Mohon tunggu...
Rafael Yosi
Rafael Yosi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang sedang mencoba berpikir kritis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Berlangganan Banjir dalam Bingkai Manajemen Bencana

27 Januari 2020   10:09 Diperbarui: 27 Januari 2020   10:19 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berbicara tentang Banjir acapkali diidentikkan dengan masalah rumit yang justru ada karena tindakan apatis manusia terhadap lingkungannya. Dilihat dari penyebabnya, Banjir juga dapat disebabkan oleh curah hujan yang berlebih sehingga menyebabkan air yang berasal dari sungai meluap hingga daratan. 

Banjir yang terjadi beragam jenisnya mulai dari yang skalanya rendah karena tidak menimbulkan korban jiwa ataupun kerugian, hingga yang skalanya tinggi akibat menimbulkan korban jiwa ataupun kerugian material lainnya. Seperti contoh, Banjir DKI Jakarta yang terjadi pada awal tahun 2020, dimana seakan menjadi the most issued dalam pemberitaan baik dalam surat kabar ataupun pemberitaan di televisi. 

Banjir 2020 terjadi karena curah hujan yang tinggi pada tahun ini dibanding dengan beberapa tahun sebelumnya, yakni 377 mm berbanding 100 mm dan 277 mm. Dengan area terdampak banjir hanya 156km yang dibilang lebih kecil dari yang lalu. Banjir ini menjadi perbincangan karena telah menelan korban jiwa dan sudah memasuki zona bahaya. Menariknya, meskipun seakan telah menjadi permasalahan yang tak kunjung usai hingga sampai dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka panjang, permasalahan mengenai banjir ini belum menemukan titik terang terutamanya mengenai solusi dari penanggulangan banjir.

Berkaca dari permasalahan banjir di DKI Jakarta yang tak kunjung mendapatkan titik terang, dapat dipahami bahwa Banjir adalah masalah bersama, baik melibatkan pihak pemerintah, masyarakat, dan badan yang ikut memiliki andil terjadinya bencana banjir ini. Dalam melakukan penanggulangan banjir, diperlukan sebuah proses pengkomunikasian yang benar-benar mendalam oleh semua stakeholder yang terlibat. Adanya pengkomunikasian bisa terjadi saat melakukan manajemen bencana misalnya saat memberikan informasi terkait bagaimana mitigasi ketika datangnya suatu bencana, ataupun solusi yang harus dilakukan guna memperkecil kemungkinan terjadinya banjir. 

Dari masyarakat pun harus memahami bahwa penting untuk mematuhi penataan lahan untuk menjaga daerah resapan air dan ruang terbuka hijau tetap ada, tidak membuang sampah sembarangan, ataupun membuat hunian di pinggiran sungai termasuk juga mensukseskan program atau kebijakan pemerintah terkait pencegahan ataupun penanggulangan banjir.

Saat Manajemen bencana banjir khususnya pada mitigasi yang diterapkan untuk mencegah dampak dari bencana banjir. Bila dilihat dari aspek partisipasi guna menyukseskan program mitigasi, diperlukan juga adanya peran masyarakat yangmana sekaligus dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan masyarakat.  Berdasarkan data BNPB menyebutkan bencana alam yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2019, terhitung sejumlah 757 kasus Banjir terjadi.

Dalam masalah ini, keberhasilan kebijakan terkait penanggulangan  banjir akan dapat terjadi ketika kebijakan  yang  telah disahkan oleh pemerintah dapat terkomunikasikan dengan baik kepada pihak-pihak  yang  bertanggung jawab dengan pelaksanaan kebijakan, dan pemerintah dibawahnya. Keberhasilan komunikasi dari kebijakan publik dapat dilihat dari kesadaran  (awareness)  dari berbagai pemangku kepentingan tak terkecuali masyarakat untuk bersama-sama mensukseskan kebijakan pemerintah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun