Amanah ialah "sesuatu yang di percayakan". Termasuk di dalamnya segala apa yang di percayakan kepada seseorang, baik harta ataupun ilmu pengetahuan dan sebagainya. Seorang pelajar memikul amanah, maka dia wajib menjaga waktu dan memperhatikan pelajarannya dengan sebaik-baiknya.
Demikian juga guru memikul amanah, maka wajib dia memberikan pelajaran kepada murid-muridnya menurut cara yang baik untuk kemajuan muridnya. Sesudah Allah memerintahkan kepada setiap manusia untuk memelihara Amanah dan berserah kepada hakim supaya menjalankan hukum dengan adil, karena itu juga merupakan salah satu amanat baginya, maka Allah memerintahkan supaya, mentaati Allah, Rasul, dan Uul Amri.
1. KemandirianÂ
Sebagai karakter yang di terangkan dalam syariat islam adalah karakter kemandirian, kemandirian dalam mempertanggung jawabkan prilaku dan perbuatannya di hadapan Allah kemudian di hadapan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di mana seseorang berada. Kemandirian ini di berlakukan mulai dari seorang anak sampai pada status akil baligh. Di tinjau dari perspektif pendidikan, bahwa masa akil baligh adalah masa ia telah mendapatkan bekal pemahaman yang cukup untuk bekal ia sebagai seorang muslim yang mulai berdiri dengan tanggungjawab personal di hadapan Tuhannya.
A. Kemandirian dalam berbisnis
Abdurrahman bin Auf, setibanya di Madinah dalam perjalanan hijrah dari Makkah, di tawarin oleh Sa'ad bin Rabi' untuk mengambil separu dari kekayaannya. Namun, ia tidak segera menerima tawaran itu. Ia hanya meminta agar di tunjuki jalan ke pasar untuk berdagang. Untuk membangun kemandirian ini, Rasulullah SAW selalu menegaskan kepada sahabat-sahabatnya bahwa tangan di atas (memberi) lebih baik dari pada tangan yang di bawah (mengemis atau meminta). (HR Bukhari-Muslim)
B. Indenpendensi Muhammad dalam berdakwah
Pada waktu itu Rasulullah di hadapan kan banyak tekanan ketika menyampaikan Risalah dari Allah. Ancaman kaum kafir Quraisy pun bukan ancaman main-main, sudah berapa kali kaum kafir ingin membunuh Rasulullah. Manusia berhati nan mulia itu tetap berpegang teguh pada agama-nya, meskipun banyak juga tawaran-tawaran duniawi dari orang kafir seperti tawaran jabatan, harta, dan wanita. Akan tetapi Rasulullah dengan tegas menolaknya. Jalan dakwah ini jauh lebih berharga dari pada hal dunia.
C. Indenpendinsi dan amanah