Saat para pemuda dari beberapa sudut Indoensia berkumpul saat Sumpah Pemuda sebenarnya ingin mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia raya. Tapi mereka memang tak bisa lepas dari cita-cita bersama untuk menjadi satu bangsa. Konsep Bertumpah darah yang satu, tanah air Indoensia. Berbangsa satu, bangsa Indonesia dan menjunjunga bahasa persatuan, bahasa Indoensia. Itulah yang kemudian kita kenal sebagai Sumpah Pemuda.
Dalam perjalanan berbangsa dan bernegara itu kita sering berhadapan dengan intoleransi dan radikalisme dan hal hal yang berbau SARA (Suku, Agama Ras dan Antar Golongan).  Intoleransi bertentangan dengan konsep Sumpah Pemuda dan proklamasi kemerdekaan yang menjunjung  persatuan ditengah perbedaan Indonesia yang bergitu kompleks. Bisa kita banyangkan 17 ribu lebih pulau, punya bahasa darerah lebih dari 400 dan banyak etnis dan sekitar 6 agama dan banyak keyakinan, tentu tak mudah untuk menyatukannya. Pasti mereka memiliki ego sektoral dll.
Karena itu semangat Sumpah Pemuda, harus dimaknai sebagai upaya mewujudkan persatuan melawan radikalisme dan intoleransi. Sudah saatnya pemuda Indonesia berdiri, bersatu dan maju melawan derasnya arus paham radikalisme yang selama ini relatif cukup mampu mengkotak-kotakkan kita. Caranya dengan membentengi diri dulu dari berbagai infiltrasi paham radikalisme.
Tapi kita harus menyakini bahwa persatuan nasional masih dalam posisi mayoritas sehingga kita bisa yakin dapat bahwa kita punya cara dan saluran tersendiri dalam menyingkapi terbelahnya persatuan nasional karena isu SARA. Pemuda Indonesia itu tangguh dan pemberani  melawan penjajah yang bersenjata canggih saja kita pantang mundur, apalagi hanya melawan gerakan radikalisme.  Pemuda harus bersatu melawan radikalisme.
Karena itu upaya dan tekad untuk kembali pada jalur yang benar untuk upaya persatuan harus kita tanamkan benar sehingga cita-cita bersama yang tertuang pada Sumpah Pemuda dan pancasila tetap kita pertahankan.