Mohon tunggu...
Raffi Muhamad Faruq
Raffi Muhamad Faruq Mohon Tunggu... Mahasiswa, Peternak, Pengamat sepak bola, dan Pebisnis.

Seorang mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prodi Manajemen Pendidikan Islam. Menerima jasa konsultasi kuliah bagi mahasiswa. Memiliki peternakan Ayam Hias, Ayam Pelung dan Beberapa jenis burung (Perkutut, Derkuku dan Kicau). Menerima ajakan Bal-balan dan diskusi mengenai sepak bola. Menerima pesanan bibit pohon dan bonsai (by request). Menerima dan tidak akan menolak ajakan masuk Surga. Informasi lebih lanjut hubungi 0821-1939-4586 (WA), raffimfrq (Instagram). Raffi Muhamad Faruq (Facebook dan X/Twitter), raffimfrq@gmail.com, hobbypelunggarut@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Biar Gak Rugi! Inilah 7 Hal Penting yang Harus Diketahui Sebelum Beternak Ayam Petelur

15 Juli 2025   14:14 Diperbarui: 15 Juli 2025   14:14 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi Mengecek Harga Telur di Pasar. Sumber Foto: Disway.id

Oleh: Raffi Muhamad Faruq

Belakangan ini, media sosial ramai dengan konten soal ketahanan pangan rumah tangga. Ada yang tanam sayur di pot bekas, ternak lele di ember, sampai beternak ayam di pekarangan rumah. Banyak yang mulai sadar bahwa mencukupi kebutuhan dapur bisa dilakukan dari rumah sendiri. Dari tren itu, muncul ketertarikan untuk beternak ayam petelur---karena selain praktis, hasilnya juga bisa dikonsumsi langsung atau dijual. Tapi sebelum terjun, ada beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan agar tidak hanya ikut-ikutan tren, tapi juga benar-benar siap.

1. Pahami Dulu Jalur Penjualannya
Produksi telur itu nyaris setiap hari. Maka dari itu, kamu harus tahu telurnya akan dijual ke mana: ke tetangga, warung, atau pasar? Kalau pasarnya belum jelas, bisa-bisa telur menumpuk, basi, dan malah rugi sendiri. Survei kecil-kecilan di lingkungan sekitar bisa jadi awal yang baik.

2. Jangan Lupa Soal Kotorannya
Ayam bukan hanya menghasilkan telur, tapi juga kotoran setiap hari. Kalau kandangnya dekat rumah padat penduduk, baunya bisa mengganggu. Maka dari itu, penting merancang sistem pembersihan dan pengelolaan limbah sejak awal. Bisa juga dimanfaatkan sebagai pupuk, asal tahu cara mengolahnya.

3. Harus Senang Ternak, Bukan Sekadar Iseng
Ayam petelur butuh perhatian. Kadang mogok bertelur, stres, atau sakit. Kalau tidak sungguh-sungguh suka dengan dunia ternak, akan terasa berat. Beternak bukan sekadar kasih makan pagi-sore, tapi juga memastikan kandang bersih, suhu stabil, dan ayam sehat.

4. Pakan Bukan Urusan Murah
Biaya pakan bisa jadi tantangan utama. Harus pintar-pintar cari alternatif atau kombinasi supaya tetap hemat tanpa mengorbankan kesehatan ayam. Bisa dicampur dengan sisa makanan atau hijauan, tapi tetap harus sesuai takaran gizi.

5. Pilih Model Kandang yang Cocok
Ada ayam yang lebih cocok diumbar, ada yang dikandang sekat. Kandang sekat lebih mudah dikontrol, tapi butuh biaya awal. Diumbar memang terlihat alami, tapi rawan stres kalau terlalu liar atau terganggu cuaca. Pilih yang sesuai dengan kondisi tempat dan jumlah ayam.

6. Telur Perlu Dikelola Setiap Hari
Banyak yang kira panen telur itu mingguan. Padahal ayam bisa bertelur setiap hari. Artinya, kamu harus siap mengelola, menyimpan, dan menjual telur secara rutin. Telur tidak bisa disimpan terlalu lama, apalagi tanpa pendingin.

7. Mulai Belajar dari Skala Kecil Agar MInim Kerugian
Sebaiknya coba dulu pelihara 3--5 ekor ayam untuk kebutuhan rumah. Sambil belajar ritme produksi, pakan, dan perilaku ayamnya. Kalau sudah paham, nyaman, dan yakin, baru bisa dikembangkan jadi skala bisnis.

Sebagai alternatif, kalau belum yakin dengan peternakan ayam, usaha hidroponik juga sangat layak dicoba. Minim bau, tidak banyak limbah, dan cepat panen. Cocok untuk rumah dengan lahan sempit, dan pasarnya mulai luas, terutama untuk sayuran sehat seperti selada dan pakcoi. Atau jika tetap tertarik pada ayam, bisa pertimbangkan telur omega 3. Pasarnya lebih spesifik dan bernilai lebih tinggi, meski butuh modal dan pemeliharaan ekstra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun