Mohon tunggu...
rahmadani putri
rahmadani putri Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Minimnya Kesadaran Masyarakat Akan Pentingnya Membayar Pajak

26 Juli 2021   21:37 Diperbarui: 26 Juli 2021   21:49 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mungkin kita semua sudah sering mendengar kata itu, bisa jadi di iklan televisi, iklan layanannya masyarakat atau spanduk dan banner yang kita temui di jalan raya. Sebagian dari kita kemungkinan tidak tau apa sebenarnya wajib pajak itu. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut undang-undang perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau pemotongan pajak tertentu. Wajib pajak bisa berupa orang pribadi atau wajib pajak badan. Untuk orang pribadi wajib mendaftarkan diri dan mempunyai nomor pokok wajib pajak atau yang biasa kita kenal dengan NPWP, kecuali yang di tentukan oleh undang-undang. Untuk badan termasuk badan usaha dan badan yang tidak melakukan usaha. Contoh badan yang wajib pajak adalah perseroan terbatas, perseroan komanditer, firma, kongsi, koperasi, yayasan, perkumpulan, organisasi massa, organisasi politik dan yang lainnya.

Dari kata wajib pajak kita dapat menyimpulkan bahwa membayar pajak tersebut hukum nya wajib yang tidak bisa di tinggalkan. Masi banyak orang yang tidak tau apa sebenarnya manfaat dari wajib pajak tersebut. Sebagian orang juga ada yang berfikir bahwa wajib pajak tersebut akan di alokasikan ke sesuatu yang negatif atau bisa jadi di korupsi oleh para penjabat. Tetapi untuk meluruskan semua itu mari kita bahas kenapa membayar pajak itu penting dan apa saja manfaat dari membayar pajak.

Membayar pajak itu penting, karena bisa dibilang apa yang kita bayarkan akan berdampak pula kepada kehidupan kita. Pajak yang telah di bayar kan tersebut digunakan negara untuk biaya pemerintahan dan untuk membangun negeri. Dari uang pajak pemerintah akan membangun kesejahteraan masyarakat mulai dari membangun fasilitas umum yang lebih baik, fasilitas belajar dari alokasi Dana Bos, Kartu Indonesia Pintar dan beasiswa, dan dan fasilitas kesehatan seperti Kartu Indonesia Sehat. Dari sekian persen dari penghasilan yang kita bayarkan untuk pajak akan menjadi manfaat bagi seluruh Indonesia. Secara tidak langsung, kita juga sudah membantu sesama.

Di Indonesia sayang nya kesadaran akan pentingnya membayar pajak itu masih sangat rendah. Dari data yang diperoleh dari 1.400 triliun APBN, 75% nya berasal dari pajak. Angka tersebut masih tergolong rendah dari data PDB Indonesia. Kita kalah dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan negara maju lainnya.

Contoh kasus akibat minimnya kesadaran pentingnya membayar pajak bisa kita ambil di bengkulu. Kurangnya kesadaran wajib pajak ini berdampak kepada pendapat asli daerah dan lambatnya pembangunan di Bengkulu. Alasan dari rendahnya kesadaran masyarakat karena kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya membayar pajak.

Contoh lain di Riau dan kepulauan Riau. Angka kesadaran masyarakat terhadap kepedulian pembangunan dalam negeri masih minim, atau masi banyak nya stigma negatif yang dipikirkan oleh masyarakat seperti pertanyaan pertanyaan setelah membayar pajak ini, jangan jangan uang tersebut akan di korupsi pemerintah. Padahal sudah di tegaskan bahwa pajak tersebut akan di alokasi kan ke tempat yang seharusnya seperti ke fasilitas yang akan menunjang kehidupan kita.

Dari minimnya kesadaran wajib pajak ini juga membuat angka pemanfaatan tax amnesty masih rendah dari yang di targetkan. Pada daerah kepulauan Riau juga seperti itu. Berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran telah di lakukan oleh KPP. Meski tidak memiliki target yang pasti Direktorat Jendral Pajak Riau dan kepulauan Riau berhasil mengumpulkan tax amnesty hingga 2 triliun rupiah.

Jadi kita sebagai generasi muda harus mulai sadar akan pentingnya membayar pajak, jika bukan kita yang mulai mau sampai kapan kita tidak berkembang. Jika bukan kita jadi siapa lagi?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun