Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dari Gurun ke Nusantara: Menelusuri Jejak Kurma di Indonesia

28 Februari 2025   18:41 Diperbarui: 28 Februari 2025   18:41 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jelang Ramadan, pedagang kurma raup 'cuan' (Foto: Kompas.id)

Kurma, buah yang disebutkan dalam Al-Qur'an ini, memiliki sejarah panjang dalam tradisi Islam, terutama sebagai makanan yang dianjurkan untuk berbuka puasa.

Namun, tidak banyak yang tahu bagaimana proses peredaran kurma di Indonesia, dari mana saja asalnya, dan seberapa besar kontribusinya terhadap perekonomian.

Selain memiliki nilai spiritual, ternyata kurma juga menjadi komoditas ekonomi yang sangat penting.

Artikel ini akan mengulas peredaran kurma di Indonesia, negara asal pengimporannya, dan dampaknya terhadap bisnis kurma di tanah air.

Asal-Usul Kurma yang Masuk ke Indonesia

Kurma atau Phoenix dactylifera telah lama dikenal sebagai buah yang kaya akan energi dan manfaat kesehatan.

Selama bulan Ramadan, kurma menjadi pilihan utama sebagai makanan berbuka karena kandungan gula alami, serat, dan vitamin yang mampu mengembalikan energi dengan cepat.

Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, menjadi pasar utama bagi peredaran kurma selama Ramadan.

Mayoritas kurma yang beredar di Indonesia diimpor dari negara-negara Timur Tengah, terutama dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Tunisia, Mesir dan Iran.

Arab Saudi, sebagai negara penghasil kurma terbesar di dunia, menyuplai sebagian besar kurma yang masuk ke Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun