Kurma, buah yang disebutkan dalam Al-Qur'an ini, memiliki sejarah panjang dalam tradisi Islam, terutama sebagai makanan yang dianjurkan untuk berbuka puasa.
Namun, tidak banyak yang tahu bagaimana proses peredaran kurma di Indonesia, dari mana saja asalnya, dan seberapa besar kontribusinya terhadap perekonomian.
Selain memiliki nilai spiritual, ternyata kurma juga menjadi komoditas ekonomi yang sangat penting.
Artikel ini akan mengulas peredaran kurma di Indonesia, negara asal pengimporannya, dan dampaknya terhadap bisnis kurma di tanah air.
Asal-Usul Kurma yang Masuk ke Indonesia
Kurma atau Phoenix dactylifera telah lama dikenal sebagai buah yang kaya akan energi dan manfaat kesehatan.
Selama bulan Ramadan, kurma menjadi pilihan utama sebagai makanan berbuka karena kandungan gula alami, serat, dan vitamin yang mampu mengembalikan energi dengan cepat.
Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, menjadi pasar utama bagi peredaran kurma selama Ramadan.
Mayoritas kurma yang beredar di Indonesia diimpor dari negara-negara Timur Tengah, terutama dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Tunisia, Mesir dan Iran.
Arab Saudi, sebagai negara penghasil kurma terbesar di dunia, menyuplai sebagian besar kurma yang masuk ke Indonesia.