Mohon tunggu...
Rafa Mufida
Rafa Mufida Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan

Pengikat ilmu dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Senjakala Toko Buku

20 November 2019   08:41 Diperbarui: 20 November 2019   08:45 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kemarin anak minta ke toko buku cari buku cerita yang tulisannya gede gede. Maklum, baru semangat 45 belajar mengeja walaupun banyak salahnya daripada benarnya. Berangkatlah kita bertiga ditemani anak sulung yang sudah 1 SMP dan kebetulan hobi membaca sejak kecil. Hobi bagus yang mulai tergerus massifnya penetrasi game GTA, PUBG, Instastory , youtube melalui gawai. 

Hari itu hari minggu yang bayangan saya akan banyak anak anak dan orangtua yang ke toko buku. Toko buku yang saya kunjungi bukanlah toko boko besar seperti Gramedia..tapi toko buku lokal yang puluhan tahun lalu  tujuan favorit saya dan teman mencari buku bagus dan murah. Sampailah kita dihalam an toko. Parkiran terlihat lengang dan sepi. Masuk kedalam toko memang sangat sepi, hanya ada dua pengunjung saja. Seperti biasa jika ke toko buku, berpencarlah kita mencari buku favorit masing.

Sekilas saya amati penataan toko yang sedikit berubah..toko terlihat lebih lega dari biasanya. Sepertinya ada penataan ulang penempatan buku. Tepatnya pengurangan jumlah buku yang didisplay. Rak rak terlihat lesu menanti pembeli, bahkan ada buku sejarah yang bagus tapi tertumpuk dan penuh debu. Saya coba ikuti sikecil yang keliling cari buku yang diminati. Tipikal anak yang satu ini kalau beli buku harus yang dia pilih. Kalau saya nekat membelikan buku tanpa persetujuan dia, alamat buku dijadikan bahan origami. 

Setali tiga uang, nasib rak buku anak agak sedikit beruntung karena dilapisi plastik. Tapi koleksinya stok lama yang belum terjual. Bahkan dipelataran toko terhampar ratusan buku anak yang dijual 5000an. miris..Pegawai yang menunggu sibuk lihat youtube dengan volume yang lumayan keras. Beberapa temannya asik ngobrol di sudut sudut toko.

Toko ini menunggu ajalnya..

Tidak mengherankan memang, kemajuan teknologi merubah segalanya. Tidak hanya toko buku. Sektor lainpun mulai tergusur oleh perubahan zaman.

Semoga saya salah menilai..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun