Mohon tunggu...
Muhammad Athaillah Rafi A.
Muhammad Athaillah Rafi A. Mohon Tunggu... Pelajar SMA

SMA Labschool Cibubur

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Menghadapi ketergantungan pada teknologi AI

4 Oktober 2025   22:26 Diperbarui: 4 Oktober 2025   22:26 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital seperti sekarang, tanpa disadari kehidupan kita sudah sangat bergantung dengan banyak teknologi yang memudahkan pekerjaan sehari-hari. Apalagi beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi sedang pesat-pesatnya, salah satunya adalah Artificial Intelligence (AI). Teknologi artificial intelligence sedang mengalami kenaikan popularitas yang signifikan, terutama pada generasi Z dan millenial. Artificial intelligence sudah berkembang hingga memiliki banyak fitur canggih seperti AI chatbot, smart assistant, smart lens, smart compose, grammar check, dan masih banyak lagi. Fitur-fitur tersebut bisa sangat membantu kita dalam berbagai aspek, seperti pekerjaan rumah tangga, Pendidikan, transportasi/navigasi, Kesehatan, keuangan, dan lainnya.

Namun, selain banyak manfaat yang ditawarkan bisa menguntungkan kita, teknologi artificial intelligence juga dapat menimbulkan dampak negatif. Tidak semua orang bisa menggunakan dan memanfaatkan teknologi dengan bijak. Kurangnya literasi dan pemahaman akan perkembangan teknologi dapat menimbulkan sikap ketergantungan pada AI yang juga menumbuhkan rasa malas. Dulu, sebelum ada AI kita harus berusaha lebih atau berpikir keras untuk menyelesaikan suatu masalah ataupun pekerjaan. Sekarang setelah berkembangnya teknologi AI, kita tinggal mengetik promt pertanyaan di AI chatbot dan seketika keluarlah jawaban yang kita mau. Setelah merasakan kemudahan menggunakan AI, kita menjadi terbiasa jarang berpikir kritis yang menmbulkan rasa malas dan kita tidak lagi percaya pada kemampuan diri sendiri. Kondisi ini saat manusia sudah bergantung terlalu banyak pada mesin untuk berpikir, disebut ketergantungan kognitif.

Dampaknya, penggunaan AI terlalu banyak dapat mengurangi kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan rasa ingin tahu kita. Tidak hanya kemampuan berpikir, ketergantungan pada AI juga berdampak pada mental dan sosial. Kita bisa kehilang kepercayaan diri dan merasa AI akan selalu lebih pintar, interaksi sosial dengan orang lain berkurang karena lebih suka bicara pada AI, juga tidak peduli pada keaslian suatu hasil karya.

Seharusnya, teknologi artificial intelligence dimanfaatkan untuk membantu mempercepat efisiensi proses kerja dan juga menyelesaikan tugas-tugas repetitif secara otomatis mengurangi kelalaian manusia. Dengan otomasi AI, perusahaan-perusahaan juga bisa menghemat waktu dan biaya operasional. AI juga dapat dimanfaatkan untuk memproses data dalam jumlah besar, membantu manusia memahami pola dan tren lebih mendalam. Bahkan, AI dapat membuka jalan bagi pengembangan teknologi dan solusi inovatif yang belum pernah ada. Sehingga kita bisa lebih fokus pada tugas atau pekerjaan yang lebih strategis maupun pada kegiatan kreativitas, bukan malah digantikan pekerjaannya oleh AI.

Untuk mencegah sikap ketergantungan pada teknologi artificial intelligence, berikut Adalah beberapa cara untuk dapat memanfaatkan AI dengan bijak:

  • Terus Berinovasi dan Belajar
    AI dapat mengancam pekerjaan yang terkait dengan tugas-tugas rutin yang berpotensi untuk dilakukan secara otomatisasi, jadi kita perlu terus berinovasi dan mempelajari keterampilan baru yang relevan agar tetap dapat bersaing di tengah perkembangan AI yang pesat.
  • Kuasai dan Gunakan AI secara Bijak
    Kita tidak perlu sampai mempelajari sistem komputer atau bahasa pemrograman AI, cukup pahami cara kerjanya agar bisa memanfaatkannya dengan optimal. Gunakan AI sebagai alat bantu, bukan pengganti, sambil tetap berpikir kritis dan menjaga kreativitas dalam setiap keputusan.
  • Terapkan Etika dan Tanggung Jawab Digital
    Gunakan AI secara adil, tidak bias, serta sadar akan dampaknya bagi individu dan masyarakat. Selalu evaluasi hasil kerja AI dan pastikan penggunaannya tidak merugikan siapa pun.
  • Kolaborasi, Bukan Ketergantungan
    Jadikan AI sebagai teman untuk meningkatkan efisiensi, menghasilkan inovasi, dan menciptakan peluang, bukan sandaran utama di setiap pekerjaan. AI hanyalah alat bantu untuk memudahkan emncapai tujuan. Kita sebagai manusia memiliki keunggulan dalam akal, empati, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi yang belum bisa ditiru oleh AI.

Teknologi artificial intelligence memang membawa banyak manfaat dan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, tetapi penggunaannya tetap harus disertai dengan sikap bijak dan kesadaran penuh. Ketergantungan berlebihan pada AI dapat melemahkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, serta kepercayaan diri manusia. Oleh karena itu, kita perlu terus berinovasi, belajar, dan memahami cara kerja AI agar dapat memanfaatkannya secara optimal tanpa kehilangan jati diri sebagai manusia. Dengan begitu, kita dapat memastikan bahwa perkembangan AI akan membawa manfaat besar bagi kemajuan manusia, bukan justru menggantikan pekerjaan dan membuat manusia kehilangan kemampuannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun