempererat silaturahmi antar warga baik yang muda maupun tua. As-Syifa (obat penawar) dimaksudkan agar setiap orang yang mendengarkan lantunan sholawat tersebut ikut dalam lantunan-lantunan indah serta menjadi obat penawar bagi yang sakit dan juga menambah rindu serta kecintaan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. 

Hadroh didaerah dusun kami dilakukan pada setiap malam jum'at atau setiap malam mingguan juga diadakan pada hari-hari besar islam, seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan membaca sholawat untuk Rasulullah SAW, Isra Mi'raj atau saat diadakannya hajatan seperti walimatul ursy dan walimatul khitan. Biasanya hadroh dilakukan di masjid, lapangan atau di rumah warga yang ingin mengadakan acara hajatan tersebut atau syukuran bukan hanya untuk sekedar hiburan semata tetapi dengan niat mencari syafaat Nabi Muhammad SAW melalui sholawat-sholawat tersebut. 

Hadroh sangat mengingatkan kami kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, jika kita benar-benar meresapi dan tau makna artinya, apalagi saat mahalul qiyamullail (berdiri saat dipertengahan sholawat diba'). Setelah itu duduk kembali dan berdo'a. 

Di kampung kami setelah selesai melaksanakan acara hadrohan, kami tidak langsung pulang tetapi kami masih memainkan alat hadroh walau hanya sekedar bermain-main dan sambil mengingat-ingat kunci pukulan rebana. Ternyata kunci pukulan rebana tidak begitu mudah yang dibayangkan tidak hanya sekedar di tabuh-tabuh tetapi dengan berbagai variasi, apalagi yang masih pemula memegang alat hadroh biasanya akan merasakan pegal-pegal pada lengan. Tetapi jika sudah terbiasa latihan akan menjadi enteng dan mudah bahkan akan merasakan kecanduan untuk memainkannya. 

Variasi tabuhan rebana ada dua, yaitu gerinci dan tikah. Gerinci dan tikah pun ada dua versi yaitu pukulan gerinci satu, dua, dan pukulan tikah satu, dua. Begitu rumit jika dibayangkan, tetapi tidak ada salahnya jika kita mau terus belajar dan berlatih. Dengan dibiasakannya berlatih tabuhan rebana akan menumbuhkan bakat dan skil. 

Sebagai tambahan dari penulis, mari kita sama-sama memperbanyak bersholawat agar hati kita tetap tenang, membumikan sholawat dan melestarikan sholawat agar tetap aksis diera gempuran banyak orang yang menyukai k-pop, melantunkan sholawat tempo dulu hingga modern agar mendapat syafaat dihari kiamat. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun