Bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), era digitalisasi membawa perubahan besar pada perkembangan usahanya. Kemampuan digitalisasi dalam menjangkau pasar lebih besar, memungkinkan produk menembus pasar global. Melalui daring "go digital"  para pelaku UMKM berkesempatan besar  meningkatkan laju usahanya dengan lebih baik. Â
Mungkin tak pernah terbayang di benak para pelaku UMKM, warga Baduy, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Proviinsi Banten, kalau produk-produk khas kampung adat mereka bisa dikenal banyak orang. Dimana para pembeli dan peminat produk Baduy, berinteraksi dan bertransaksi tanpa perlu berkunjung ke kampung mereka, Baduy.
Para pelaku UMKM di Baduy pun, menangguk berkah dari kenaikan penjualan produk-produk mereka. Produk makin dikenal luas, dengan kehadiran teknologi digitalisasi. Mereka menangguk berkah dari pemasaran daring melalui perangkat smartphone. Buah dari digitalisasiÂ
"Durian Digital" Â Merambah Baduy Â
"Durian Digital" saya istilahkan demikian, merujuk pada komoditi terkenal dari Baduy, yakni buah durian yang beken rasa manisnya. Dipadukan dengan digitalisasi yang merambah warga Baduy Kanekes, beberapa tahun belaknagan ini.
Sudah sejak lama, Baduy terkenal dengan komoditi alamnya seperti durian di samping gula aren dan madu. Belakangan ditambah lagi dengan produk kopi khas Baduy.
Komoditi alam itu menjadi salah satu rezeki bak durian runtuh yang dimiliki warga Baduy. Tentu saja berkah komoditi lain ada, seperti  produk kerajinan Baduy, Ada  kain tenun Baduy, tas Koja khas Baduy, gelang, kalung, baju pria "kampret", golok, ikat kepala dan lain-lain.
Kerajinan tenun Baduy adalah warisan leluhur ratusan tahun silam. Baru pada tahun  2010 kerajinan tenun Baduy semakin banyak dilakukan warga.
Awalnya dari bahan kapas dan daun pelah. Belum menggunakan benang seperti yang digunakan saat ini. Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!