Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hadiah Nobel Sastra Jerman Dituntut Dicabut Oleh Israel, Gunter Grass Tak Bergeming

16 April 2012   14:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:32 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_175071" align="aligncenter" width="467" caption="Gunter Grass - The Tin Drum (gdansk-life.com)"][/caption] Kemarahan para penulis dan politisi Israel atas puisi karya seniman Jerman Gunter Grass berujung kepada tuntutan agar Hadiah Nobel Sastra Tahun 1999 yang diraihnya agar dicabut. Perkara ini membara sejak Gunter Grass (84) merilis puisi pada tanggal 4 April 2012 yang baru lalu di harian Süddeutsche Zeitung, Jerman. Kemudian menyebar ke media-media besar Eropa dan Amerika, hingga Indonesia. Si kakek yang dikenal sebagai sastrawan terkemuka Jerman saat ini menulis sebuah puisi yang isinya melancarkan kritik pedas kepada Israel. Dengan puisi berjudul "Was gesagt werden muss" atau "What Must Be Said" atau "Apa Yang Harus Dikatakan", dia dengan terang-terangan membeberkan betapa bahayanya Israel. Dia berkata betapa Israel adalah ancaman bagi perdamaian dunia.  Dia berkata betapa jahatnya ancaman senjata nuklir Israel kepada Iran dengan potensi melenyapkan semua penduduk negeri Persia itu. Yang pada saat yang sama, dia menambahkan, Iran tidak punya senjata nuklir dan tidak pula mengamcam negara manapun. Puisi aslinya dalam bahasa Jerman ada di sini [Was Gesagt Warden Muss]. Dalam Bahasa Inggris ada 3 versi di sini , "What Must Be Said",termasuk dalam komentara pembaca.  Harian Haaretz Israel, pada hari yang sama,  menyambutnya dengan gelombang kemarahan Israel dan komunitas Yahudi dengan apa yang disebutnya sebagai Puisi Anti Israel. Kutukan bertaburan kepada diri Gunter Grass dari dalam Jerman dan Israel. Namun dia mengakui banyak e-mail yang mendukung sikapnya dengan apa yang disebutnya "Breaking The Silence", mendobrak kesunyian takut berbicara. [caption id="attachment_175078" align="aligncenter" width="468" caption="Dimona Nuclear Israel (israpundit.com/reuters)"]

1334583057734144903
1334583057734144903
[/caption] Sesungguhnya apa yang diresahkan oleh hati sanubari Gunter Grass melalui puisinya bukanlah hal baru. Sudah rahasia umum, namun nyaris tak terdengar dan sering diabaikan oleh dunia. Yaitu ketika ketika dia berkata melalui puisinya bahwa: 1) Jerman hendaknya jangan menjual kapal selam kepada Isreal yang akan digunakan untuk mengangkut senjata nuklir. Ini bukan rahasia. Sejak kalah Perang Dunia II Jerman agak rikuh menyatakan sikap sebenarnya kepada Israel sehingga sulit menolak permintaan negara kecil yang menduduki tanah Palestina itu. [caption id="attachment_175088" align="aligncenter" width="500" caption="Teheran City of Iran (flickriver.com)"]
1334587501725501072
1334587501725501072
[/caption] 2) Sudah bosan dengan kemunafikan sikap Dunia Barat kepada Iran. Ini juga bukan rahasia. Sementara Israel telah memiliki senjata nuklir sejak 1986 dan tidak bersedia diperiksa oleh Badan Atom Dunia (IAEA), pada saat yang sama Iran hanya memiliki nuklir untuk pembangkit listrik tapi dilarang-larang bahkan dituduh mengembangkan senjata nuklir. Iran menandatangi Penjanjian Non-Proliferasi Nuklir, sedangkan Isreal tidak mau. 3) Warga Jerman tidak perlu memperpanjang beban atas peristiwa masa lalu, sudah saatnya bicara apa adanya kepada siapapun, tanpa kecuali kepada Israel tanpa takut dengan tudingan "antisemit". Ini bukan rahasia. Bukan hanya di Jerman, di Amerika, Australia, dan sebagaian Eropa adalah haram untuk melancarkan kritik kepada Israel karena akan berujung dengan tudingan/stigma "antisemit" dengan resiko kematian karir, dipenjara, bahkan lebih dari itu. [caption id="attachment_175082" align="aligncenter" width="444" caption="PM Benjamin Netanyahu dengan Pastur John Hagee (veteranstoday.com)"]
1334585202973567203
1334585202973567203
[/caption] 4) Di hari tuanya dia harus mengatakan hal ini sebab bila tidak maka besok bisa jadi terlambat. Juga bukan rahasia. Amerika-Inggris-Israel secara agresif melancarkan propaganda perang kepada Iran, bila perlu dengan senjata Nuklir. Bahkan baru-baru ini telah berkunjung Pastur John Hagee ke Israel, yang mengatasnanakan 40juta umat kristiani Amerika. Sang Pastur mendukung serangan nuklir kepada Iran dengan keyakinan bahwa hal ini termaktub dalam ayat-ayat agama tentang kebangkitan, dan bahwa hanya Israel satu-satunya negara di dunia yang diciptakan oleh tangan Tuhan. Alasan kemarahan  Israel maupun komunitas Yahudi pada umumya adalah bahwa Puisi Gunter Grass hanya omong kosong, tidak bersahabat dengan Israel, mendukung Iran, lagi pula tahun 2006 dia mengakui pernah menjadi relawan SS Jerman pada usia 17 tahun. Namun para simpatisan Gunter Grass berbicara atas nama kebebasan menyatakan pendapat. Otoritas Nobel Prize di Swedia telah menolak tuntutan Israel untuk mencabut Hadiah Nobel dari Gunter Grass yang diraihnya pada tahun 2009. Bahkan novelis Salman Rushdi, pengarang novel "Ayat-Ayat Setan" tidak sependapat dengan aksi boikot kepada sastrawan Jerman itu. Dia bilang kata dilawan dengan kata; melalui tweet-nya. Bagi orang awam pada umumnya mungkin dapat mengerti bahwa sastrawan pengarang "The Tin Drum" itu hendak mengakhiri hidupnya dengan pesan moral, yaitu untuk mengakhiri petualangan perang tiada henti demi sumur minyak dengan kedok promosi demokrasi dan HAM. Untuk seorang kakek seusia 84 tahun tentu tidak punya hasrat lagi untuk cari sensasai yang justru akan mencelakakan diri sendiri, sementara dia adalah sosok terpandang dan dihormati. Entahlah! ::: Ragile, 16apr2012 *)Sumber: Nobelprize.org, Haaretz, Veterans Today, Aljazeera, Israel Hayom, dll. *)Post sebelumnya:- Reaksi Inggris: Presiden SBY Bijaksana, PM David Cameron Memalukan Film Pembunuhan Osama "Zero Dark Thirty" Radiasi Nuklir Fukushima Masih Tinggi, Pidato Kaisar Akihito Disensor Kisah Nyata Tania Head  Menipu Korban WTC 9/11 Selama 4 Tahun

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun