Adam smith dulu bilang, pasar bisa mengatur dirinya sendiri lewat apa yang disebut "tangan tak terlihat" (atau invisible hand). Sederhananya, kalau harga suatu barang naik, orang bakal beli lebih sedikit. Kalau harga turun, orang bakal beli lebih banyak. Prinsip ini kelihatan simple, tapi terbukti selama berabad-abad masih berlaku.
Sekarang, kita hidup di zaman belanja online, iklan digital, dan flash sale. Orang sering membeli barang bukan karena butuh, tapi karena tergoda diskon, tren, atau rekomendasi dari platform online maupun offline. jadi, meskipun teori klasik pasar sekarang punya "aturan tambahan" yang dulu nggak ada. Sistem digital, media sosial, dan strategi promosi ikut menentukan apa yang laku dan kapan orang membeli.
Kalau kita bandingkan dengan pasar tradisional dulu, jelas ada bedanya. Dulu, harga dan kebutuhan orang hampir sepenuhnya menentukan permintaan. Sekarang faktor psikologi, teknologi, dan tren online ikut berperan besar. Misalnya, barang yang sama bisa berbeda penjualan tergantung bagaimana platform menampilkannya, atau seberapa menarik promosi yang muncul di layar gadget kita. "tangan tak terlihat" (invisible hand) Adam smith kini seakan bergandengan dengan "campur tangan teknologi" (technology's involvement).Â
Meski begitu, ada sisi positifnya. Pasar digital bikin belanja lebih praktis dan cepat. Konsumen bisa membandingkan harga, mencari kualitas, atau menemukan barang dari mana saja. Tapi tantangannya juga nyata: kita lebih mudah tergoda membeli barang yang sebenernya nggak terlalu dibutuhkan. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk tetap kritis dan bijak.
Selain itu, memahami teori klasik tetap penting. Dengan mempelajari dasar-dasar ekonomi, kita bisa melihat bagaimana harga, permintaan, dan penawaran bekerja, meskipun di dunia digital sekarang ada banyak tambahan faktor. Kita jadi bisa lebih cerdas dalam mengambil keputusan, baik sebagai pembeli maupun pelaku bisnis.
Pada akhirnya, teori Adam smith tetap relevan. Hanya saja, kita harus menyesuaikannya dengan kondisi sekarang. Harga masih penting, tapi prilaku konsumen, sistem digital, dan tren online juga ikut memengaruhi apa yang terjadi di pasar. Bagi konsumen, artinya harus lebih bijak saat berbelanja, jangan hanya tergoda promo atau tren sesaat. Sementara bagi pelaku bisnis bisa belajar dari dasar-dasar ekonomi klasik agar usahanya nggak cuma viral sementara, tapi juga berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI