Mohon tunggu...
Rafli MuhammadRayhan
Rafli MuhammadRayhan Mohon Tunggu... Jurnalis - SMPN 2 Madiun

kelas 9f SMPN 2 madiun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalamanku di Acara Kemah

7 Oktober 2019   20:50 Diperbarui: 7 Oktober 2019   20:52 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya, rafli Muhammad rayhan ingin menceritakan pengalaman saya. Tentang pengalaman saya saat mengikuti kemah besar dalam rangka penyambutan dan penerimaan penggalang baru di sekolah saya.

Cerita dimulai ketika di pagi hari dimana semua teman-teman saya yang menjadi panitia kemah besar tersebut serta kakak Pembina menyiapkan barang di halaman sekolah untuk menunggu truk berangkat. Setelah selesai dan beristirahat kurang lebih selama satu jam, truk pun datang dan kami pun segera menaikkan barang-barang keperluan kemah ke atas truk. 

Truk kemudian berangkat dari sekolah, saya mulai membaca beberpa doa ketika truk tersebut melaju meninggalkan gerbang sekolah. Perjalanan dihiasi dengan pemandangan pepohonan, hutan, sawah, serta aktivitas keseharian warga desa, singkat cerita kami pun tiba di bumi perkemahan yang berada di Kandangan, Kare, Jawa timur. Saya mengucap Alhamdulillah dan mulai membantu teman saya untuk menurunkan semua peralatan kemah dari truk.

Kemudian kita semua melaksanakan sholat zuhur dan makan bersama-sama, setelah makan, kakak-kakak Pembina kami menyampaikan beberapa peraturan dan peringatan yang harus kami patuhi, diantaranya adalah; saya harus menjaga sikap, perkataan, jangan sembarangan berbuat, dan tidak boleh gegabah, karena kia berada di tempat tidak dikenal dan terletak di sekitaran hutan. Karena saya sedang asyik dengan teman saya mengobrol sehingga saya tidak menghiraukan perkataan kakak Pembina saya. Saya pun banyak berlaku tidak sopan, kurang menjaga ucapan, dan sembarangan bertindak.

Hingga pada suatu malam ketika para DPP sedang membina calon DPPnya. Malam itu bertepatan tengah malam, saya diminta untuk memilih salah seorang CDPP bersama dengan teman saya bernama Alvito. Saya dan Vito setuju untuk memilih ananda yang akan saya bina. Kakak-kakak Pembina memberi kebebasan untuk memilih tempat membina. 

Saya dan Vito berniat membawa ke tempat yang sepi dan gelap untuk melatih mental CDPP binaan kami. Kami memilih tempat di sebuah pinggir depan rumah kosong yang kelihatannya adalah bekas bangunan Belanda. 

Saya dan Vito mulai membina CDPP dengan memberinya beberapa pertanyaan terkait kepramukaan hingga sampai pada suatu pertanyaan adik kelas bimbingan kami menatap dengan tatapan kosong, saya pun penasaran dan melihat ke arah apa yang dia tatap, seketika itu saya melihat sesosok wanita yang sedang duduk di dahan pohon, dia berpakaian serba putih dan wajahnya tidak terlihat, agak lama saya mengamati kemudian dia melambai-lambai pada kami. Sontak saja saya memerintahkan Alvito dan Ananda, CDPP binaan kami untuk kembali ke tempat tadi kakak Pembina mengumpulkan kami.

Kemudian saya menanyai Ananda terkait apa yang baru saja saya alami. Dia menjawab tidak melihat apa-apa. Saya menceritakan hal yang sama pada Vito, Vito pun merinding. 

Dari kejadian itu, saya mengambil pelajaran bahwa ketika kita berada di tempat baru dan tidak kita kenal, kita harus senantiasa menjaga semua ucapan, sikap, maupun perbuatan. Disana saya juga belajar untuk agar selalu fokus dan tida terjebak halusinasii yang didasari ketakutan saya, saya juga belajar bahwa kita tidak boleh meremehkan nasihat orang siapapun orangnya.

Yah... itu kurang lebih cerita saya, semoga bermanfaat bagi kalian semua

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun