Mohon tunggu...
Rahma Aulia Syafaat
Rahma Aulia Syafaat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB University

Menyukai hal-hal bidang pertanian dan peternakan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN-T IPB 2022 Membuat Inovasi Daun Kelor sebagai Churros untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Posyandu Anak di Desa Grinting

9 Agustus 2022   23:40 Diperbarui: 9 Agustus 2022   23:51 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 2022 IPB University melakukan inovasi olahan dari daun kelor menjadi sebuah produk camilan berupa churros daun kelor. Pembuatan churros daun kelor dilakukan sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan stunting yang masih terbilang tinggi di Indonesia, khususnya di Brebes.

 

Program pembuatan churros daun kelor ini dilaksanakan di Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 12 Juli 2022 bekerja sama dengan Posyandu Cempaka Grinting untuk diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui dan ibu yang memiliki balita. Selain itu, mahasiswa KKN-T IPB memberikan resep kepada pengurus Posyandu di Desa Grinting agar program pemberian churros daun kelor dapat berjalan dengan kontinu. 

 

Kemenkes RI (2018) menyatakan bahwa stunting atau kejadian balita pendek merupakan salah satu permasalahan gizi yang dialami oleh balita di dunia. Stunting atau kerdil adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO (World Health Organization). Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Di samping itu, masa pandemi COVID-19 menyebabkan ekonomi menurun mengakibatkan asupan sumber gizi menjadi rendah serta kurangnya keberagaman konsumsi pangan sehingga anak kurang berselera dalam makan. Angka stunting di Indonesia mengalami penurunan menjadi 27,7% pada tahun 2019. Namun, angka ini masih di atas 20% sehingga masih menjadi permasalahan serius dan perlu ditanggulangi agar angka stunting dapat menurun sesuai anjuran WHO (Ruswati et al. 2021). Kepala Subid Sosial dan Budaya Baperlitbangda, Bayu Setiawan, menyatakan bahwa Angka stunting di Brebes sekitar 26% pada tahun 2022.

 

Tanaman kelor merupakan salah satu tanaman kaya manfaat dan gizi yang mudah didapatkan. Daun kelor kering mengandung protein 28,44%, lemak 2,74%, karbohidrat 57,01%, serat 12,63%, dan kalsium 1600-2200mg sehingga dianjurkan untuk masa pertumbuhan bayi dan anak (Muliawati dan Sulistyawati 2019). Pemanfaatan daun kelor yang terbatas sebagai menu makanan menyebabkan anak-anak kurang suka dalam mengonsumsinya. Mahasiswa KKN-T IPB 2022 Desa Grinting menciptakan churros daun kelor sebagai camilan suplemen dalam upaya untuk meningkatkan daya suka anak terhadap konsumsi daun kelor. 

 

“Pembuatannya hampir serupa dengan churros pada umumnya, namun untuk takaran yang digunakan adalah 3-4 sdm bubuk daun kelor kering per 120 gram tepung terigu agar dapat mudah dikonsumsi oleh anak-anak,” ujar Laila, salah satu mahasiswa KKN-T IPB 2022 Desa Grinting. “Bagus dan rasanya enak, namun perlu kaji lebih lanjut agar masa simpan lebih tahan lama,” ujar Ibu Lurah Desa Grinting, Ajeng Kartini, menyampaikan pendapatnya mengenai churros daun kelor sebagai PMT.

 

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun