Rabu, 20 Juli 2022 – Kelompok KKN 443 UNEJ (Universitas Jember) diterjunkan untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai salah satu bentuk implementasi Tri Dharma perguruan tinggi yang berlokasi di Desa Kebonan, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang dengan anggota kelompok berjumlah 10 mahasiswa.
Prosesi penerjunan KKN diawali dengan pelepasan mahasiswa KKN oleh LP2M yang berlokasi di Lapangan Utama UNEJ. Selesai acara pelepasan tersebut, mahasiswa KKN melakukan penerjunan ke Desa hasil plotting masing-masing.
Mahasiswa KKN Kelompok 443 ditempatkan di Desa Kebonan, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang. Penyambutan dilakukan oleh Camat, Sekretaris Camat, dengan pendampingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang berlangsung di Kantor Kecamatan Klakah.
Pemberian wejangan dan gambaran kasar mengenai kondisi desa yang ada di Kecamatan Klakah disampaikan secara langsung oleh Camat dan Sekretaris Camat.
Survei desa telah dilakukan dua hari sebelum penerjunan KKN Tematik UMD (UNEJ Membangun Desa) Periode II Tahun Ajaran 2021/2022 yang bertujuan untuk menggali berbagai potensi yang nantinya dapat dikembangkan dari masing-masing dusun yang ada. Berdasarkan hasil survei, Desa Kebonan terdiri atas empat dusun yaitu Dusun Krajan I, Krajan II, Clarak dan Darungan.
Kunjungan pertama dilakukan Mahasiswa KKN Kelompok 443 ke Balai Desa Kebonan untuk sowan ke perangkat desa sekaligus bertanya terkait potensi yang ada di desa tersebut. Dari informasi yang diperoleh, Desa Kebonan dipilih sebagai desa yang mewakili Kecamatan Klakah dalam lomba “Pawon Urip” tingkat Kabupaten Lumajang.
Oleh karena itu salah satu keunggulan Desa Kebonan ini yaitu adanya Pawon Urip. Kurangnya pemanfaatan kotoran ternak di lingkungan masyarakat desa ini juga menjadi potensi yang dapat dikembangkan.
Guna menjadikan masyarakat Desa Kebonan menjadi desa mandiri, adanya kegiatan Pawon Urip ini bertujuan untuk mengajak masyarakat menanam sayur, buah dan bumbu dapur atau rempah-rempahan, sehingga masyarakat tidak perlu belanja kebutuhan dapur secara berlebihan.
Menuju ketangguhan kebutuhan dapur masyarakat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur digugah dengan program Pawon Urip.
Pawon Urip merupakan salah satu bentuk penerapan karangkitri (Penanaman berbagai jenis tanaman pangan untuk keperluan konsumsi keluarga) guna menjadikan masyarakat desa menjadi desa mandiri.
Adanya kegiatan Pawon Urip ini untuk mengajak masyarakat menanam sayur, buah dan bumbu dapur atau rempah-rempahan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi serta pemberantasan stunting dengan mengelola pekarangan sebagai sentra produksi pangan keluarga.
Kurangnya pemerataan kegiatan Pawon Urip ke setiap dusun yang ada merupakan salah satu kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan Pawon Urip di Desa Kebonan.
Hal inilah yang mendorong Kelompok KKN 443 UNEJ untuk memberdayakan masyarakat agar dapat membumikan pelaksanaan kegiatan Pawon Urip di setiap dusun yang ada di Desa Kebonan.
Sabtu, 23 Juli 2022 – Kelompok KKN 443 terlibat aktif dalam kegiatan pemberdayaan tanaman Pawon Urip Desa Kebonan yang terlokasi di tiga titik yaitu Balai Desa Kebonan dan dua rumah warga sekitar.
Tanaman yang menjadi komoditas dalam program Pawon Urip diantaranya sawi daging (pakcoi), brokoli, terung, cabai merah, kangkung, bawang prei, tomat, serta beberapa bumbu dapur lainnya.
Kelompok KKN 443 UNEJ selain mengembangkan Pawon Urip, juga mencanangkan program kerja terkait pemanfaatan kotoran ternak menjadi pupuk kering dan pupuk cair yang memiliki luaran untuk kesejahteraan Kelompok Tani (Poktan) Desa Kebonan.
Kelompok KKN 443 melakukan penyuluhan terlebih dahulu sebelum memulai proses pembuatan pupuk organik. Penyuluhan berisikan tentang pembagian buku panduan yang berisikan tata cara pembuatan pupuk dan keuntungan apa saja yang bisa didapatkan nantinya.
Pelatihan pembuatan pupuk organik dilakukan setelah pengumpulan alat bahan. Pembuatan pupuk organik ini nantinya dapat menyebar ke program Pawon Urip yang diharapkan mampu menjadi nutrisi tambahan bagi tanaman Pawon Urip sehingga warga tidak perlu membeli pupuk lagi.
Harapannya pembuatan pupuk bisa berkesinambungan dan bahkan produknya dapat diproduksi serta dijual secara massal oleh BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) Kebonan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!