Mohon tunggu...
Rahamd Haryadi Rizki
Rahamd Haryadi Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh prodi Kesejahteraan Sosial, fakultas dakwah dan komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Nilai-nilai Adat Masyarakat Suku Aneuk Jame di Kluet Selatan

18 Desember 2022   02:37 Diperbarui: 18 Desember 2022   02:42 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Rahmad Haryadi Rizki
(Mahasiswa jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh )
 
Orang Aceh menyebutnya Aneuk Jamee, yang berarti orang asing atau pendatang. Bahasa yang digunakan bukan lagi Padang tapi Jameen. Mirip tetapi tidak persis sama, tetapi di kabupaten Kluet Selatan, Tapaktuan, Blangpidie dan Susoh hampir semua orang berbicara bahasa Jamee dan Aceh. Terkadang bahkan komunikasi dicampur dengan penggunaan bahasa Aceh.
 
Sebagai pribadi dalam masyarakat dan sebagai orang terpelajar dalam masyarakat, tradisi dan kebiasaan kepribadian yang berlaku dapat dilaksanakan dalam peraturan yang ditentukan dan disepakati secara khusus sesuai dengan adat istiadat yang berlaku. Munculnya tradisi atau adat istiadat dalam masyarakat disebabkan oleh persepsi atau pandangan masyarakat yang sama (seragam) baik dalam tingkah laku maupun dalam kehidupan sebagai masyarakat.
 
Terlihat bahwa masyarakat Aceh sangat peka terhadap ancaman pribadi seseorang atau mengubah cara menyelamatkan tradisi Aceh dengan melakukan reservasi yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. Hukum syari'at utuh dalam kesatuannya. Jika Adat identik dengan Syariah di Aceh, maka hukum Islam bersumber dari Alquran dan Sunnah. Adat Aceh merupakan bagian tersendiri dari hukum Islam di Aceh. Oleh karena itu, lembaga adat Aceh harus memperkuat struktur kehidupan sosial masyarakat muslim di Aceh.
 
Tidak banyak legenda yang ditemukan tentang asal usul Aneuk Jamee. Namun berdasarkan sumber lisan dan dokumen yang masih ada, dapat dikatakan bahwa suku Aneuk Jamee merupakan keturunan suku Minangkabau yang bermigrasi ke pantai barat Aceh sekitar abad ke-17. Suku Minangkabau dianggap "orang asing" yang kemudian berasimilasi dengan masyarakat Aceh setempat. Ketika terjadi Perang Padri, para pejuang Padri merasa tertindas dan ingin kalah dari jajahan Belanda. Pada masa ini masyarakat Minangkabau mulai tersebar di sepanjang pantai barat daya Aceh.
 
Mengenal Adat Masyarakat Suku Aneuk Jamee
Suku Aneuk Jamee merupakan keturunan dari pendatang Minangkabau yang merantau ke Aceh dan kemudian berakulturasi dengan suku Aceh.
 
Di wilayah ini, Hari Meugang dikenal dengan nama Pertempuran dan Prosesi Balamang. Balamang adalah kegiatan memasak orang Leman. Lamang disiapkan oleh semua wanita dalam keluarga secara bersama-sama. Umumnya kegiatan ini dilakukan oleh tiga generasi, yaitu. nenek, ibu dan anak-anak, yang menerima tugas mereka bertiga sesuai dengan usia dan keahlian mereka. Seorang nenek dianggap sebagai wanita yang sangat ahli dalam memasak lemang.
 
Oleh karena itu, nenek biasanya berperan sebagai orang yang mencampurkan semua bahan dan tata cara yang terkait. Selain itu, nenek paling tahu cara memasukkan nasi ke dalam bambu, sehingga kegiatan ini menjadi profesinya. Ada juga pantangan dalam membuat lemang yaitu pantangan untuk tidak menginjak bambu karena dapat menyebabkan ketan. mencuat atau mencuat saat dipanggang di bara panas sambil berdiri bersandar di besi tungku.
 
Nilai-nilai Masyarakat Di Aneuk Jamee
Sebagian besar masyarakat Aneuk Jamee menganut prinsip uksori kampung setempat, dimana pengantin baru terlebih dahulu tinggal bersama kerabat atau orang tua istri sebelum pindah ke tempat tinggal sendiri.
 
Selain Rumah Tanggo, masyarakat Aneuk Jamee juga mengenal istilah Niniek Mamak, tokoh adat Minangkabau yang berperan penting dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan sosial budaya.
 
Menurut sejarahnya, ada juga yang mengatakan bahwa suku Aneuk Jamee adalah suku Aceh yang tinggal di Sumatera Barat pada masa kejayaan Aceh. Seiring melemahnya Kesultanan Aceh, masyarakat Aceh kembali (berhijrah) ke tanah airnya di Aceh Selatan. Selain itu, para pendatang ini mewakili suku Aneuk Jamee di Aceh Selatan. Gaya budaya dan kearifan lokal Aneuk Jamee mempengaruhi sistem kekerabatan dan kekeluargaan masyarakat.
 
Banda Aceh, 17 Desember 2022
 
Penulis,
Rahmad Haryadi Rizki
 
kuliah pada jurusan Kesejahteraan Sosial (Kesos) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun